Tring ring ring
Tring ring ring
Laura menggeliat dalam selimutnya, dia meraba-raba meja nakasnya untuk meraih sumber suara, ponselnya. Ponselnya terus bergetar dan berbunyi, Laura membuka sedikit matanya melihat siapa yang tengah menghubunginya di pagi hari.
Rafaaa🤍 calling ....
Laura menggeser ikon hijau pada layar ponselnya dan menempelkan ponselnya pada telinganya. Dia bangkit perlahan mengubah posisinya sambil mengusap matanya, "Halo, Rafa?" sapanya dengan mata yang terbuka setengah.
"Halo, Ra? Di sana jam berapa sekarang?"
Laura menjauhkan ponselnya dan melihat jam pada ponselnya, dia kembali menempelkan ponselnya di telinganya. "Jam enam pagi, di sana jam berapa? Kamu gak tidur?" tanya Laura sembari menguap. Dia mulai sadar perlahan-lahan, suara kekehan Rafa terdengar.
"Jam tujuh malam lebih, aku ganggu tidur kamu, ya?"
Laura refleks menggeleng, padahal Rafa juga tidak akan melihatnya. "Gak, kok. Jadi gimana beberapa hari di sana? Kampusnya gimana? Banyak bule banget, kan. Ada orang Indonesia juga? Kalian udah dibagiin kelas? Kamu udah dapat teman?"
Rafa tertawa kecil mendengar ocehan Laura, padahal tadi dia sempat ragu-ragu apakah harus mengganggu pagi Laura atau tidak. Karena jadwalnya mulai sibuk besok pagi, dia takut lupa mengabari Laura.
"Baik, orangnya ramah-ramah tapi kurang menarik karna gak ada kamu. Kampusnya cantik, tapi masih cantikan kamu. Bangunannya juga gede dan luas, tapi tidak seluar biasa kamu. Bulenya banyak, tapi masih gantengan aku. Orang Indonesia ada, tapi aku rindunya sama kamu yang di Indonesia."
Laura tertawa kecil, sempat-sempatnya lelaki ini menyelipkan kata gombalan murahan padanya. "Kelasnya bagus, fasilitasnya lengkap, tapi aku gak merasa lengkap karna gak ada kamu. Ada sih cewek ngajak kenalan, tapi aku cuman bilang 'Saya gak paham bahasa Inggris.' pake bahasa Jawa."
"Hahahahaha ...apa-apaan, sih? Jahat banget, dia kan ngajak kenalan bukan ngajak membangun hubungan." balas Laura tertawa mendengar cerita Rafa, dia bisa membayangkan bagaimana lelaki itu melakukannya.
"Nah, masalahnya itu. Masa dia tiba-tiba minta nomor aku? Ntar aku malah disantet kan berabe, mana tadi sempat minta foto. Emang aku ganteng, tapi gantengnya punya Laura bukan dia. Jadi gak boleh dan gak akan bisa."
Lagi-lagi Laura tertawa, bisa-bisa giginya kering karena terus dibuat tertawa oleh Rafa. "Makasi sudah menolak menjadi ganteng punya orang lain dan tetap menjadi ganteng punyaku. Tapi aku kan gak mau ganteng kamu aja, jadi milik Laura mau?" gombal Laura tertawa kecil. Dia sendiri geli mendengar ucapan spontannya.
"Iya, mau."
Laura terdiam, dia kaget mendengar jawaban Rafa yang tiba-tiba.
"Rafa mau jadi milik Laura."
KAMU SEDANG MEMBACA
2. I&U : Lara [END]
ChickLit[Jika ada kesamaan nama tokoh, alur, dan lain-lain harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste. Jangan plagiat!] ⚠Warning : Banyak gombal retceh, uwu tapi gak bikin baper, typo sudah kebiasaan, yang mampir langsung terima gaji⚠ I and U series...