•31•

39 26 24
                                    

Laura berpikir hubungannya dengan Allan akan hancur sebagaimana hubungannya dengan Rania, hubungan yang retak karena cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laura berpikir hubungannya dengan Allan akan hancur sebagaimana hubungannya dengan Rania, hubungan yang retak karena cinta. Tetapi benang takdir suka bermain-main dengan perasaan seseorang.

"H-hai, Allan ...." sapa Laura tersenyum canggung.

Laura baru saja kembali dari perpustakaan dan tanpa sengaja berpapasan dengan Allan, lelaki itu terlihat baik-baik saja. Tapi Laura tahu dari sorot matanya, bahwa dia tidak baik-baik saja. Canggung menyelimuti keduanya, terlebih lagi Allan belum menjawab sapaannya.

"Halo, Ra. Lo habis dari perpustakaan?" tanya Allan dengan suara beratnya membuat Laura mematung.

"Ah, iya. Buat tugas nanti malam ...." jawab Laura melihat Allan yang mengangguk paham. "Kalo gitu gue pergi duluan, ya? Dan makasi atas semalam, payung lo di rumah, lupa gue bawa. Besok gue kembalikan," kata Laura panjang lebar mencoba mencairkan suasana.

"Iya, gak papa. Semangat ngerjain tugasnya nanti malam ...." ujar Allan tersenyum ramah. Laura mengangguk dan berjalan pergi terlebih dahulu, sedangkan Allan menoleh memandang punggung Laura yang semakin menjauh.

Dia memilih untuk tidak mengatakannya, walau pun Laura sudah mengetahuinya. Karena menyatakan cinta tidak semudah yang dipikirkan. Menyatakan cinta itu tidak sekadar menyampaikan perasaan, tapi juga memiliki makna tersirat memaksakan perasaan pada lawan bicara.

Mungkin terdengar sepele, tapi pernyataan itu pasti akan menjadi beban besar bagi pendengarnya.

Aku juga tahu bahwa perasaan seseorang tidak bisa diakhiri begitu saja, aku tidak mengatakannya karena aku takut kehilangan banyak hal. Aku takut bertanggung jawab atas perkataanku, bisa saja karena perkataanku ....

Allan berbalik dan kembali berjalan menuju perpustakaan, Laura akan merasa terbebani setiap saat melihat kehadiranku dan merasa bersalah karena tidak bisa membalasnya. Maka dari itu, aku tidak akan mengatakannya.

Aku akan merelakannya seperti sebuah keharusan setelah mendapatkan pelajaran dan berterima kasih padanya seperti murid kepada gurunya. Laura adalah guru dan akhir cintaku padanya adalah pelajaran.

Bruk

"Aduh, bokong mungil gue ...." dumel seorang gadis mengelus bokongnya yang menyentuh lantai dengan kerasnya.

"Astaga, maaf. Lo baik-baik aja?" tanya Allan panik mengulurkan tangannya hendak membantu gadis itu untuk berdiri.

Gadis itu mendongak, kedua netra coklatnya bertemu dengan netra coklat Allan, raut wajah kesalnya tiba-tiba menghilang, dia terperangah dengan mulut yang terbuka. "Kak, masih jomblo gak?" tanya gadis itu tanpa sadar dengan kata yang lolos dari bibirnya.

"Hah?" beo Allan mengenyit bingung.

Gadis itu tersadar dengan ucapannya refleks menutup mulutnya, dia menerima uluran tangan Allan dan berdehem. "Iya, gue gak papa, Kak. Makasi," ucapnya sembari membersihkan celananya bagian belakang.

2. I&U : Lara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang