BAIKAN

783 57 4
                                    

•°★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°★

Setelah hidung diberi kayu putih, perlahan kedua mata gadis itu terbuka. Dahinya mengernyit merasakan pening yang teramat di kepalanya.

"Lo gak apa-apa?"

Mendengar suara itu, Brianna menolehkan kepalanya ke samping dan melihat seorang perempuan berdiri. "Arghh..." erang Brianna mencoba bangkit.

"Eh! Ngapain sih? Tiduran aja," ujar perempuan satunya yang berdiri di sisi lainnya. Netra kecoklatan gadis di sebelahnya ini sangat terang membuatnya sedikit salah fokus.

Brianna kembali merebahkan dirinya. "Gue harus lari. Tiga putaran lagi selesai."

"Lo masih waras gak sih? Udah tumbang gini masih mikirin lari?" Luna tidak habis pikir.

"Gue harus lari. Gue gak mau dihina sama tuh orang-orang mulut bau itu," ujar Brianna kesal.

Shakira berdecak kasar. "Eh! Kalau menurut lo gak bener, bodo amatin aja sih orang kayak gitu. Mereka iri karena mereka jadi gak terkenal," balas Shakira.

Brianna memutar bola matanya. "Lo berdua salah satu dari mereka yang ngomongin gue, kan? Ketauan lo sama gue. Mau apa lo?"

Luna menutup mulutnya, menahan tawa. Jujur saja, Brianna terlihat lucu. "Lo kocak banget anaknya ternyata."

Shakira bersidekap dada. "Gue sama Luna udah capek-capek ngurusin lo, malah dituduh? Gila, ya? Asal lo tau, gue sama Luna gak ada satu kali sebut nama lo. Udahlah, Lun! Cabut, yok!"

Sontak Brianna menahan lengan Shakira. "Eh! Mau ke mana?"

"Lah, lo gak suka sama kita, kan?"

Brianna berdecak kecil. "Bukannya gak suka anjir. Lagian, gue udah diomongin dari awal gue dateng. Dijauhin pula gue sama yang lain. Gue kira lo berdua bagian dari mereka."

Luna menggelengkan kepalanya. "Kita jelas tau masalah video viral itu, tapi kita sama sekali gak ada ngomongin soal itu."

"Sorry...Gue gak tau!"

"Kata yang nanganin lo tadi, lo tuh pingsan karena gak makan. Lo kenapa gak makan anjir? Pundung lo sampai mogok makan?" tembak Shakira.

Brianna tidak menyangka, wajah gadis ini terlihat manis dan polos, tapi mulutnya tajam juga. Bisa dibilang galak. "Gue gak tau kalau disuruh bawa bekel sendiri. Gue juga gak sarapan karena buru-buru tadi."

Luna memberikan roti yang sudah ia belikan tadi. "Nih, roti buat lo. Makan, terus minum obatnya, ya?"

Brianna bangkit dan bersandar di ranjang seraya mengangguk. "Thanks. Kalian balik lagi aja ke lapangan gak apa-apa."

Shakira duduk di kursi dan menggeleng tegas. "Gue juga mau gak panas-panasan dan lo adalah alasan paling masuk akal. Yakan, Lun?"

"Bener!" seru Luna ikut duduk di kursi satunya.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang