Hai...
Tahu cerita ini jalur mana?
Dukung terus author agar cerita ini tetap berlanjut 💪
New version~ semoga bisa update terus ya...
Ruang tengah di rumah megah yang semakin terlihat mewah oleh berbagai perabot impor.Di tembok sebelah kiri terpasang foto besar yang merupakan anggota keluarga berjumlah empat orang.
Artaja sebagai kepala keluarga, Mega sebagai ibu rumah tangga, dan Si kembar, Luisa dan Lodan.Dalam foto senyum ceria mereka menunjukkan bahwa penghuni rumah adalah keluarga harmonis. Tapi pada kenyataannya tidak seperti itu.
Suara keras kerap terdengar, bukan karena tawa melainkan pertengkaran atau ada barang yang pecah karena sengaja dilempar.
Seperti saat ini, ibu dan anak gadisnya sedang berhadapan dalam pertengkaran.
Plak!
Tamparan keras berhasil membuat pipi kiri Luisa memerah. Tapi gadis itu tidak takut, ia justru semakin menatap tajam sang ibu yang baru saja menamparnya.
"Dikeluarkan secara tidak terhormat dari sekolah?" Mega tak habis pikir, dadanya terasa sesak jika harus mengingat kembali betapa malunya ia saat mengetahui perbuatan Luisa di sekolah.
"Ck, anak belagu itu nggak mati, cuma masuk rumah sakit doang." Luisa terlihat tak peduli, seakan puas dengan perbuatannya. Luisa memukuli anak pemilik sekolah.
"KAMU--"
"Aku bukan pelampiasan!"
Luisa mencengkeram pergelangan tangan Mega yang sudah di udara, Luisa tak mau mendapat tamparan lagi.
"Papa mukul Mama, kan?" ucap Luisa saat melihat memar di ujung bibir ibunya. "Bukan berarti aku jadi pelampiasan amarah Mama!" lanjutnya.
Mega terperangah, "KARENA KAMU! Setiap kamu berulah Mama yang selalu kena sasaran."
"Jangan jadi ibu pelindung, aku nggak butuh kebaikan itu!" Luisa tersenyum miring, sama sekali tidak ada kepedulian.
"Dasar anak gila!" pekik Mega diluar kendali. "Kamu berbeda dengan Lodan, anakku!" lanjutnya seraya mendorong bahu Luisa hingga gadis itu sedikit mundur.
Luisa tersulut emosi, kedua tangannya mengepal kuat. Ia muak dengan perilaku Mega yang kerap membandingkan dirinya dengan saudara kembarnya.
Luisa mengatur napas, ia ingin menyudahi pertengkaran yang tak akan ada habisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BATAS [END]
Ficção Adolescente! PERINGATAN ! 17+ Adegan bully dan kekerasan bukan untuk ditiru! Terdapat kata-kata kasar! Harap bijak ya. ~ 'Semua hal harus memiliki batas!' Siapa sangka Luisa Artaja, gadis berusia 17 tahun terlibat kasus balas dendam kematian saudara kembar. K...