Sudah lewat seminggu sejak Laura merasa yakin dia diikuti, dia dilanda rasa takut dan cemas setiap harinya, bahkan saat dia di rumah sekali pun. Hari ini adalah hari keluarnya nilai ujian mereka, dia sangat berharap nilainya tidak kacau.
Laura menatap ruang obrolannya bersama Rafa, selama masa ujian mereka tidak melakukan video call ataupun panggilan suara, mereka hanya bertukar kabar sambil menanyakan bagaimana mereka menjalani keseharian mereka.
Rafaaa🤍
Gimana kuliahnya hari ini?| 05.07 AM
Belum selesai kuliah, ya?| 05.32 AM
Hari ini bakal ke kampus bentar buat liat nilai, kamu jangan lewatin makan malam, ya.| 05.55 AM
Jangan makan fast food, ya.| 05.56 AM
Kalo capek istirahat dulu, love you.| 06.20 AM
Pesan yang Laura kirimkan jam lima pagi belum mendapatkan balasan, dia menghembuskan napas berat. Akhir-akhir ini mereka jarang berkomunikasi sehingga Laura pun tidak tahu bagaimana cara memberitahu Rafa tentang penguntit tersebut.
"Ra, nilanya udah keluar!" seru Rasti membuyarkan Laura dari lamunannya.
"Hah? Serius?" tanya Laura memastikan, Rasti mengangguk mantap.
"Ada dikirim di grup kelas," imbuhnya membuat Laura membulatkan matanya.
Laura buru-buru membuka grup kelasnya dan benar saja, dokumen daftar nilai kelas mereka tenggelam karena banyak keluhan dari yang lainnya. Laura menggulir chat tersebut ke bawah untuk mencari dokumen daftar nilai mereka.
Dapat! Laura, Laura Clarisa Shafa ....
Pupil mata Laura bergetar saat melihat nilainya, kacau nilainya kacau di semester pertamanya karena dia tidak konsentrasi akhir-akhir ini. Bagaimana dia akan mengatakannya pada orang tuanya? Laura menghembuskan napasnya panjang, tak lama terdengar teriakan tidak terima.
"Huaaaa ...gue pikir setidaknya rata-rata malah tiga di bawah rata-rata, his ...." gerutu Amanda merebut atensi teman-temannya.
Tak hanya Amanda, banyak terdengar helaan napas panjang setelah melihat hasil ujian mereka selama seminggu kemarin. "Makanya lo belajar, bukan minjam otak orang buat jawaban." ledek Rasti langsung mendapatkan delikan tajam.
"Gue udah belajar, ya! Lagian kita belajar bareng cuman beberapa hari, itu pun gak semua mata kuliah dipelajari karena waktu." oceh Amanda sebal.
"Gimana mau waktu banyak, lo aja banyak tanya." balas Rasti tidak mau kalah.
"Tidak bertanya, maka tidak tahu. Karena banyak yang gue gak tahu, ya gue nanya!"
"Udah, lo berdua berisik banget. Ribut aja lo berdua, syukur dikit sama nilai kalian." omel Rania membuat kedua temannya terdiam, termasuk Laura.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. I&U : Lara [END]
ChickLit[Jika ada kesamaan nama tokoh, alur, dan lain-lain harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste. Jangan plagiat!] ⚠Warning : Banyak gombal retceh, uwu tapi gak bikin baper, typo sudah kebiasaan, yang mampir langsung terima gaji⚠ I and U series...