OSPEK

845 50 2
                                    

•°★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°★

Orientasi di mulai pukul setengah tujuh pagi dan kini waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam, yang artinya Brianna harus segera berangkat. Biasanya Zionathan pasti akan mengantarnya, tapi setelah pertengkaran kemarin, Brianna malas untuk berurusan dengannya.

Brianna menunggu ojek online yang dia pesan tepat di depan gerbang kayu rumah Zionathan. Dia jarang menggunakan motor, tapi mau tidak mau karena Brianna tidak mau terlambat. Lebih baik ia datang lebih pagi dibandingkan telat di hari pertamanya.

Saat dia sedang menunggu, bunyi klakson yang nyaring membuatnya terlonjak seraya menutup kedua telinganya. Ia menatap ke arah pengendara mobil yang baru saja keluar dari gerbang kayunya.

"Bisa pelan-pelan aja gak sih?!" seru Brianna kesal.

Zionathan hanya meliriknya sekilas kemudian melajukan mobilnya begitu saja. Dia bahkan tidak bertanya bagaimana Brianna akan sampai ke kampus nanti.

Brianna berdecih sinis. "Keren, kah begitu? Dasar orang tua pemarah!"

******

Brianna dengan cepat berlari menuju lapangan kampus. Padahal, dia sudah tenang karena ia pikir dengan berangkat satu jam lebih awal, dia akan aman dan tidak akan terlambat. Namun, apa yang bisa dia lakukan ketika di tengah jalan terjadi kemacetan karena ada kecelakaan truk yang membuat dua mobil serta tiga motor ikut celaka?

Dia melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. "Shit! Telat lima belas menit! Mampus gue!" ujar Brianna seperti menangis. Malang sekali nasibnya hari ini.

Begitu sampai di lapangan, ia melihat banyak sekali murid sudah duduk dengan rapi di tanah yang beralaskan rumput hijau itu. Terlihat Zionathan sedang berdiri di depan sambil memegang toa putih didampingi Maisya di sebelahnya. Nampaknya dia sedang memberi arahan mengingat dia ketua dari organisasi yang menyelenggarakan acara ini.

Brianna berjalan perlahan, berusaha agar tidak terlihat sebagai calon mahasiswa yang terlambat di hari pertama masa orientasinya. Lagi, seolah kesialan belum cukup menimpanya hari ini, tiba-tiba laki-laki itu memanggilnya membuat Brianna yang tubuhnya sedikit membungkuk untuk mengendap-endap itu terhenti dan kaku seketika.

"Yang baru datang! Ngapain ngendap-endap?! Punya sopan santun gak?!"

Jujur, ini pertama kalinya dia takut mendengar Zionathan. Saat bertengkar kemarin rasanya masih biasa saja. Secara perlahan, tubuhnya kembali tegak. Tangannya saling memilin di depan dengan kepala yang menunduk dalam, merasa malu karena menjadi pusat perhatian ratusan anak. Ia bisa merasakan raturan pasang mata menatap ke arahnya.

Apa yang spesial dari orang terlambat sampai dia harus menjadi pusat perhatian begini? Menyebalkan!

"Maju ke depan!" titah Zionathan dengan nada tingginya.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang