BASE KAMPUS

1.1K 68 6
                                    

•°★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°★

"Gimana? Udah lo kirim videonya?" tanya laki-laki itu sembari meneguk alkohol dari botol kaca.

Laki-Laki yang duduk di seberangnya menunjukkan ponselnya. "Aman, bos. Tinggal tunggu dia sebarin di base kampus aja."

Laki-Laki itu menyeringai puas kemudian menepuk punggung temannya yang duduk di sebelahnya. "Bagus. Gak akan tenang tuh cewek." Ia lanjut meneguk alkohol itu dengan perasaan puasnya.

*****

Malam ini Brianna berakhir menghabiskan waktu sendiri di rumah ini karena sang pemilik rumah yang sedang pergi untuk menghadiri rapat di organisasinya. Setelah kejadian itu, mereka tidak terlalu banyak berbicara. Sebenarnya Zionathan bersikap biasa saja, tapi Brianna tidak mau bersikap seolah tidak terjadi apa-apa ketika laki-laki itu bahkan tidak mengucapkan kata maaf.

"Gue gak mau biasa aja. Gue sakit hatilah dibilang kayak gitu!" seru Brianna kepada para sahabat jauhnya melalui panggilan video.

"Lagian, kok cowok lo jadi gitu sih, Bri? Dia selingkuh dari lo?" sahut Sabrina, gadis yang wajahnya tengah menggunakan sheet mask.

"Nih, ya. Lo tuh emang temen sesat. Sejak kapan juga mereka pacaran? Logikanya, kalau Kak Zio deket sama cewek lain, ya wajar aja. Pacar Brianna juga bukan," balas Dio. Dia tak tahan dengan kesesatan yang disampaikan Sabrina.

Brianna berdecak kasar. "Tau lo, Sab. Gue sama dia itu cuma sahabatan! Lagian, ini bukan masalah dia ada cewek atau bukan. Gue lagi permasalahin dia yang ngomong seenaknya terus gak minta maaf dan bersikap seolah gak terjadi apa-apa."

"Bukannya lo juga harus minta maaf? Kalau lo nurut, gak akan dia kayak gitu, kan? Jadi, lo berdua harus saling maaf-maafan."

Brianna memasang wajah kesalnya mendengar penuturan Salsa. "Sahabat lo itu gue! Harusnya lo belain gue!"

Tian meletakkan gitarnya dan menatap keempat temannya di layar laptop. "Bukan masalah belain, Bri. Tapi, kalau lo tau lo salah, harusnya lo juga minta maaf. Bukan cuma Kak Zio aja."

Brianna kalah telak. Para sahabatnya ini mendadak jadi bijaksana sekali. Sial, dia tidak berhasil mendapat pembelaan. "Tapi, kata-kata dia jauh lebih nyakitin."

"Pemicunya lo, kan?" sahut Salsa lagi.

"Lo bayangin deh. Suruh nunggu tiga jam di kantin doang. Apa gue gak lumutan?"

"Lah, bukannya lo yang ngasih ide buat ikut Kak Zio dan nurut aturan dia? Lo tadi cerita begitu, kan di awal?" balas Tian.

Gadis yang sibuk mencari validasi bahwa dirinya tak bersalah itu pun terdiam. Kali ini, teman-temannya benar. "Yaiya..."

"Kan." Dio ikut menyahuti, memanaskan suasana.

Brianna kembali menatap ke kamera begitu Salsa memanggilnya. "Gue kasih tau ini karena gue sayang sama lo, oke? Coba deh, pelan-pelan ubah sifat lo yang selalu asal bilang 'iya', padahal belum tentu lo bisa lakuin. Gak sekali dua kali aja lo kayak gini, kan? Dari dulu Kak Zio selalu sabar sama lo."

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang