I Will Make It Happen.35

335 14 0
                                    

●●●

Suatu hari, Jiera tengah mempersiapkan diri untuk menghadiri sebuah rapat besar bersama dengan para koleganya. Jiera akan menanam saham besar dan menjalin hubungan pada perusahaan lain.

Sampainya di tempat yang akan diadakannya rapat besar itu, Jiera turun dari mobilnya. Satu langkah kemudian, sebelum Jiera masuk ke pintu utama gedung itu, tiba-tiba Jiera mendapat telepon dari seseorang yang tak ia kenal.

"Kalian duluan, aku akan menyusul, tolong juga bawakan semua berkas-berkas ini," ucap Jiera pada asistennya.

Jiera akhirnya mengangkat telepon itu sembari bergegas berjalan ke tempat parkiran.

"Halo? siapa ini? halo?!" ucap Jiera.

Sekian detik kemudian, penelepon itu yang tak lain adalah Yerin akhirnya angkat bicara namun dengan suara yang di samarkan.

"Apa kau ingin terlihat menonjol di rapatmu? kau tahu? setelan baju merahmu itu terlihat sangat mencolok dan tidak pantas untukmu," ucap Yerin di telepon.

"A... APA?! siapa kau?! apa kau seorang penguntit HAH?!" seru Jiera panik dan langsung melihat ke sekelilingnya.

"HAHAHA! kenapa kau terlihat sangat panik? jujur saja, dari dulu aku tidak pernah melihatmu sepanik itu," ucap Yerin.

"SIALAN! apa kau tidak tahu siapa aku HAH?! aku bisa melaporkanmu ke polisi! KELUAR KAU DARI TEMPAT PERSEMBUNYIANMU!" pekik Jiera.

"Polisi? kau ingin melaporkanku ke polisi?! silakan saja," ucap Yerin.

"SIALAN! APA MAUMU HAH?!" pekik Jiera.

"Aku ingin membunuhmu," sahut Yerin.

"A... APA?! APA KAU GILA HAH?! ka... HIA! SIALAN! DASAR BEDEBAH GILA!" seru Jiera emosi karena panggilannya mendadak terputus.

...

Di sepanjang rapat, Jiera tidak fokus karena merasa sangat cemas dengan ancaman penelepon misterius tadi. Sampainya acara rapat itu selesai, tiba-tiba si penelepon misterius tadi mengirim pesan pada Jiera. Sontak, Jiera langsung membuka pesan itu.

"Apa kau masih ingat nama orang yang tertulis di pusara ini?" isi pesan foto yang dikirimkan Yerin.

"Bukankah ini makam Yerin?! lalu siapa orang ini HAH?!" seru Jiera tercengang kaget.

Tiba-tiba, ponselnya Jiera langsung berdering. Dengan segera, Jiera langsung mengangkat panggilan telepon itu.

"SIAPA KAU HAH?!" seru Jiera.

"Apa kau takut? aku kira kau pemberani, lihat... setelan hitam asistenmu lebih cocok daripada setelan baju yang kau pakai," ucap Yerin di telepon.

"SIALAN!" gumam Jiera sembari melihat ke sekelilingnya, tanpa di sengaja Jiera sekilas melihat ada seseorang di atas gedung yang tengah melambaikan tangan padanya.

"Jalang sampah!" ucap Yerin sembari mematikan panggilan teleponnya.

"SIALAN! TUNGGU PEMBALASANKU!" seru Jiera sembari menyuruh anak buahnya untuk mengejar dan menangkapnya.

Sampainya di rumah, Jiera langsung menceritakan semua kejadian yang baru saja dialaminya kepada Rea dan Cea.

"Bagaimana jika dia benar-benar berniat membunuhku?! apa kalian tega melihat temanmu ini MATI HAH?!" seru Jiera.

"Jiera, kau harus tenang dulu, tidak mungkin dia melakukan itu, lagi pula anak buahmu sedang mencarinya kan?" ucap Cea di telepon.

"Apa perlu aku ikut turun tangan?! anak buahku bisa membantumu?!" ucap Rea di telepon.

I Will Make It Happen (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang