J A R A K 31

1K 195 46
                                    

Seingat Haechan, abangnya pernah berlari di lorong sekolahnya dulu awal-awal SMA saat Haechan terlibat perkelahian dengan temannya. Ia marah karena di ledek punya kakak kurir tapi belagu karena sekolah di SMA bergengsi.

Haechan juga ingat, Chanyeol tidak marah sama sekali saat mendapati wajahnya yang biru di beberapa bagian. Abangnya hanya bilang kalau dirinya di pukul duluan ya gak pa-pa lawan aja. Jangan babak belur sendirian.

Hari ini giliran Haechan yang berlari di koridor rumah sakit, dadanya sakit saat ia mendapat kabar dari Baekhyun kalau kakaknya menjadi korban tabrak lari dan kritis. Kakinya terus mengayun, hati terus merapalkan doa-doa agar kakaknya bisa bertahan dan berharap kalau ini bukan kecelakaan serius.

"Kak." Sapanya saat melihat Baekhyun yang tengah menangis menyaksikan Chanyeol yang sedang dalam penanganan dari balik kaca ruang gawat darurat.

"Haechan, abang mu. Chanyeol, dia...dia bakal baik-baik aja kan?"

"Abang itu kuat. Dia pasti biasa lewatin ini kak." Mulutnya menenangkan, tapi hati nyatanya ketakutan. Bahkan semenjak kakinya menapaki rumah sakit ia sudah bergetar hebat.

Bukan dirinya yang tadi minta di jemput? Kenapa sekarang malah ia yang menjemput abangnya?

"Keluarga pasien?"

Seorang dokter laki-laki keluar, wajahnya tampak lelah tapi ia masih memaksakan sebuah senyuman.

"Kami keluarganya." Ucap Baekhyun lantang.

"Baik, mari ikut saya keruangan."

Haechan dan Baekhyun berjalan mengikuti langkah dokter, derap langkahnya mendadak terdengar jelas, saling menyaut seperti irama kematian.

"Gimana dok? Abang saya gak pa-pa kan?"

Dokter itu kembali tersenyum, sudah biasa menghadapi kepanikan keluarga pasien kecelakaan seperti ini. Sementara Baekhyun memilih diam, ia takut bahkan untuk sekedar bertanya.

"Begini, saya akan menjelaskannya dengan mudah. Pasien sudah tidak sadarkan diri sejak ia di bawa kesini. Luka dalamnya cukup parah. Pasien mengalami benturan yang cukup keras di bagian hati dan....

Dokter menghela nafas, masih saja merasa tidak tega menyampaikan hal-hal seperti ini padahal sudah bertahun-tahun ia melewati kejadian serupa.

....dan yang paling fatal adalah kerusakan ginjal. Harus segera mendapatkan donor karena itu sudah rusak parah, sejak masuk unit gawat darurat, pasien susah muntah darah dua kali. Itu semua di perparah karena ternyata pasien hanya mempunyai satu ginjal."

"Satu ginjal? Dok, maksudnya___

"Ambil ginjal saya dokter! Ambil aja. Kalau Chanyeol butuh donor hati, saya juga siap. Ambil aja semuanya, apapun asalkan Chanyeol selamat."

"Tidak bisa pak. Kami harus melakukan beberapa pemeriksaan, ginjal bapak cocok atau tidak, begitupun yang lainnya."

Baekhyun terkulai lemas, Haechan masih menatap kosong. Ia mengerti sekarang.

Kenapa kakaknya dulu sampai harus di rawat di Singapore.

Kenapa kakaknya sering terlihat kelelahan dan pucat.

Kenapa kakaknya menjadi manusia dengan pola hidup sehat dadakan.

Kenapa kakaknya tiba-tiba berhenti merokok.

Ia mengerti sekarang. Lalu ia meraba kiri perutnya, mengusap luka bekas operasi yang masih tampak.

Bibirnya bergetar menahan tangis, sejauh mana kakaknya berkorban tanpa ia ketahui? Harus dengan apa ia membalasnya kelak?

Jarak Bentang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang