"Udah sampai, ayo keluar, Ra." ujar Riska membuyarkan lamunan Laura.
"Hah? Oh, iya ...." Laura menoleh keluar jendela melihat orang-orang yang keluar dari parkiran kampus mereka. Laura mengeratkan kepalan tangannya berusaha menenangkan dirinya untuk kejadian yang lalu.
"Ra ...." panggil Riska membuat Laura kembali menyadarkan dirinya.
"Ah, iya. Ayo keluar, ada gue dan yang lain nunggu di luar." imbuh Riska tersenyum manis.
Laura menyunggingkan senyum simpul, untuk pertama kalinya Riska bertingkah normal. Laura mengangguk dan keduanya keluar dari mobil Riska, secara kebetulan James berangkat keluar negeri karena kerjaan jadilah Riska menawarkannya tebengan sampai dia tenang.
"LAURAAAAA!!!" pekik Yura melambaikan tangannya di ujung parkiran dan berlari ke arah mereka diikuti Rayhan di belakangnya. Yura menghamburkan pelukan pada Laura, karena dia kira Laura tidak turun lagi.
"Rusuh banget lo curut, kayak di hutan aja." decak Riska membuat Yura membelalak.
"Enak aja! Gue udah gede dan tinggi, bukan curut lagi! Gue ciumin mulut lo ke ban mobil baru tahu rasa!" oceh Yura berkacak pinggang tidak terima dikatai 'curut' oleh Riska.
Sudah lama dia tidak mendengar nama ejekan itu yang dibuat teman sekolah dasarnya karena tubuhnya yang sangat kecil dari anak seumurannya dan pastinya juga karena suara cemprengnya. Riska mencebikkan bibirnya sambil memutar bola matanya, sedangkan Laura terkekeh.
"Udah, kalian ribut mulu. Gak ada Rafa malah kalian berdua yang ribut ...." lerai Laura sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Mereka berempat berjalan memasuki hall kampus, beberapa pasang mata melihat ke arah Laura sembari berbisik-bisik.
"Duh, panas, ya. Pasti banyak pendosa pagi-pagi udah gosipin orang," sindir Riska dengan suara kerasnya membuat beberapa orang yang melihat ke arah mereka langsung mengalihkan pandangannya.
"Plis, Ris, ini masih pagi." lirih Laura, dia tarik ucapannya mengenai Riska yang bertingkah normal.
"Gak salah sih, Ra. Contoh pendosanya sendiri si Riska, jadi gak salah." sahut Yura sambil manggut-manggut tanpa dosa.
Riska melotot ke arah Yura, "Enak aja mulut lo! Belum rasa jambakan gue, ya?"
"Coba aja kalo berani!" tantang Yura mengangkat kepalanya sombong.
"Kalian berdua diam, ayo ke kelas bentar lagi masuk." lerai Rayhan segera menarik Yura pergi sebelum keduanya berkelahi karena masalah sepele. Laura menghembuskan napas panjang, dalam hati dia menyemangati Rayhan yang penuh kesabaran menghadapi kedua temannya yang tidak berahlak.
Laura menarik napas dalam dan menghembuskannya, dia berjalan masuk ke kelasnya seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dari kejauhan, kedua matanya menangkap sosok teman-temannya yang tengah melambaikan tangan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. I&U : Lara [END]
Genç Kız Edebiyatı[Jika ada kesamaan nama tokoh, alur, dan lain-lain harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste. Jangan plagiat!] ⚠Warning : Banyak gombal retceh, uwu tapi gak bikin baper, typo sudah kebiasaan, yang mampir langsung terima gaji⚠ I and U series...