I Will Make It Happen.15

408 15 0
                                    

●●●

Hari hari telah berlalu. Yerin mengira hidupnya akan bebas, ternyata apa yang kini ia jalani terasa seperti neraka. Setiap harinya, Yerin harus menuruti semua keinginan Rea, Jiera dan Cea agar ia tidak dikeluarkan dari sekolah itu. Saat pembelajaran tengah berlangsung, guru yang mengajar di kelas Yerin tiba-tiba memberikan sebuah pertanyaan sulit.

"Baiklah, bapak akan berikan kalian satu pertanyaan sulit, jadi kalian harus jawab pertanyaan itu di depan sini, jika dari kalian bisa menjawab dengan benar, maka bapak akan bebaskan seisi kelas ini dari tanggungan nilai dan bapak akan tambahkan 10 poin nilai kalian, baiklah sekarang silakan maju," ucap guru itu.

Sontak, seisi kelas terkejut dan merasa sangat gelisah. Namun tidak dengan Yerin, walaupun Yerin menanggung beban yang begitu berat, tetap saja ia bisa bersikap tenang. Dengan sigap, Yerin langsung maju ke depan dan menjawab satu pertanyaan sulit itu dengan benar tanpa sedikitpun kesalahan.

Guru itu pun langsung tercengang kaget melihat kejeniusan Yerin. Suasana kelas akhirnya menjadi sangat canggung, entah apa yang harus dilakukan oleh teman kelasnya pada Yerin karena ia telah membantu mereka menyelesaikan masalah nilai itu.

"Ada apa dengan kalian semua? dimana apresiasi kalian pada Yerin? kalian seharusnya bersyukur memiliki teman sejenius Yerin, kalian tahu? hanya kelas ini yang hanya bisa menjawab pertanyaan sulit yang bapak berikan tadi," ucap guru itu.

Dengan segala kecanggungan, akhirnya teman sekelas Yerin langsung bertepuk tangan untuk mengapresiasikan sekaligus berterima kasih karena telah menolong nilai tanggungan seisi kelasnya itu.

Bel istirahat kemudian berbunyi, saat itulah datang Rea, Jiera dan Cea menghampiri Yerin.

"HALO JALANG!" seru Jiera dengan lantang sembari menggebrak meja Yerin.

"HALO JALANG!" ucap Cea sembari memukul kepala Yerin.

"Apa kalian sudah gila HAH!" bisik Rea pada Jiera dan Cea.

Semua teman kelas Yerin langsung terkejut setelah melihat sikap mereka bertiga pada Yerin. Akhirnya, teman sekelas Yerin memberanikan diri untuk melawan dan membela Yerin dari rundungan Rea, Jiera dan Cea.

"OH! ternyata semua ini ulah busuk kalian lagi HAH?!"

"WAH! aku tidak menyangka, kita semua dibodohi mereka!"

"Ternyata semua ini rencana kalian?! sialan! kalian ternyata mengadu domba kita dengan Yerin agar kita membenci Yerin?! begitu?! HAH!"

"SETAN KALIAN!" ucap semua teman sekelas Yerin.

"IYA BENAR! kami bertiga memang sengaja melakukannya pada Yerin, tentang kejadian kemarin pun semua adalah rencanaku PUAS?! tapi apa kalian tidak sadar? kalian sekarang berespon terlalu berlebihan bahkan sampai berbicara kasar padaku, OH IYA! apa kalian lupa siapa aku?! apa kalian juga lupa dengan perjanjian itu?" ucap Rea sembari menyeringai.

Sontak, teman sekelas Yerin langsung terdiam.

"Maafkan aku, tolong lepaskan mereka semua," ucap Yerin sembari meraih tangan Rea, Jiera dan Cea.

"SIALAN!" seru Cea langsung menepis tangan Yerin.

"Ada apa dengan tatapan kalian? apa kalian lupa dengan perjanjian Rea? jika kalian menentang perjanjian itu, maka dengan senang hati kalian juga bersedia untuk menggantikan Yerin, percuma kalian membantu si bodoh ini, akhirnya kalian juga yang terkena imbasnya kan? HAHAHAHA!" seru Jiera.

Semua teman sekelas Yerin hanya bisa terdiam mematung. Karena mereka takut dengan perjanjian berisi ancaman dari Rea yang sudah berkuasa di sekolah itu. Semua teman sekolahnya juga baru menyadari tentang apa yang dulu pernah ia tanda tangani setelah Pak Baek datang dan resmi menjadi kepala sekolah.

Sebuah lembar kertas yang menjanjikan kelulusan semua murid dan jaminan kuliah bebas yang langsung mereka tanda tangani dan langsung disetujui tanpa melihat sisi lain dari hasil keputusan yang mereka buat. Sekarang mereka baru menyadari, di balik selembar kertas yang mereka tanda tangani itu, ternyata ada seorang korban untuk menanggung semua beban konsekuensi keputusan yang mereka sepakati.

Korban yang dimaksud tak lain adalah Yerin, dimana Yerin sudah lama menanggung semua beban teman sekolahnya tanpa mereka sadari sedikit pun. Di sisi lain ayah Rea sangat berkuasa di kota itu, semua tindak kejahatannya mampu ditutupi oleh pihak kepolisian bahkan pihak hukum sekaligus.

Dari situlah siapa saja yang tidak mematuhi semua peraturan yang tercantum di selembar surat itu dan siapa saja yang berani mencampuri urusan Rea dan rekannya tidak segan untuk diincar dan akan menjadi korban selanjutnya.

"Jadi bagaimana? apa kalian dengan senang hati ingin menggantikan posisi Yerin?!" ucap Cea sembari terkekeh kejam.

Seisi kelas hanya terdiam. Kemudian Rea, Jiera dan Cea bergegas pergi meninggalkan kelas itu. Saat mereka bertiga pergi, semua teman sekelasnya langsung menghampiri Yerin untuk meminta maaf karena telah membencinya. Akhirnya semua kembali seperti semula, tidak ada kebencian lagi antara Yerin dan teman sekolahnya. Hanya saja mereka tidak berani untuk memberontak.

"Aku sudah memaafkan kalian, aku juga tidak begitu mempersalahkannya, hanya saja aku minta pada kalian, jika mereka bertiga sedang berurusan denganku, kalian jangan ikut campur," ucap Yerin.

"Ta... tapi Yerin," ucap salah satu teman sekelasnya.

"Turuti saja permintaanku ini," ucap Yerin.

Semua teman sekelasnya langsung memeluk Yerin sembari berulang kali meminta maaf padanya karena berbuat kesalahan besar pada Yerin.

●●●

~triwahnii~

I Will Make It Happen (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang