I Will Make It Happen.20

393 14 0
                                    

●●●

1 minggu kemudian, Yerin seperti biasa berangkat ke sekolah. Balutan perban yang masih melekat di kedua lengan dan kaki kanannya tidak dihiraukan oleh Yerin. Yerin tetap berusaha untuk berangkat ke sekolah walaupun dalam kondisi itu.

"DORRR!" seru Sara.

Yerin hanya terdiam dan sama sekali tidak terkejut.

"Kenapa kau tidak kaget?" tanya Sara.

"Aku mendengar langkah kakimu," jawab Yerin.

"Benarkah?! oh iya bagaimana kondisimu sekarang? apa kau sudah mendingan? seharusnya kau pulihkan saja rasa sakitmu itu sampai benar-benar sembuh," ucap Sara.

"Ya, berkat kau kondisiku sudah membaik," jawab Yerin.

"Syukurlah jika begitu," ucap Sara.

"Terima kasih karena kau sudah menolongku," ucap Yerin.

"Iya sama-sama," ucap Sara.

Saat mereka berdua berjalan menuju ke kelasnya, tiba-tiba datang Deon dan Zen menghampiri Yerin dan Sara. Sementara itu, Yerin dan Sara tidak menggubris kedatangan mereka, karena seisi sekolah pun tahu tentang watak mereka berdua.

"Sial! sudah berapa kali kami berdua tidak diperdulikan," gumam Deon.

"Apa perlu kita bermain kasar hah?" sahut Zen.

Di sisi lain, Yerin dan Sara memilih tidak menggubris mereka dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Jika itu yang kau inginkan, maka akan aku mulai bermain, kau sudah siap?" ucap Deon pada Zen.

Zen langsung menyeringai.

Beberapa jam kemudian, bel istirahat berbunyi. Sara mengajak Yerin pergi ke kantin. Sampainya di kantin, tiba-tiba datang Rea, Jiera dan Cea menghampiri Yerin dan Sara. Melihat mereka bertiga, Yerin akhirnya mencoba mengajak Sara untuk pergi meninggalkan kantin itu.

"KALIAN! BERHENTI!" seru Jiera.

"Namamu Sara kan? apa kau dengan senang hati ingin bermain dengan kami? baiklah jika itu maumu, lihat! beban kita akan menambah," ucap Rea.

Sontak, Sara langsung membalikkan badannya kembali menghampiri Rea.

"Maaf, kau bilang aku beban? apa aku dan Yerin pernah merepotkanmu?" tanya Sara.

Sontak, Yerin langsung menghampiri dan mencoba menghentikan aksi Sara.

"HAHAHAHA! Sara... Sara... Sara, ngomong-omong bagaimana kabar adikmu di rumah sakit?" tanya Rea.

Sontak, Sara langsung terdiam di tempat.

"LIHAT! kenapa kau tiba-tiba diam?! apa ucapan Rea barusan benar jika adik laki-laki yang kau sayangi sedang sekarat di rumah sakit?" ucap Jiera.

Di sisi lain, Cea hanya terkekeh-kekeh. Sementara itu, Sara langsung mendorong Jiera sampai terjatuh.

"HIAAA!" teriak Jiera.

"JAGA MULUTMU! MULUTMU LEBIH SAMPAH DARIPADA SAMPAH!" pekik Sara tak terima.

"SIALAN! ternyata kau berani dengan kita bertiga HAH?!" seru Cea sembari mendorong bahu Sara.

"HAHAH! untuk apa aku takut dengan manusia bermulut sampah seperti kalian HAH?!" tegas Sara.

"JALANG SIALAN INI!" seru Rea.

Sontak, Rea langsung mendorong Sara sampai terjatuh.

"HAHAH! MANUSIA SAMPAH?! kau tahu siapa manusia sampah itu?! KAU JALANG!" seru Rea sembari menampar Sara.

"HENTIKAN SEMUA INI! sebenarnya apa yang kalian mau HAH?!" seru Yerin.

"Apa mau kami? aku mau kau MATI!" seru Rea sembari beranjak menjambak rambut Yerin dan langsung membentuskan kepala Yerin ke meja.

Seketika, semua mata tertuju pada aksi Rea. Namun apa daya mereka semua, mereka sama sekali tidak berani mencampuri urusannya. Mereka pun sadar jika mereka sudah terikat perjanjian dengan Rea. Di sisi lain, pandangan Yerin perlahan mulai kabur, dan tanpa waktu yang lama akhirnya Yerin tidak sadarkan diri.

"APA KALIAN SUDAH GILA HAH!" seru Sara yang terdengar samar-samar di telinga Yerin.

...

Di UKS sekolah, Yerin akhirnya sadarkan diri.

"Akhirnya kau sadar juga," ucap Sara.

"Aku dimana?" tanya Yerin.

"Kau ada di UKS sekolah, apa kau sudah mendingan?" tanya Sara.

"Ya, terima kasih karena kau sudah menolongku lagi," ucap Yerin.

"Iya sama-sama, kau istirahat saja dulu," ucap Sara sembari membantu Yerin.

"Tidak, aku harus kembali ke kelas," ucap Yerin langsung beranjak dari ranjang, di sisi lain Sara langsung membantu Yerin untuk berdiri. 

Beberapa jam kemudian, bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Yerin dan Sara akhirnya pulang bersama.

"Sara, kau jangan mencampuri urusanku lagi, aku tidak mau mereka menyakiti dan mencelakaimu," ucap Yerin.

"Tidak mungkin mereka mel..." ucap Sara terpotong.

"Terima kasih sudah menolongku, aku duluan," ucap Yerin sembari pergi meninggalkan Sara.

"Ta... tapi YERIN!" seru Sara.

...

Di malam hari, Yerin pergi ke swalayan untuk membeli beberapa makanan. Setelah selesai, Yerin akhirnya pulang. Di perjalanan, suasana di sekitar terlihat sangat sepi. Tetapi Yerin tidak memperdulikan sekitar.

"Sampai kapan ini berakhir?" gumam Yerin sembari menenteng sekantong plastik berisi makanan.

Tiba-tiba Yerin merasa ada seseorang mengikutinya dari belakang. Sontak, Yerin langsung menoleh ke belakang. Setelah Yerin menoleh ke belakang, Yerin tidak melihat apapun yang mencurigakan. Karena tidak ada apa-apa, akhirnya Yerin melanjutkan perjalanannya kembali. Baru tiga langkah Yerin berjalan, Yerin langsung dikejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba membungkam mulutnya dengan kain bius dari belakang.

Sontak, Yerin berusaha sekuat tenaga untuk berteriak, tapi apalah daya kepalanya sudah terlanjur terasa pusing. Akhirnya Yerin hilang kesadaran. Sekantong makanan yang Yerin beli akhirnya jatuh tergeletak di jalan. Yerin akhirnya langsung diseret dan dibawa oleh orang misterius itu masuk ke dalam mobil.

Di sisi lain, Bibi Jil tiba-tiba merasa sangat cemas memikirkan Yerin yang masih belum pulang-pulang juga. Bibi Jil berulang kali menelepon Yerin, tetapi tidak terjawab. Akhirnya Bibi Jil menjemput Yerin ke tempat ia membeli makanan itu.

Sampainya di suatu jalan, Bibi Jil akhirnya melihat ada sekantong plastik berisi makanan dan pastinya itu adalah milik Yerin yang sudah tergeletak di jalan. Seketik, perasaan Bibi Jil semakin cemas. Dengan segera, Bibi Jil langsung melapor ke pihak kepolisian.

...

"Tolong selamatkan keponakanku itu!" seru Bibi Jil.

"Baik bu, setelah proses pelacakan nomor telepon selesai, kami akan segera mungkin mencari dan menjemputnya," ucap polisi.

"Yerin kau dimana?! kenapa kau tidak menjawab telepon bibi HAH?!" batin Bibi Jil dengan rasa kegelisahannya sembari mondar-mandir kesana dan kemari.

●●●

~triwahnii~

I Will Make It Happen (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang