I Will Make It Happen.2

1.5K 57 0
                                    

●●●

Tahun ajaran baru telah dimulai, Yerin memulai hari-harinya dengan penuh semangat. Senyuman lebar terpancar di bibir saat ia bercermin menatap dirinya dengan setelan seragam sekolahnya.

"Ayah, Ibu... aku sudah sampai di titik ini, aku berharap aku bisa menggapai semua keinginan dan harapan kalian," batin Yerin.

"Yerin, sarapan dulu!" seru Bibi Jil.

"Iya!" jawab Yerin sembari berlari menggendong tasnya menuju ke meja makan.

...

Di dalam bus, Yerin memasang headset di telinganya dan mulai mendengarkan musik untuk menghilangkan rasa bosan. Yerin menyenderkan kepalanya di jendela bus sembari memandangi jalanan kota yang sangat ramai.

Beberapa menit kemudian, Yerin akhirnya sampai di depan gerbang sekolahnya. Yerin segera masuk dan mencari ruang kelasnya. Sampainya di kelas, Yerin langsung memilih tempat duduk. Suasana di ruang kelas itu masih sangat sepi, namun beberapa menit kemudian perlahan teman sekelasnya mulai berdatangan.

Saat Yerin mencoba menulis sesuatu di bukunya, tiba-tiba seseorang mencopot headset yang sedari tadi Yerin pakai. Karena terkejut, Yerin langsung menoleh ke arah orang itu.

"Kim Jiera," batin Yerin setelah melihat nama pengenal di baju seragam perempuan itu.

Tanpa alasan, dia langsung menyuruh Yerin untuk pindah dari tempat duduknya. Karena Yerin tidak ingin memperpanjang masalah dengannya, akhirnya Yerin pindah ke tempat duduk lain yang ada di depannya.

...

Bel istirahat berbunyi, semua anak-anak meninggalkan ruang kelas kecuali Yerin, Jiera dan Cea. Yerin menyibukkan dirinya dengan membaca buku novel yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi.

Tiba-tiba datang Jiera menggebrak meja Yerin. Di sisi lain, Yerin hanya diam tidak memperdulikan Jiera.

"Lihat anak kampung ini! apa dia tuli?!" seru Jiera sembari melepas paksa headset yang sedari tadi Yerin pakai.

Sontak, Yerin langsung menatap tajam ke arah Jiera dan Cea.

"Hahah... lihat! kau bahkan berani menatapku seperti itu!" seru Jiera sembari menyeringai.

Di sisi lain, Yerin hanya diam.

"Sialan! kau belum tahu siapa kami?!" seru Cea.

"Lantas?" ucap Yerin.

"Hahah sialan... rupanya dia belum tahu," ucap Jiera.

Dengan spontan, Cea langsung menjambak rambut Yerin.

"A... aaaaa!" teriak Yerin kesakitan.

"Rasakan ini!" seru Cea.

"Hentikan Cea... maaf jika kau terganggu, temanku ini sedang bercanda dan jangan anggap serius," ucap Jiera sembari menata kembali rambut Yerin yang berantakan.

"Kejutan! kau pasti berpikir aku serius kan? kita ini kam teman, maaf karena mengagetkanmu," ucap Cea.

Yerin hanya terdiam kebingungan melihat tingkah mereka berdua.

"Oh iya, perkenalkan namaku Kim Jiera, panggil saja Jiera dan temanku ini panggil saja Cea, semoga kita bisa menjadi teman baik," ucap Jiera.

"Maaf karena mengagetkanmu tadi," ucap Cea.

Yerin hanya terdiam.

"Aku dengar kau di juluki si jenius, pasti kau sangat pintar dalam segala hal kan? aku iri padamu," ucap Jiera.

"A... itu, itu hanya juluk..." ucap Yerin terpotong.

"Oh, kami tidak ingin mengganggu waktumu membaca novel je... ah tidak-tidak! maksudku novel itu, kami berdua pergi dulu," ucap Cea.

Yerin terdiam kebingungan, sementara Jiera dan Cea pergi meninggalkan Yerin sendiri.

"Dasar manusia bodoh, segampang itukah dia percaya? kampungan!" batin Jiera.

"Hahah... aku?! jadi teman baik anak sialan itu?! jangan mimpi jalang menjijikkan!" batin Cea.

●●●

~triwahnii~

I Will Make It Happen (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang