KNOW YOUR LIMIT

756 61 10
                                    

•°★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°★

"Perasaan apa?"

Brianna mengangkat wajahnya. Matanya melebar. "Lo..."

"Kenapa di luar malam-malam gini?"

Brianna menegakkan tubuhnya, "Kok lo bisa di sini, Kak?"

"Kartu mahasiswa lo jatuh," ujar Agam, memberikan benda itu pada Brianna. Ia menemukan itu saat ia berjalan menuju parkiran kampus.

"Ya ampun! Makasih banget, Kak! Gue aja gak sadar kartu mahasiswa gue hilang. Beruntung banget ditemuin lo."

Agam tersenyum dan mengangguk pelan. "Sorry baru bisa kasih malem-malem. Tadi ngurusin hal lain dulu "

"It's okay. Gue yang maaf karena ngerepotin lo."

Kepalanya memanggut. "Jadi, lo mau cabut?"

"Iya, Kak. Gue belum makan, jadinya mau cari makan aja."

"Zio mana?"

Brianna mengedikkan bahunya. "Lo mau temenin gue gak, Kak? Gue lagi butuh temen ngobrol."

"Dapet apa gue kalau temenin lo?"

"Gue beliin baju mahal."

"Gue mampu."

Brianna bodoh. Tawaran itu tentu saja terlalu remeh di mata Agam. Kalau di mata kedua teman laki-laki Zionathan, baru itu mempan.

"Gue akan turutin tiga permintaan lo. Gimana?"

Agam memiringkan kepalanya sedikit. "Serius?"

"Dua rius."

"Yang udah lo ucap gak boleh ditarik lagi."

Brianna mengambil tangan besar Agam kemudian menautkan jari kelingking mereka. "I hate lies, so I'm not going to be a liar."

Agam mengangguk pelan kemudian langsung berbalik dan berjalan. Jari kelingking yang masih bertaut membuat tubuh mungil itu terbawa begitu saja. Brianna sedikit sulit mengimbangi langkah besar Agam.

Ia melirik jari kelingking yang saling bertaut itu. "Kak."

"Hm?"

"Jari lo kayak jari-jari thanos. Gede banget."

Pandangan laki-laki itu turun. Jari gadis ini benar-benar mungil. "Lo aja gagal tumbuh."

"Kak! Gak sopan!" seru Brianna sebal. "Lo yang kegedean. Ini normal buat cewek-cewek, tau?"

Agam tak lagi membalas, sementara Brianna masih sibuk meneliti tangan mereka yang ukurannya berbeda jauh. Namun, setelah beberapa saat, ia baru sadar bahwa mereka masih saja berjalan. Laki-Laki ini tidak membawa kendaraan?

"Lo gak bawa kendaraan, Kak? Kok jalan mulu dari tadi?"

"Di depan. Tadi motor gue bannya kempes, jadi lagi dipompa angin."

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang