●●●
Sampainya Yerin dan Bibi Jil di rumahnya, mereka masih tidak sadarkan diri. Dua laki-laki misterius itu langsung mengguyur mereka dengan sebotol air. Sontak, Yerin dan Bibi Jil perlahan langsung tersadar dari pingsannya. Dalam posisi tubuhnya yang terikat, Yerin dan Bibi Jil langsung memberontak mencoba melepaskan diri dari ikatan tali itu. Tiba-tiba, salah satu laki-laki misterius itu langsung menyeret Bibi Jil menjauh dari tempat Yerin berada. Bibi Jil pun tak tinggal diam, ia mencoba memberontak agar lepas darinya.
"BIBI! TIDAK! BIBI! LEPASKAN AKU DAN BIBIKU! SIALAN! APA KALIAN GILA HAH?! SIAPA KALIAN HAH?!" pekik Yerin.
Karena Yerin terus berteriak dan memberontak untuk melepaskan diri, laki-laki misterius itu yang tak lain adalah anak buah Rea langsung memukul kepala Yerin. Sontak, luka di kepala Yerin yang baru saja pulih dari insiden yang sebelumnya pernah menimpanya, langsung cedera kembali dan membuat Yerin langsung tak sadarkan diri. Di sisi lain, Bibi Jil langsung berteriak dan memberontak setelah melihat aksi laki-laki misterius itu pada Yerin.
"YERIN! BANGUN YERIN! BANGUN! LEPASKAN AKU SIALAN!" seru Bibi Jil.
"JALANG SIALAN!" pekik anak buah Rea sembari menikam perut Bibi Jil dengan pisaunya sebanyak tiga kali.
Seketika darah langsung menyembur keluar membasahi lantai.
"A! A! AAA!" rintih Bibi Jil tersengal-sengal.
Tanpa rasa kasihan anak buah Rea yang baru saja menikam perut Bibi Jil langsung mencabut kembali pisau itu. Dengan segera, pisau itu langsung ia letakkan di tangan Yerin sembari melumuri baju dan wajah Yerin dengan darah bibinya. Setelah aksi mereka selesai, mereka langsung meninggalkan tempat.
"Ye... Yerin... ba... bangun... ba... bangun... Ye... Yerin ma... maafkan bi... bibi, ma... ma... maaf... Ye... Yerin," " rintih Bibi Jil tersengal-sengal dengan tangannya yang terus memegangi perutnya yang tengah terluka.
Sementara itu, Yerin sama sekali tidak berkutik dan tidak sadarkan diri. Beberapa menit kemudian, Bara akhirnya sampai di halaman rumah Yerin.
"Kenapa pintunya terbuka?" ucap Bara sedikit kebingungan.
Sampainya di depan pintu, Bara langsung tercengang dan terkejut setengah mati setelah melihat Bibi Jil tengah terkapar di lantai penuh dengan darah.
"Bi... bibi," ucap Yerin dengan nada yang sangat terbata-bata sembari berjalan menghampiri bibinya yang sudah terkapar di ruang tamu penuh dengan darah.
Di sisi lain, Bara langsung terperanjat kaget setelah melihat Yerin tengah memegang sebilah pisau penuh dengan darah yang masih menetes di lantai. Akhirnya, Bara langsung bersimpuh jatuh tidak percaya dengan apa yang tengah ia lihat sekarang. Di sisi lain, Yerin pun mengetahui keberadaan Bara.
Di saat yang bersamaan, Yerin langsung tersadar jika ada sesuatu di tangannya. Dengan penuh gemetar, Yerin perlahan mengangkat tangan kanannya. Raut wajah Yerin langsung berubah drastis, tatapan mata penuh rasa penyesalan menghiasi rasa kacau yang tengah Yerin rasakan. Dengan segera, Yerin langsung melempar pisau itu jauh-jauh darinya.
"Tidak mungkin, a... aku pasti salah melihatnya kan?!" gumam Bara masih tercengang kaget setelah melihat pisau yang baru saja Yerin lempar.
"TIDAK! TIDAK MUNGKIN! BIBI! BANGUN BI! BANGUN!" seru Yerin sembari menangis histeris.
...
Di dalam ambulans, Yerin terus menangis tanpa henti melihat bibinya yang terbaring penuh dengan darah yang terus menyembur keluar dari perutnya.
"BIBI HARUS KUAT! BIBI HARUS SADAR! BIBI DENGAR UCAPANKU BARUSAN KAN?!" seru Yerin sembari menangis histeris.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Make It Happen (Tahap Revisi)
Misteri / ThrillerDi saat semua orang mengatakan hidup ini indah, Yerin justru mengatakan hidup ini adalah NERAKA. Bagaimana tidak, hari-hari yang ia lewati sangatlah mengerikan. Hingga suatu saat, sebuah insiden mengerikan tiba-tiba menimpa Yerin, kepalanya mendadak...