Dua minggu kemudian...
Setelah cukup dengan banyaknya rasa sakit, hari ini pun datang. Mereka tidak menikah, belum. Chanyeol mengikat Baekhyun dalam sebuah pertunangan resmi yang di gelar dua minggu setelah Chanyeol keluar dari rumah sakit.
Kondisi Chanyeol dinyatakan baik meski tetap harus memperhatikan pola makan dan tidur. Ia bisa bekerja normal seperti orang kebanyakan dan Baekhyun bersyukur atas sehat yang Tuhan berikan pada tunangannya hingga akhirnya mereka bisa menyapa satu persatu tamu yang datang.
Pesta pertunangan ini sederhana, hanya di hadiri orang-orang terdekat. Teman-teman masa kuliah serta beberapa kerabat meski tidak banyak.
Jauh sebelum terselenggaranya acara ini, Chanyeol tentu sudah meminta restu pada satu-satunya yang berhak atas Baekhyun. Sang calon ibu mertua menyambut baik niat tulusnya pada putra semata wayangnya.
Ibu Baekhyun usianya kini menginjak awal 60-an. Masih terlihat cantik dan anggun meski wajahnya jelas terkikis usia dan punya beberapa kerutan di tempat-tempat tertentu.
Irene Hadiwijaya atau nama aslinya Irene Hartanto sebelum berganti nama mengikuti nama belakang ayah kandung dari putranya itu terlihat bahagia. Ia lega melihat bagaimana Chanyeol memperlakukan Baekhyun, bagaimana cara pria itu menatap putranya jelas tidak ia dapati dulu pada Jayden.
Tanpa berniat membandingkan, Irene lebih tenang sekarang karena ia rasa putranya sudah berada di tangan yang tepat. Ia juga sempat cemas saat Baekhyun memberitahu bahwa Chanyeol kini hidup hanya dengan satu ginjal tapi lalu kemudian keduanya meyakinkan bahwa Chanyeol baik-baik saja.
"Mas capek?"
"Hm? Nggak."
"Kalo capek bilang ya? Kita istirahat."
"Gak capek, Baekhyun."
Baekhyun selalu cemas padahal Chanyeol sudah mengatakannya berkali-kali bahwa ia baik-baik saja dan tidak ada yang perlu di khawatirkan.
"Abis kesempatan kita sekarang." Ucap Ren memberengut.
Semua mata lalu tertuju padanya, kurang paham dengan kita siapa yang dia maksud.
Di meja berbentuk bulat ini, berkumpul lima orang yang memang sengaja Chanyeol undang meski ada satu yang sejujurnya Baekhyun tolak."Siapa?" Tanya Jayden, tiba-tiba merasa dirinya lah yang di maksud Ren.
"Bukan lo, itu gue sama Dio."
"Hah? Dio? Dia? Sepupu gue? Naksir siapa emang? Baekhyun?" Tunjuk Jayden pada sang sepupu.
"Najis ya!" Tukas si pemilik mata bulat.
"Ya terus siapa? Chanyeol? Lo naksir Chanyeol? Yang bener aja bego?"
"Yang bego apanya? Perasaan mana bisa di bego-begoin sih? Kayak lo gak pernah aja sama kak Baekhyun."
"Ya maksud gue, kenapa gak dari dulu?"
"Udah dari dulu. Gue sama dia emang udah naksir Chanyeol dari jaman SMA." Ren menjawab, sementara Dio memilih diam. Malas meladeni ke kepoan sepupunya.
"Jangan ngerusak hubungan orang, lo berdua." Ucap Jayden tiba-tiba, tampak begitu serius.
"Ngaca ya njing." Tukas Dio kesal saat Jayden mendadak amnesia.
Wendy dan Joy menahan tawa, mana berani mereka ngetawain bos.
"Kalo mau ketawa, ya ketawa aja kalian berdua."
"Maaf pak." Ucap Wendy dan Joy serempak.
"Eh tapi selama belum nikah gue rasa masih bisa di tikung lah. Masih sah-sah aja kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak Bentang
FanfictionBxB 🔞 CHANBAEK LOKAL Uwu phobia harap minggir! Gara-gara mengantar paket ke sebuah rumah mewah di kawasan Jakarta Selatan, Chanyeol menyadari kalau jatuh cinta ternyata hanya butuh dua detik, plus dia yang bujangan baik-baik di suguhi pemandangan...