I Will Make It Happen.27

361 13 0
                                    

●●●

5 tahun kemudian Rea mendapatkan kehidupan penuh dengan kebahagiaan karena ia berhasil menjadi pengusaha terkenal berkat kepopuleran ayahnya. Jiera sudah menjadi bos besar di perusahaannya sendiri. Di sisi lain, Cea sudah menjadi selebritas terkenal.

Bara akhirnya menjadi seorang DP junior tepatnya rekan DP Dalgon dan DP Dami. Sementara itu, DP Dalgon naik pangkat menjadi pimpinan detektif. Sara, dia berhasil menjadi seorang jaksa junior di kantor kejaksaan Kota Daegu. Sedangkan Lili, ia sudah menjadi seorang dokter psikiater magang di salah satu rumah sakit besar di Kota Han yang jauh dari Kota Daegu.

Di Kota Han itulah, Lili tinggal di sebuah apartemen yang berhasil ia beli. Di akhir pekan, Lili membuat janji temu dengan teman karibnya. Lili langsung menghampiri temannya yang tinggal bersebelahan dengan apartemen miliknya.

"YERIN! AYO KITA BERANGKAT!" seru Lili sembari menekan bel apartemen milik Yerin.

***

Yerin selamat dari insiden 5 tahun yang lalu setelah jatuh dari loteng sekolah. Yerin juga sempat dilarikan ke rumah sakit. Di suatu keadaan, dokter terlanjur mengatakan jika Yerin sudah meninggal dunia kepada semua orang. Namun di sisi lain, takdir ternyata berkata lain. Yerin berhasil selamat melewati masa kritisnya. Saat itulah, Yerin membiarkan kesempatan itu terjadi.

Di ambang kematiannya, Yerin sempat mengatakan sesuatu kepada dokter untuk merahasiakan keadaannya. Di situasi yang sulit itu, dokter akhirnya merahasiakan tentang keadaan Yerin yang sebenarnya. Dengan segera, pihak rumah sakit juga turut mengatur dan menuruti semua permintaan Yerin. Karena permintaan dari Yerin, pihak rumah sakit langsung memindahkan Yerin ke rumah sakit lain tepatnya di Kota Han yang jauh dari Kota Daegu.

Di rumah sakit Kota Han, Yerin dengan segera langsung ditangani oleh seorang dokter. Seminggu kemudian, setelah Yerin melewati operasi besar dan perawatan intensif di rumah sakit tepatnya di Kota Han, akhirnya Yerin perlahan siuman. Di suatu waktu, seorang dokter menghampiri Yerin yang masih terbaring lemas di ranjang rumah sakit.

"Semua ini adalah keajaiban, tidak ada pasien yang bertahan selainmu setelah mengalami insiden mengerikan itu, syukurlah... sekarang kau harus fokus memulihkan kondisimu," ucap Dokter Fren.

Yerin perlahan mengangguk. Ketika Dokter Fren akan meninggalkan Yerin, ia tidak sengaja melihat sebuah liontin kalung yang melingkar di leher Yerin.

"Kenapa kau memakai liontin itu? dimana pemiliknya?" tanya Dokter Fren sedikit terkejut.

"Kalung ini adalah pemberian mendiang bibiku yang ia dapatkan daru mendiang orang tu..." ucap Yerin terpotong.

"A... APA?! men... MENDIANG?!" ucap Dokter Fren terkejut setengah mati.

Seketika, Yerin langsung terdiam dan langsung kebingungan.

"Jadi selama ini Seojung su... sudah meninggal?! jadi kau ini putrinya?! a... apa yang terjadi?! aku ini teman ayahmu, aku berutang budi padanya, jika kau tidak keberatan kau bisa ceritakan semuanya padaku," ucap Dokter Fren.

Seketika Yerin langsung terdiam.

"Orang tuaku dibunuh," ucap Yerin.

Dokter Fren langsung terkejut setelah mendengar jawaban Yerin. Akhirnya, Dokter Fren membebaskan biaya administrasi perawatan rumah sakit Yerin untuk membalas budi mendiang ayah Yerin yang dulu pernah menolongnya. Sampai di suatu waktu, Dokter Fren akhirnya memberikan sebuah alamat apartemen yang dulu pernah dihuni dan diwasiatkan oleh Seojung, mendiang ayah Yerin agar Yerin tinggal di apartemen itu. Saat itulah Yerin bertemu dengan Lili, dan akhirnya mereka tinggal di komplek apartemen yang sama.

***

Akhirnya Yerin dan Lili bergegas pergi menuju ke suatu tempat. Ternyata, mereka berdua pergi ke rumah masa kecil Yerin tepatnya di Kota Jima. Sampainya mereka di Kota Jima, Yerin memandang seisi rumah masa kecilnya yang penuh dengan kenangan. Dengan segera, Yerin langsung mengemasi barang-barangnya.

Saat Yerin mengemasi barang-barangnya, tidak sengaja Yerin menjatuhkan sesuatu. Saat Yerin mencoba mengambil benda itu, tiba-tiba Yerin langsung mendengar suara nyaring panjang dari telinganya. Seketika, Yerin langsung jatuh dan tidak sadarkan diri.

"YERIN!" teriak Lili yang samar-samar terdengar di telinga Yerin.

...

"Akhirnya kau sadar juga, apa kepalamu masih sakit? kau harus minum ini dulu," ucap Lili.

"Di... dimana aku ini?" tanya Yerin sembari memegangi kepalanya yang masih terasa sakit.

"Kau ada di rumah masa kecilmu," jawab Lili.

Selang beberapa jam kemudian akhirnya Yerin dan Lili bergegas untuk pulang. Di dalam taksi, Yerin menyenderkan kepalanya di jendela mobil sembari menghela napas panjang.

"Jika waktu saja bisa berubah, sifat manusia akan lebih mudah untuk berubah," batin Yerin.

...

Sampainya di apartemen, Yerin segera menata barang-barang yang ia bawa dari rumah masa kecilnya. Yerin tersenyum lebar sembari mengingat kembali memori masa kecilnya dulu. 

"Oh iya, bagaimana keadaan bibimu? aku sudah lama tidak bertemu dengannya," ucap Lili.

Mendadak Yerin langsung terdiam mematung dan tubuhnya langsung gemetar. Bersamaan dengan itu, Yerin yang tengah mengupas apel tiba-tiba langsung teriris pisau. Dengan segera darahnya langsung menetes ke lantai. Tanpa sadar, Yerin langsung menjatuhkan pisau itu jauh darinya.

"YERIN! kau terluka!" teriak Lili setelah mengetahui jemari tangan Yerin yang terluka.

Dengan segera, Lili langsung mengobati luka Yerin.

"Kau harus hati-hati, bagaimana ceritanya kau bisa terluka hah? sebenarnya ada apa denganmu?" ucap Lili dengan mimik wajahnya yang terlihat sangat cemas.

Perlahan, rasa gemetar yang baru saja Yerin rasakan akhirnya mereda. Yerin langsung menghela napas panjang, dan membuangnya perlahan. Di malam hari kemudian karena Lili merasa cemas dengan keadaan Yerin sore tadi, akhirnya Lili memutuskan untuk menginap di apartemen Yerin.

"YERIN! kau harus lihat manusia gila itu! aku tidak habis pikir kenapa takdir selalu berpihak padanya, SIALAN! dia hidup bahagia tanpa memikirkan kesalahan yang pernah dia lakukan dulu," gerutu Lili kesal.

Di sisi lain, Yerin hanya diam menyeringai.

"Aku berharap mereka dibunuh secara brutal!" pekik Lili geram.

"Aku akan membunuhnya," ucap Yerin sembari menyeringai menatap tajam wajah mereka bertiga di televisi.

"Apa?!" sahut Lili kaget.

Seringaian Yerin perlahan mulai memudar. Kini hanya tatapan kosong yang terpampang di wajah Yerin.

...

Keesokan hari kemudian, Yerin berencana meninggalkan Kota Han untuk merencanakan sesuatu di Kota Daegu.

●●●

~triwahnii~

I Will Make It Happen (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang