Allan keluar dari gerbang rumah temannya, dia mengedarkan pandangannya. "Rumah Laura gak jauh dari sini ...." gumamnya. Dia melangkahkan kakinya menuju rumah Laura, dia hanya ingin melihatnya. Lalu kedua matanya menangkap sosok tubuh yang familiar, "Laura?"
Dari ukuran tubuhnya terlihat seperti postur tubuh seorang gadis walau tertutupi hoodie, Allan melangkahkan kakinya mengikuti gadis itu dengan menjaga jarak aman. Takutnya jika terlalu dekat dia dikira penguntit. Gadis itu berjongkok dekat tong sampah, Allan tidak mendengar jelas ucapannya. Jadi dia memutuskan untuk melangkah lebih dekat, lalu dia merasa tidak asing dengan suara tersebut.
"Makan yang banyak, maaf akhir-akhir ini jarang ke sini."
"Laura?" panggilnya setelah yakin bahwa itu benar-benar Laura.
Laura menoleh, dia terkejut melihatnya, "Allan?"
"Lo nga—ah, lagi kasih makan kucing ...." kata Allan saat melihat dua kucing yang sedang menikmati makanan kaleng yang dibawa Laura, Gak heran lagi karna Laura memang perhatian ....
"Gue tadi mampir ke rumah teman, ini mau pulang. Cuman ngeliat orang yang gak asing, ternyata bener."
Lebih tepatnya gue yang ngikutin lo.
Laura terkekeh, Allan menoleh pada Laura. Dia memperhatikan Laura yang asik bermain dengan kucing-kucing itu, "Lo suka kucing?" Laura mengangguk tanpa melihat Allan, "Terus kenapa gak lo pelihara aja?"
Ah, gue salah ngomong.
"Cara lo mau pegang salah ...."
Laura tersenyum, dia menarik tangan besar Allan dan menuntunnya memegang kucing oren tersebut. "Coba pegang dari rahang bawahnya, terus garuk-garuk sebentar." Allan melakukan apa yang dikatakan Laura dengan tangan yang masih dipegang oleh gadis itu.
Kucing oren itu menurunkan kewaspadaannya, dia memejamkan matanya menikmati garukan jari besar Allan pada rahangnya. Laura kembali menuntun tangan Allan naik perlahan mengelus puncak kepala kucing tersebut.
"Setelah itu baru coba elus kepalanya, lihat. Dia udah terbiasa sama lo, kucing itu takut kalo lo langsung nunjukin telapak tangan lo dari atas." terang Laura dianggukinya, Allan menatap Laura yang masih tersenyum.
"Gue boleh pelihara kucingnya?"
"Eh?"
Laura menatap Allan terkejut, "Gak boleh, ya?"
"Ga-gak, gue kaget aja. Malah bagus lagi kalo ada yang mau adopsi mereka, lo bisa kok bawa mereka."
"Kalau begitu boleh denger permintaan gue lagi?" tanya Allan hati-hati, Laura menatapnya bingung.
"Boleh, kenapa?"
"Tolong kasih mereka nama."
"Tehi, pas karena kamu cowok." ucap Laura tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. I&U : Lara [END]
ChickLit[Jika ada kesamaan nama tokoh, alur, dan lain-lain harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste. Jangan plagiat!] ⚠Warning : Banyak gombal retceh, uwu tapi gak bikin baper, typo sudah kebiasaan, yang mampir langsung terima gaji⚠ I and U series...