•04•

94 73 105
                                    

Tring ring ring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tring ring ring

Tring ring ring

Laura meraba-raba nakasnya, dia mengambil ponselnya yang berdering. Tanpa melihat siapa yang menghubunginya sepagi ini, dia mengangkatnya dan menempelkan ponselnya pada telinga. "Halo, Ra? Bangun, jangan molor." sapa Rafa disebrang telepon.

Laura tersenyum tipis, namun dia belum membuka matanya. "Lima menit lagi ...."

"Lauraku sayang, bangun." perintah Rafa dengan suara beratnya.

Laura membuka matanya perlahan-lahan, "Suaranya bisa dikondisikan? Pagi-pagi udah goda anak orang ...." Dia bangkit dari posisinya dan menyalakan speaker ponselnya, Laura meletakkan ponselnya kembali di atas nakas.

"Godain cewek sendiri juga, bukan cewek orang. Tapi bener, sih kamu masih anak orang. Tapi gak papa, gak ada yang larang." Laura tertawa mendengar perkataan Rafa, dia merenggangkan tubuhnya.

"Jadi, gimana hari-hari kamu di sana? Udah dikasih tugas berat?"

"Gak berat, tapi banyak banget tugasnya. Mau balik kuliah bareng kamu aja, mana teman-teman di sini hampir sama kayak Riska, gak ada ahlak." Laura tertawa dengan mulut yang penuh busa, dia tidak membalas dan hanya menggosok giginya sambil mendengarkan Rafa.

Panggilan suara mereka terhenti karena Laura harus bersiap-siap untuk pergi kuliah, sedangkan Rafa kembali mengerjakan tugasnya dan beristirahat. Laura menuruni anak tangga menuju ruang makan, seperti biasa hanya bi Titi yang menyambutnya.

"Pagi, Bi. Bisa tolong bungkusin, Bi? Lau mau makan di mobil aja ...." tanya Laura mengambil botol minumnya untuk memindahkan susu coklatnya. Bibi Titi mengangguk dan membungkus roti bakar untuk Laura bawa.

"Ini, Non. Hati-hati bawa mobilnya ...."

"Iya, makasi, Bi."

Laura memarkir mobilnya dengan roti bakar yang menggantung di mulutnya, tangan kirinya menyobek roti tersebut, sedangkan tangan kanannya mengambil barang-barangnya di kursi belakang. Dia kembali menyuapkan roti bakar ke dalam mulutnya dan keluar dari mobil.

"LAURAA!!""

Bruk

"Uhuk ...Ri-Riska ...." Laura memukul-mukul punggung Riska dengan tangan kanannya karena gadis itu memeluknya erat, terlebih lagi dia baru saja mau menelan roti bakar dalam mulutnya. Riska melepas pelukannya dan menampilkan cengiran khasnya.

"Maaf, habis jarang banget ketemu lo akhir-akhir ini. Gimana tugas kelompoknya? Udah beres?" tanya Riska, keduanya berjalan memasuki kampus.

Laura meminum susu coklat yang dia bawa, "Belum beres, hari ini mau kerkol lagi di rumah gue. Mana dua bucin itu? Tumben gak bareng?"

Riska mengibaskan tangannya tidak suka, "Jangan lo tanya, udah duluan ninggalin gue." Riska merangkul lengan kanan Laura dan memeluknya manja. "Gue kesepian, Ra. Kemarin gak jadi kencan, ditinggal temen laknat dan sekarang lo juga susah ditemui."

2. I&U : Lara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang