HOLD ON TIGHT

748 73 54
                                    

•°★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°★

Maisya berjalan mondar-mandir di teras rumahnya seraya tak henti menghubungi Zionathan. Entah ke mana laki-laki itu, tapi dia sama sekali tidak bisa Maisya hubungi. Zionathan mengatakan bahwa dia akan menjemputnya, tapi satu jam sudah berlalu dan Zionathan tak kunjung datang. Maisya jadi khawatir, Takut terjadi sesuatu pada kekasihnya. Ia sudah tidak peduli akan fakta bahwa dia telat hadir di acara makan malam bersama ayahnya yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukkannya.

Di tengah pikirannya yang kalut, ia teringat akan kedua teman laki-lakinya. Mungkin saja mereka tahu mengenai keberadaan Zionathan, secara mereka mampir ke rumah laki-laki itu sejak siang. Jarinya dengan cepat menekan nama temannya, Jarrel.

Setelah beberapa detik, telepon itu pun diangkat.

"Yo, Mai? Ada apa?" tanya Jarrel.

"Rel, gue mau tanya soal Zionathan."

Meskipun bingung, Jarrel tetap membiarkan Maisya mengajukan pertanyaannya. "Kenapa, Mai?"

"Tadi lo main ke rumahnya, kan, ya sama Jo juga?"

"Heem."

"Zionathan udah berangkat belum tadi waktu lo pulang? Atau lo balik duluan sebelum dia pergi?"

Jarrel menjawab tanpa berpikir, "Dia sih tadi udah mau pergi barengan sama gue dan Jo yang mau balik. Cuma dia ketemu Brianna yang tangannya di-gips terus masuk lagi ke rumah."

Sontak tangannya merema ponselnya kuat. Jadi, Zionathan sedang bersama Brianna dan melupakannya begitu saja? Laki-Laki itu bahkan tidak memberinya kabar apapun.

"Kenapa, Mai? Dia belum sama lo emangnya?"

TIT

Maisya segera memberitahu sang Ayah bahwa malam ini ia tidak bisa menghadiri acara makan malam itu dengan Zionathan karena ada urusan kampus mendadak. Alasan yang bodoh, tapi ia tahu ayahnya akan percaya apapun yang dia katakan. Biarkan ayahnya bersama kekasih tercintanya malam ini.

Gadis itu menutup matanya dan menarik napasnya dalam guna mencoba menghilangkan rasa sesak yang menghujam dadanya. Ia masuk ke dalam rumah untuk mengganti pakaian juga membersihkan riasannya.

Malam ini ini dengan mudah mendapat gelar malam terburuk dalam hidup Maisya.

*****

Jas mewah yang ia kenakan tadi sudah diletakkan di sofa. Kemejanya pun tak lagi rapi seperti semula setelah memasak makan malam untuk Brianna.

"Thanks." Brianna menerima sepiring spaghetti aglio olio kesukaannya.

Zionathan duduk di sebelahnya. "Sini, gue suapin."

Brianna menahan piringnya, namun Zionathan mengambilnya paksa. "Emang lo bisa makannya?"

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang