Rania ditemukan dalam sekejap karena orang tua Laura mengerahkan semua polisi, bahkan pengawal sewa mereka untuk menemukan dalang semuanya. Yudi dan Rania dinyatakan dikeluarkan dari kampus sebagai hukumannya.
Tak hanya itu, orang tua Laura menggunakan koneksi mereka bahwa keduanya tidak akan bisa diterima di kampus mana pun, baik di dalam atau luar negeri lagi. Yudi dipenjara beberapa tahun sebagai pelaku pelecehan dan Rania menghilang lagi setelah dikeluarkan dari kampus.
"Ra, hari ini gak ke kampus lagi?" tanya Clarisa mengelus puncak kepala Laura yang tengah menutupi dirinya dengan selimut.
"Gak, sebentar lagi liburan. Lagian di kampus gak ngapa-ngapain ...."
"Rasti, Amanda dan Allan ada di bawah. Kamu gak mau temui mereka? Sudah seminggu kamu kayak gini, gak keluar kamar, gak ketemu teman-teman kampus, kecuali sahabat kamu. Masih takut?" tanya Clarisa membuat Laura menoleh ke arahnya dengan airmata yang berlinang.
"Takut, Ma. Aku ...takut banget, hiks ...."
Clarisa menggigit bibir dalamnya, dia membawa Laura ke dalam pelukannya. "Maaf, maaf, Laura ...."
"Bu-kan ...sa-lah Ma-ma ...." ucap Laura terbata-bata karena tangisnya.
Selama seminggu Laura tidak ada bedanya dengan mayat hidup, dia hanya makan sedikit walaupun Clarisa dan Adrian sudah memaksanya, dia tidak keluar dari kamarnya dan hanya duduk termenung di ranjangnya atau berbaring dalam selimut, dia bahkan mematikan ponselnya hingga tidak tahu kabar Rafa bagaimana.
Cara sahabatnya mengetahui keadaannya hanya dengan berkunjung ke rumahnya.
"Temui teman-teman kamu sebentar, ya? Mereka sudah datang berkali-kali cuman demi lihat kamu, masa mau ditolak terus?" bujuk Clarisa tersenyum simpul, Laura mengangguk.
Keduanya menuruni anak tangga, dari kejauhan Laura melihat teman-temannya yang sudah lama tidak dia temui. Allan, Rasti dan Amanda langsung menoleh begitu mendengar suara langkah kaki. Ketiganya langsung bangkit, sedangkan Clarisa memilih pergi ke dapur untuk menyediakan minuman untuk mereka.
"Laura ...." lirih Rasti dengan kedua mata yang berlinang.
"Hai, lama udah gak ketemu." sapa Laura tersenyum simpul, Rasti dan Amanda langsung berlari ke arahnya dan memeluknya. Hangatnya suhu tubuh teman-temannya yang memeluknya, suara tangis mereka yang terdengar membuat Laura ikut menangis.
Setelah beberapa menit melepas rindu, keempatnya duduk dalam keheningan. Laura tidak tahu bagaimana harus berbicara, dia sudah mendengar hukuman yang didapatkan Yudi dan Rania. "Lo udah makan, Ra? Muka lo pucet," tanya Amanda memecah keheningan.
"Ah, udah kok. Tadi pag—"
Brak
"LAURA! TEMEN KESAYANGAN LO UDAH DAT—ups, ada tamu rupanya." ucap Riska membungkam mulutnya sendiri dengan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. I&U : Lara [END]
ChickLit[Jika ada kesamaan nama tokoh, alur, dan lain-lain harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste. Jangan plagiat!] ⚠Warning : Banyak gombal retceh, uwu tapi gak bikin baper, typo sudah kebiasaan, yang mampir langsung terima gaji⚠ I and U series...