I Will Make It Happen.10

493 22 0
                                    

●●●

1 tahun telah berlalu, mereka akhirnya naik ke kelas 11 dan tidak disangka-sangka Yerin dan Lili akhirnya dipertemukan lagi dan masuk di kelas yang sama. Sementara Rea, Jiera dan Cea berpencar.

...

Saat itu, pembelajaran tengah berlangsung. Semua pertanyaan sulit selalu di jawab oleh Yerin.

"Jenius! apa kau sudah gila hah?! kenapa pertanyaan sesulit itu dengan mudahnya kau jawab?!" bisik Lili di samping Yerin.

"Lili! apa yang sedang kau bicarakan itu?!" pekik guru matematika.

"M-maaf bu," ucap Lili terbata-bata.

"Lain kali jangan ulangi kesalahanmu itu, ibu tidak mau ada kebisingan sedikit pun ketika kalian mengerjakan soal-soal yang ibu berikan, paham semua!" seru guru matematika.

"Paham Bu!" jawab seisi kelas dengan serentak.

"Baiklah, siapa yang akan menjawab soal yang ibu berikan tadi, silakan maju, jika tidak ada yang berani maju... Ibu tunjuk, baiklah silakan maju..." ucap guru matematika itu terpotong setelah melihat Yerin mengangkat tangan.

Dengan segera Yerin melangkah maju ke depan. Tanpa basa-basi, Yerin langsung mengerjakan soal pembunuh itu. Tidak perlu waktu lama, soal matematika pembunuh itu Yerin sikat habis tanpa kesalahan sedikit pun.

"Apa Yerin sudah gila hah?! d-dia membabat habis soal sialan itu?!" batin Lili tercengang setengah mati.

Di sisi lain, guru matematika itu langsung tercengang melihat soal matematika pembunuh yang ia ciptakan itu langsung dibabat habis oleh Yerin dalam waktu sekejap.

"Kenapa kau bisa menjawab soal matematika pembunuh yang selama ini ibu ciptakan hah?! ada apa dengan kalian semua! cepat beri tepuk tangan yang meriah untuk Yerin!" seru guru matematika itu.

Seisi kelas langsung bertepuk tangan dengan meriah sembari tercengang hebat dengan kejeniusan Yerin.

...

Waktu bergulir dengan cepat, akhirnya mereka pulang bersama. Di jalan, Rea tiba-tiba menghampiri Yerin dan Lili.

"Yerin... Lili! pulang denganku saja, akan aku antar nanti dengan mobil yang menjemputku, anggap saja itu semua adalah tanda terima kasihku karena kalian sudah memaafkanku," ajak Rea.

"Baiklah, jika tidak merepotkanmu," ucap Lili, sementara Yerin hanya mengangguk.

Saat mobil Rea tiba, dua laki-laki bertubuh kekar keluar dari mobil itu sembari membukakan pintu mobil. Tanpa basa-basi, mereka akhirnya masuk ke dalam mobil itu.

"Kalian tidak usah sungkan lagi denganku, aku yang seharusnya sungkan pada kalian, karena perbuatan bodoh yang pernah aku lakukan dulu, sekali lagi aku minta maaf," ucap Rea sangat tulus.

"Kau tidak usah meminta maaf lagi, kita sudah memaafkanmu," ucap Yerin.

"Iya, kau tidak usah memikirkannya lagi," sambung Lili.

"Terima kasih banyak Yerin... Lili, aku janji tidak akan mengulanginya lagi," ucap Rea sembari tersenyum hangat.

...

Di malam hari tepatnya di tempat dimana Yerin bekerja, tidak seperti biasanya restoran itu terpantau sangat ramai. Saat Yerin berjalan mengantarkan minuman, tiba-tiba salah satu kaki pelanggan menghalang di tengah jalan. Sontak, minuman yang Yerin bawa langsung tumpah mengenai baju orang itu.

"M-maaf!" ucap Yerin sembari sibuk membersihkan tumpahan minuman tadi.

"Y-Yerin?!" seru Cea terkejut.

"Maaf... aku tidak sengaja meletakkan kakiku di jalan yang akan kau lewati tadi," ucap Jiera.

Di sisi lain, Cea sibuk membersihkan tumpahan minuman itu.

"Kau duduk saja, biarkan aku yang membereskan semua ini, karena ini kesalahanku," ucap Yerin pada mereka yang tengah bersikeras membantu Yerin.

"Tidak... ini semua salahku, kau tidak perlu memikirkan kami," ucap Jiera.

"Benar... kau tidak usah sungkan seperti itu," ucap Cea.

Sesaat, Yerin terdiam dan merasa tidak menyangka dengan perubahan yang baru saja mereka lakukan. Beberapa saat kemudian ketika restoran itu hampir tutup, Jiera dan Cea masih ada ditempat duduknya sembari menatap ke arah Yerin yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Tiba-tiba datang Bella menghampiri Jiera dan Cea.

"Maaf, restoran ini akan segera kami tutup, jadi kalian bisa pulang dulu," ucap Bella.

"Diam ja... o-oh maaf, b-baiklah sebentar lagi kami pulang," ucap Cea.

"Ngomong-ngomong apa kau kenal dekat dengan perempuan itu?" tanya Jiera pada Bella.

"Oh Yerin? ya... aku kenal dengannya, ada apa?" ucap Bella.

"Jadi dia bekerja di tempat seperti ini?! maksudku di restoran ini," ucap Jiera sembari terus menatap tajam ke arah Yerin.

"Apa salahnya... memangnya kenapa?" tanya Bella.

Di sisi lain, Cea terus menatap tajam ke arah Yerin sembari bergumam lirih.

"Perempuan sialan itu! tunggu saja! akan aku beri pelajaran pada jalang sialan itu!" gumam Cea.

"M-maaf?" ucap Bella.

"Ah tidak... tidak ada apa-apa, aku hanya kasihan melihat temanku itu, itu berarti dia bekerja paruh waktu untuk membiayai sekolahnya, aku merasa sangat kasihan padanya," ucap Cea penuh kepalsuan.

"Ya... aku pun merasa sangat kasihan padanya, sampai-sampai aku ingin memberinya pel... ah tidak-tidak, sekarang lebih baik kami pulang dulu," ucap Jiera sembari menarik Cea untuk pergi dari tempat itu.

●●●

~triwahnii~

I Will Make It Happen (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang