I Will Make It Happen.31

368 15 0
                                    

●●●

Keesokan hari kemudian, Cea pergi ke bioskop untuk berkencan. Sampainya di bioskop, Cea langsung duduk di tengah bersama dengan pacarnya. Pandangan Cea langsung teralihkan pada seorang perempuan berponi yang tengah duduk di pojok kanan paling depan bioskop itu. Karena merasa terganggu, Cea langsung memanggil karyawan bioskop itu untuk mengusirnya.

"Bukankah aku sudah menyewa bioskop ini hanya untuk dua orang? kenapa ada orang lain di sini?" ucap lirih Cea pada karyawan bioskop itu.

"Maaf atas ketidaknyamannya, nona yang duduk di depan itu lebih awal memesan dan menyewa ruang bioskop ini dan maaf, nona itu juga membayar lebih dari harga," jelas karyawan bioskop itu.

Setelah mendengar penjelasan dari karyawan bioskop itu, Cea terpaksa harus menerima kehadirannya. Cea langsung menyeringai sembari menatap tajam ke arah Yerin yang tidak ia kenali. Beberapa saat kemudian, film yang ditunggu-tunggu akhirnya tayang. Di setiap adegan film yang menyeramkan Cea salalu berteriak sembari memeluk Deon, yang pasti sudah menjadi pacarnya. Tidak sengaja Cea melirik ke arah Yerin yang sama sekali tidak ia kenali.

"Ada apa dengannya? sialan! kenapa dia tersenyum dan tertawa melihat film psikopat itu?!" batin Cea.

"Ada apa?" tanya Deon yang akhirnya ikut menoleh ke arah Cea tengah memandang.

"Siapa perempuan itu? kau mengenalnya?" bisik Deon pada Cea.

"Aku juga tidak mengenalnya, tapi entah kenapa aku merasa sangat risih dengannya," bisik Cea.

"Apa perlu aku usi..." bisik Deon terpotong.

"Tidak perlu, biarkan saja," sahut Cea.

Di saat psikopat di film itu berhasil membunuh mangsanya, tiba-tiba Yerin langsung berseru kagum.

"BRAVOOO!" seru Yerin.

Sontak, Cea dan Deon terkejut melihat aksinya barusan.

"Maaf," ucap Yerin dengan sorot matanya yang terlihat sangat kosong sembari tersenyum lebar menatap Cea dan Deon berada.

Di sisi lain, Deon dan Cea hanya terdiam mematung penuh kebingungan.

"SAMPAH!" gumam Yerin kembali duduk.

Beberapa saat kemudian, adegan penyiksaan di film itu diperlihatkan lagi. Cea merinding histeris dan merasa sangat ketakutan. Saat seorang psikopat itu meletakkan setrika panas ke tubuh korban, secara bersamaan Cea sedikit terkejut dan langsung teringat kembali dengan masa lalu yang pernah ia lakukan pada Yerin.

"Kau tidak apa kan?" tanya Deon.

"Tidak, hanya saja aku langsung teringat pada seseorang," jawab Cea.

"Yerin?" tanya Deon.

"Ya," jawab Cea.

Di sisi lain, Yerin yang mendengar pembicaraan mereka berdua langsung berhenti mengunyah permen karetnya. Yerin langsung tersenyum menyeringai sembari menatap tajam ke layar bioskop itu. Adegan film itu langsung mengingatkannya pada masa lalu kelam yang pernah ia rasakan dulu.

Tanpa sadar, Yerin langsung menggaruk bekas luka bakarnya yang belum sempat sembuh setelah berdarah kemarin. Yerin menoleh ke arah Cea dan Deon. Cea yang tidak sengaja bertatapan langsung dengannya, tanpa sebab Cea langsung merasa merinding. Yerin langsung tersenyum menyeringai menatap tajam ke arah Cea.

"Kenapa dia menyeringai padaku HAH?!" batin Cea kebingungan.

Yerin akhirnya beranjak pergi meninggalkan bioskop. Dengan segera, Cea langsung mengejarnya. Namun sial, Cea kehilangan jejaknya. Deon pun langsung menyusul Cea.

"Ada apa? kenapa tiba-tiba keluar?" tanya Deon.

"Tidak, tidak ada apa-apa, aku hanya penasaran dengan perempuan tadi, apa kau tidak merasa jika ada yang aneh dengan perempuan tadi?" tanya Cea balik.

Deon pun langsung tersadar jika ada keanehan pada perempuan tadi.

...

Di sisi lain, Yerin pergi meninggalkan bioskop itu dan langsung pergi ke taman dekat danau yang biasa ia datangi. Sampainya di tempat tujuannya, Yerin langsung duduk di bangku panjang itu. Perlahan, Yerin meneguk minuman kaleng yang baru saja ia beli di swalayan. Sembari memandangi danau yang luas bersamaan dengan matahari yang akan terbenam, Yerin tersenyum lebar sembari mengingat kembali memori pahit masa lalunya. Tiba-tiba, datang seorang laki-laki yang tak lain adalah Bara.

"Bukankah kita pernah bertemu? benar kan?!" tanya Bara sembari duduk di bangku panjang itu.

Sementara itu, Yerin hanya terdiam membisu sama sekali tidak merespon pertanyaannya. Yerin hanya sibuk membenarkan posisi topinya yang terlihat miring.

"Maaf jika aku mengganggumu, tapi aku sedikit heran jika aku datang ke sini pasti aku selalu bertemu de..." ucap Bara terpotong karena Yerin yang tidak ia kenali langsung mencoba untuk beranjak pergi meninggalkannya.

"Bu... bukan begitu maksudku, kau duduk saja di sini, aku yang akan pergi, jika aku mengganggumu, aku minta maaf," ucap Bara sembari beranjak menjauhinya.

Seketika, Yerin langsung menghentikan langkah kakinya. Sementara di sisi lain, Bara yang akan pergi tiba-tiba berhenti melangkah dan langsung menoleh kembali ke belakang.

"Ya benar, kau duduk saja, ngomong-omong lihat itu! matahari akan terbenam, terlihat sangat indah kan?" ucap Bara sembari tersenyum hangat.

"Tidak ada yang indah di dunia ini," ucap Yerin kembali beranjak pergi meninggalkan tempat itu.

"Bu... bukan itu yang aku maksud... maaf jika aku menyinggungmu! tapi betul aku tidak bermaksud mengganggumu! TUNGGU! ADA YANG INGIN AKU TANYAKAN PADAMU!" seru Bara sembari mengejarnya.

Yerin akhirnya menghentikan langkahnya kembali tanpa menoleh ke belakang.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya? aku tidak tahu pasti entah kenapa aku merasa pernah bertemu denganmu beberapa tahun yang lalu atau kapan pun itu dan... kenapa kemarin kau merobek-robek kartu namaku?" tanya Bara sembari berusaha keras mengajaknya berbincang tanpa menyinggung perasaannya lagi.

Setelah mendengar ucapan Bara, Yerin langsung menyeringai dan terkekeh kecil.

"Aku sama sekali tidak mengenalmu, dan soal kartu namamu itu maaf, aku tidak membutuhkannya," tegas Yerin langsung pergi meninggalkan Bara.

Setelah lamanya Yerin melangkah, sampainya Yerin di suatu penyeberangan. Suasana terlihat sangat ramai, ada banyak orang berada tepat di sekeliling Yerin. Yerin yang tidak tahan berada di keramaian hanya bisa melampiaskan suasana hatinya pada bekas luka bakar yang ada di lengannya. Yerin langsung menggaruk lengannya sampai berdarah lagi.

Saat lampu rambu penyeberangan menyala, Yerin bergegas menyebrangi jalan itu. Namun secara tiba-tiba, isi kepala Yerin mendadak menjadi terasa sangat kacau. Hingga sampainya Yerin di tengah jalan, tiba-tiba rasa sakit di kepalanya mendadak kambuh lagi.

Akhirnya Yerin langsung terjatuh tepat di tengah jalan. Seketika kepala Yerin terasa semakin sakit dan penglihatannya mendadak langsung kabur. Waktu lampu rambu penyeberangan pun sudah hampir habis, dengan otomatis semua kendaraan akan segera melaju. Tidak ada satu pun orang yang menolong Yerin. Mereka hanya berteriak memanggil-manggil Yerin agar segera menyeberang dan segera menepi.

Di sisi lain, Yerin sama sekali tidak menggubris sekelilingnya. Yerin terus merintih menahan rasa sakit di kepala yang terus menggerogoti otaknya. Setelah rambu penyeberangan bergulir, tiba-tiba dari arah samping kanan Yerin melaju truk kontrainer besar.

Tiiiiiiiin!!!

●●●

~triwahnii~

I Will Make It Happen (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang