●●●
Dengan segala cara, ayah Rea langsung menutupi semua kasus anak tunggal kesayangannya rapat-rapat dengan mengakhiri kasus Yerin sebagai kasus bunuh diri. Namun di sisi lain, DP Dalgon dan DP Dami yang sangat peduli dengan mendiang Yerin berusaha sekeras mungkin untuk menggali dan memecahkan kasus itu lagi.
DP Dalgon dan DP Dami sangat yakin jika Yerin tidak mungkin mengakhiri hidupnya sendiri. Tapi anehnya, alibi dan bukti yang ditemukan sangat kuat. Dengan jelas, tertinggal sebuah surat wasiat dari Yerin jika dia benar-benar mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri melompat dari loteng sekolah.
Tetapi, DP Dalgon dan DP Dami sama sekali tidak mempercayai adanya surat itu. Mereka berdua sangat menduga jika Yerin sebenarnya dibunuh oleh seseorang dan sengaja didorong dari loteng sekolah sampai Yerin merenggut nyawa. Di sisi lain, bukti surat itu bisa jadi dibuat dari hasil rekayasa yang dibuat-buat untuk menutupi kasus pembunuhan yang sebenarnya.
"Aku harus membuka dan menggali kembali kasus Yerin, aku yakin Yerin tidak mungkin melakukan hal itu," ucap DP Dami.
Di sisi lain, DP Dalgon hanya mengangguk.
...
Di sisi lain Rea, Jiera dan Cea tengah berpesta merayakan kematian Yerin.
"Bagaimana jika kita pergi liburan atau berbelanja?!" tawar Rea.
"Ide bagus, baiklah sekarang kita rayakan kematian psikopat gila itu!" seru Jiera sembari tertawa ria.
"MARI KITA BERPESTA!" seru Cea sembari membuka sebotol minuman soda dan langsung bersuling dengan Rea dan Jiera.
Beberapa saat kemudian Rea, Jiera dan Cea langsung pergi berbelanja. Mereka langsung memborong dan menghambur-hamburkan uang mereka untuk membeli semua barang yang mereka inginkan.
...
1 bulan kemudian, Lili berencana pergi mengunjungi Yerin dan bibinya di Kota Daegu.
"Sudah berapa tahun aku tidak bertemu dengan teman karibku, oh iya! akan aku bawakan hadiah menarik untuk Yerin dan Bibi Jil," ucap Lili.
Sampainya di tempat tujuan, terlihat rumah Yerin sudah tidak terurus lagi. Semua pintu dan jendela terkunci dan tertutup rapat.
"Apa yang terjadi? apa Yerin dan Bibi Jil pindah rumah?" batin Lili sembari menelepon Yerin.
Sayangnya nomor Yerin sudah tidak aktif.
"Nomornya tidak aktif, benar dugaanku, mereka pasti sudah pindah, padahal aku ingin sekali bertemu mereka," ucap Lili akhirnya pergi.
Di sebuah taman, Lili tidak sengaja menabrak Sara yang tengah membawa sebuah buket bunga.
"Ma... maaf, aku tidak sengaja," ucap Lili sembari membantu Sara mengambil sebuket bunga yang terjatuh tadi.
Lili dan Sara akhirnya beristirahat di sebuah kursi panjang tepat di pinggir taman kota.
"Perkenalkan namaku Lili," ucap Lili sembari mengulurkan jabat tangannya.
"Aku Sara," ucap Sara sembari membalas jabat tangan Lili.
"Maaf soal tadi, aku tidak sengaja menabrakmu, seharusnya aku berhati-hati lagi," ucap Lili merasa tidak enak.
"Tidak apa, aku juga tidak melihat sekitar," ucap Sara.
"Kalau boleh tahu, 2 buket bunga itu untuk siapa?" tanya Lili.
"Oh ini, aku akan mengunjungi temanku dan bibinya, aku sudah lama tidak mengunjunginya," ucap Sara sembari tersenyum dengan matanya yang terlihat mulai berkaca-kaca.
"Oh, aku juga baru saja ke tempat tinggal teman lamaku, tapi sayang mereka sudah pindah, nomor ponselnya juga sudah tidak aktif," ucap Lili dengan ekspresi wajahnya yang sedikit cemberut.
"Mungkin sebentar lagi temanmu akan menghubungi dan mengabarimu," ucap Sara.
"Mungkin, bagaimana dengan temanmu? kau sudah bertemu dengannya?" tanya Lili.
"Aaa itu... aku dan temanku sudah pasti tidak akan pernah bertemu lagi," jawab Sara sembari menahan sesak di dadanya.
"Ma... maaf? maksudmu?" sahut Lili kebingungan.
"Hari ini adalah hari peringatan kematian 1 bulan temanku meninggal, dia jatuh dari loteng gedung sekolah berlantai 5, aku masih tidak percaya jika dia akan pergi untuk selamanya seperti ini," ucap Sara.
Sontak, Lili langsung terkejut setelah mendengar apa yang baru saja Sara katakan.
"Ma... maafkan aku, a... aku tidak tahu jik..." ucap Lili terpotong.
"Tidak apa," ucap Sara.
Suasana akhirnya menjadi sedikit canggung, Lili merasa bersalah dengan apa yang baru saja ia tanyakan pada Sara tanpa tahu akan merusak perasaannya. Tiba-tiba ponsel Lili berbunyi, Lili mendapat telepon dari nomor tidak dikenal.
"Maaf, a... aku angkat telepon dulu," ucap Lili.
"Baiklah," ucap Sara.
"Halo? APA?! kenapa kau tiba-tiba mengganti nomor teleponmu HAH?! baiklah, iya, aku akan lanjut meneleponmu lagi nanti, sampai nanti," ucap Lili dengan orang yang meneleponnya itu.
"Maaf, aku pergi dulu, sampai bertemu lagi," ucap Sara.
"Baiklah, sekali lagi maafkan aku soal tadi, aku tidak ta..." ucap Lili terpotong.
"Iya tidak apa-apa, baiklah sampai jumpa," ucap Sara sembari pergi meninggalkan Lili.
...
Di sisi lain, setelah meletakkan sebuket bunga di pusara Bibi Jil, Bara langsung beranjak meletakkan sebuket bunga di pusara Yerin. Bara langsung bersimpuh di samping pusaranya. Bara merasa dirinya sangat bodoh dan sangat egois pada Yerin.
"Yerin maafkan aku... a... AKU SANGAT BODOH! ma... MAAFKAN AKU! AKU SANGAT MENYESAL! seharusnya aku membelamu dan selalu ada di pihakmu! AKU MENYESAL YERIN!" ucap Bara tersengal-sengal karena terlarut dalam isak tangisnya.
Beberapa saat kemudian, datang Sara menghampiri pusara Yerin. Sara langsung meletakkan sebuket bunga itu di pusara Yerin setelah meletakkannya di pusara Bibi Jil.
"Yerin, KENAPA?! kenapa kau pergi secepat ini hah? kau bahkan berjanji ingin melihatku menjadi seorang jaksa terkenal tapi sekarang... kau memilih pergi untuk selamanya," ucap Sara sembari menangis histeris di samping pusara Yerin.
Beberapa saat kemudian, datang DP Dalgon dan DP Dami. Mereka langsung meletakkan sebuket bunga itu di atas pusara Yerin dan Bibi Jil.
"Yerin, aku sudah menganggapmu sebagai adikku, aku sudah berjanji untuk membebaskanmu dari kasus bodoh itu, tapi apa yang sekarang terjadi? kau memilih pergi meninggalkan dunia ini, bukankah kau ingin melihat manusia bedebah itu dipenjara?! Yerin... maafkan aku, aku berjanji akan menyelidiki semua kasus ini sampai menemukan pelaku sebenarnya, aku akan lakukan itu, aku tidak terima jika mereka masih berkeliaran tanpa menyadari apa yang telah mereka lakukan, KAKAK BERJANJI PADAMU YERIN! aku tidak peduli entah itu ancaman atau apapun itu!" seru DP Dami dengam matanya yang terlihat langsung berkaca-kaca.
Di sisi lain, DP Dalgon hanya bisa terdiam mematung menatap pusara Yerin penuh dengan rasa penyesalan sembari menahan air matanya yang akan tumpah.
...
1 bulan kemudian, seorang perempuan misterius datang berkunjung ke pusara Yerin dan Bibi Jil berulang kali. Alih-alih dia selalu memakai setelan serba hitam dan bertopi. Tanpa alasan, perempuan misterius itu selalu tertawa terkekeh-kekeh ketika ia tengah berdiri tepat di pusara Yerin sembari melemparkan setangkai bunga mawar merah ke pusara Yerin.
Setelahnya, perempuan misterius itu langsung beranjak ke pusara Jil Rin, pusara milik Bibi Jil yang bersanding di samping pusara Yerin. Perempuan misterius itu langsung terdiam mematung dan terus memandangi pusara Bibi Jil. Ia pun langsung meletakkan sebuket bunga duka cita berwarna putih tepat di pusara Bibi Jil.
"Maafkan aku," ucap perempuan misterius itu.
●●●
~triwahnii~
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Make It Happen (Tahap Revisi)
Mistério / SuspenseDi saat semua orang mengatakan hidup ini indah, Yerin justru mengatakan hidup ini adalah NERAKA. Bagaimana tidak, hari-hari yang ia lewati sangatlah mengerikan. Hingga suatu saat, sebuah insiden mengerikan tiba-tiba menimpa Yerin, kepalanya mendadak...