I Will Make It Happen.17

324 13 1
                                    

●●●

1 tahun kemudian, mereka semua akhirnya naik ke kelas 12. Di sisi lain, Bara sudah resmi menjadi ketua OSIS di sekolah itu.

...

Di sisi lain, Yerin diseret paksa oleh Jiera dan Cea untuk menghampiri Rea di loteng sekolah. Sampainya di loteng sekolah, Jiera dan Cea mendorong Yerin sampai jatuh dan tersungkur ke lantai.

"Jika sampai Bara jatuh hati padamu, aku tidak akan membiarkannya terjadi, aku tidak sudi melihat kau dicintai oleh laki-laki yang aku cintai! kau lebih pantas dipandang menjijikkan di depan Bara PAHAM!" seru Rea sembari duduk di atas meja.

"Aku hampir lupa, kau butuh uang untuk membayar biaya administrasi sekolah kan? bagaimana jika aku menawarkan pekerjaan padamu, apa kau bersedia untuk menerimanya? jika kau menerimanya, aku pikir kau cocok dengan pekerjaan itu, apalagi sekarang kau butuh uang kan?" ucap Rea.

Sontak, Yerin terdiam kebingungan setelah mendengar ucapan Rea barusan.

"JAWAB BODOH! apa kau tidak butuh uang HAH?!" seru Jiera sembari menjambak rambut Yerin.

"APA KAU BISU HAH!" seru Cea sembari memukul kepala Yerin.

"Ba... baiklah, aku akan mengambil pekerjaan itu, PUAS!" seru Yerin.

"ANJING PINTAR! baiklah, nanti malam anak buahku akan menjemputmu, mereka akan mengantarkanmu ke tempat kerjamu itu dan perlu kau ingat, jangan sekali-kali mengatakannya pada siapa pun, PAHAM!" jelas Rea.

...

Bel istirahat akhirnya berbunyi, semua anak langsung berlarian ke kantin. Sampainya di kantin, tiba-tiba datang Bara menghampiri Yerin yang tengah duduk sendirian di kursi kantin itu.

"Sebenarnya ada apa denganmu? ceritakan saja semuanya padaku Yerin," ucap Bara.

"Tidak ada apa-apa," ucap Yerin.

"Baiklah, jika ada masalah ceritakan saja semuanya padaku, aku merasa cemas jika kau terkena masalah tanpa memberitahukannya padaku, kau tahu aku sangat me..." ucap Bara terpotong.

"Ya baiklah," ucap Yerin.

"Ngomong-omong apa kau ada waktu malam nanti? jika ada, a... apa kau mau pergi bersamaku nanti malam?" tanya Bara.

"Maaf aku ada urusan," jawab Yerin singkat.

"Benarkah? ba... baiklah, ji... jika ada waktu luang, kau bisa mengabariku, aku tidak sabar un..." ucap Bara terpotong lagi.

"Baiklah," ucap Yerin sembari pergi meninggalkan Bara.

Bara tersenyum lebar sembari menatap Yerin. Sementara itu, Yerin merasa risih dengan pikirannya sendiri karena ia selalu mengingat semua ancaman tegas dari Rea yang selalu menghantui kepalanya.

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi, Yerin langsung bergegas meninggalkan sekolah. Saat Yerin menunggu bus, datang Bara dengan motornya.

"YERIN CEPAT NAIK! aku akan mengantarkanmu pulang!" ajak Bara.

"Terima kasih, tapi maaf aku akan pulang naik bus," jawab Yerin.

"Tidak perlu, cepat kau naik saja!" seru Bara.

Saat itu juga, datang mobil Rea menghampiri mereka berdua.

"YERIN! AYO! akan aku antar pulang! lagi pula kursi mobilku kosong!" ajak Rea.

"AYO CEPAT!" seru Jiera dan Cea bersamaan yang ternyata sudah ada di dalam mobil itu.

"Maaf, aku naik bus saja, terima kasih," ucap Yerin langsung berlari menghampiri bus yang sudah datang.

"YE... YERIN!" seru Bara.

Yerin tidak menghiraukan tawaran mereka berdua, Yerin lebih memilih naik bus sendiri daripada ia harus membuat masalah baru lagi.

"BARA! kau tidak usah memikirkan Yerin, dia itu terlalu mandiri, tidak heran jika dia menolak tawaran kita, mungkin juga dia merasa tidak enak dan merasa direpotkan, baiklah sampai jumpa lagi, HATI-HATI DI JALAN!" seru Rea pada Bara.

Bara tersenyum tipis dan segera pulang.

...

Malam hari kemudian.

"Apa yang akan kau lakukan hah? kau mau kemana? kenapa kau terlihat rapih seperti itu?" tanya Bibi Jil.

"Oh ini bi, aku akan mencari pekerjaan paruh waktu lagi, doakan aku bi agar aku dapat pekerjaan secepatnya," jawab Yerin.

"YERIN! kau tidak usah mencari pekerjaan paruh waktu lagi, cukup bibi yang bekerja, bibi me..." ucap Bibi Jil terpotong.

"Tidak apa bi, aku tidak merasa terbebani dengan apa yang aku lakukan, aku merasa bangga dengan kerja kerasku bi," ucap Yerin.

...

Beberapa menit kemudian, Yerin akhirnya meninggalkan rumah. Sesaat kemudian setelah berjalan agak jauh, terlihat mobil hitam sudah terparkir di depan gang. Yerin segera menghampiri mobil itu. Di sisi lain Yerin merasa sedikit cemas, tapi ia harus melakukan semua itu. Itu pun Yerin lakukan untuk bekerja menghasilkan uang guna membayar tunggakan administrasi sekolahnya.

Walaupun Yerin seorang perempuan yang jenius, itu semua adalah hal paling sia-sia karena ia masuk ke sekolah itu. Tidak ada hal istimewa ataupun beasiswa untuk siswa sejenius Yerin. Semua peraturan di sekolah itu sudah diatur ulang oleh Pak Baek.

Pak Baek pun terkenal pintar mengelola dan memanipulasi uang orang lain untuk dirinya sendiri. Seperti halnya kasus Yerin, semua uang yang seharusnya diberikan kepada Yerin untuk membantu membiayai pendidikan sekolahnya itu langsung musnah dimakan oleh Pak Baek.

Saat Yerin sudah berdiri tepat di dekat mobil itu, perlahan Yerin menghela napas panjang untuk menghilangkan gelisahnya. Tidak lama kemudian, pintu mobil itu terbuka.

"Saat kau sampai di sana, kau harus tutup mulut dan diam, PAHAM!" tegas anak buah Rea.

Yerin langsung mengangguk menuruti semua perkataan mereka.

...

Sampainya di tempat yang di maksud, Yerin diturunkan dari mobil itu. Tak disangka tempat itu adalah tempat hiburan malam yang tentunya penuh dengan orang dewasa. Seketika, Yerin langsung merasa sangat gelisah dan mencemaskan dirinya sendiri. Yerin tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya nanti.

●●●

~triwahnii~

I Will Make It Happen (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang