•°★
Maisya hari ini akan memimpin latihan cheerleaders karena pelatih mereka absen. Tim cheers mereka akan tampil sebagai pembuka di acara Campus Olimpic 2024, yang di mana hari acara sudah semakin dekat. Hal itu membuat latihan mereka cukup intens.
Maisya menoleh ke arah pinggir lapangan. Senyumnya mengembang melihat laki-lakinya duduk di tribun sembari mengerjakan kerjaannya di laptop. Zionathan memaksa ingin menontonnya latihan di tengah kesibukan dirinya.
"Kamu pulang aja. Aku bisa pulang sendiri," ujar Maisya, yang menghampiri Zionathan.
Zionathan mengalihkan pandangannya dari laptop. "Aku gak ada bilang apa-apa tiba-tiba disuruh pulang."
"Bagus dong? Artinya ceweknya pengertian," jawab Maisya mengelus rambut kekasihnya.
Zionathan tersenyum. Ia mengambil tangan Maisya untuk ia kecup pelan. "Sana. Anak-Anak udah kumpul tuh."
Maisya menoleh ke belakang dan benar saja apa kata Zionathan. "Aku ke sana. By the way, aku belum liat Brianna. Kamu bisa hubungi dia?"
"Iya, aku hubungi."
Ponselnya sudah berada di telinganya. Menunggu panggilannya diangkat. Tak lama, gadis itu muncul, sudah dengan kostum cheers-nya sembari berlari. Zionathan pun memutuskan sambungannya.
"Ke mana aja? Kok bisa telat?" Laki-Laki itu berdiri, mendominasi tinggi Brianna yang hanya mencapai dagunya.
Brianna menjawab dengan napas yang masih belum teratur. Dia berlari untuk sampai ke sini secepat mungkin. "Tadi meeting dulu untuk UAS nanti."
Zionathan membantu meletakkan tas dan laptop yang dipegang gadis itu ke tribun sebelahnya. "Sana."
"Jagain tas aku."
"Lagian siapa yang mau curi?"
Brianna mendengus. "Banyak. Ini jutaan harganya."
Sebuah jitakan mendarat di kepalanya. "Lo pikir yang kaya lo doang?" Zionathan mendorong Brianna menjauh. Ocehan tidak jelas ini tidak akan ada ujungnya.
*****
Semula Zionathan tidak ada masalah dengan konsentrasinya. Namun, kini ia sama sekali tidak bisa konsentrasi. Matanya, secara sadar atau tidak sadar, sering kali melirik Brianna yang berlari di barisan belakang.
Zionathan menutup matanya ketika ia sadar bahwa ia sudah menatap gadis itu terlalu lama. Ia nampak seperti laki-laki mesum yang sedang mengintai mangsanya.
Matanya yang terlalu fokus ke arah lain membuatnya pun tidak sadar akan tatapan Maisya yang sudah memperhatikannya dari tadi. Maisya sempat membalas tatapan Zionathan dan melempar senyuman, namun ia cepat tersadar bahwa laki-laki itu tidak sedang melihat ke arahnya. Senyumannya luntur terbawa oleh angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! SEQUEL PERJODOHAN MANTAN BISA DIBACA TERPISAH! **** Dunia Zionathan adalah Brianna. Dunia Brianna adalah Zionathan. Yah, setidaknya itu yang dikatakan orang-orang di sekitar mereka yang selalu merasa bahwa mereka lebih dari...