J A R A K 34

1.6K 214 61
                                    

Delapan bulan kemudian....


















🕊️🕊️🕊️




















"Kamu boleh punya rencana sedemikian rupa tapi tetap Tuhan yang punya kuasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu boleh punya rencana sedemikian rupa tapi tetap Tuhan yang punya kuasa. Kamu boleh punya niatan setinggi langit tapi tetap Tuhan pula yang sejatinya pemilik restu  pada alam semesta , sang penentu keputusan  pada akhir nya. Tidak peduli seberapa dekatnya kamu dengan seseorang, tidak ada yang tau isi hatinya, bagaimana perasaannya dan seperti apa isi kepalanya. Kekecewaan terbesar dalam hidup adalah saat kamu menggantungkan harapan pada manusia."



"Ini siapa yang nulis ya?"

"Gak tau."

Baekhyun kembali meletakkan secarik kertas itu di atas pusaran, merasa heran kenapa ada orang yang menyelipkan tulisan pada buket bunga yang terlihat masih segar itu. Mungkin orang nya baru saja datang.

Sudah enam bulan berlalu tapi luka itu nyatanya masih utuh, rasa sakitnya masih sama, pedihnya masih begitu kentara karena bukan hanya tentang goresannya, lebih dari itu ada beban mental yang harus ia tanggung seorang diri.

"Pulang yuk, angin nya kenceng nih."

"Iya, Baekhyun kedinginan?"

Baekhyun menyipit, sedikit kesal karena bukan itu alasannya meminta untuk cepat pergi dari tempat ini.
































"Bisa berhenti liatin makam nya Dio nggak sih? Orangnya udah gak ada, takutnya kalo mas liatin dia baper lagi terus bangkit dari kubur terus ngejar kamu lagi kan gak lucu!"

Chanyeol geleng-geleng kepala, tersenyum lembut menanggapi ocehan suaminya ini.













"Sayang jangan ngomong kasar, nanti dedek bayi nya denger, masa calon papa marah-marah terus?"

"Abis mas tiap bulan minta di anter kesini, berasa kamu punya dua suami tau nggak? Mana kalo kesini lama, nisan nya di Dio di elus-elus lagi. Gimana aku nggak cemburu?"

"Dio gak akan bangun lagi kok."

"Tapi kalo keseringan mas tengokin dia beneran baper gimana?"

Chanyeol lagi-lagi tersenyum, mengusap surai yang kini mulai panjang itu lembut. "Gak akan sayang."

Delapan bulan terlewati, tangis dan air mata tidak ada hentinya mengiringi. Baekhyun bersumpah bahwa ini adalah perjalanan terburuk dalam hidup yang harus ia lewati. Jika di ingat kembali, ia harus memberi penghargaan pada dirinya sendiri sebab mampu bertahan hingga di titik ini.

Di awali dengan kondisi Chanyeol yang kian kritis bahkan hingga sekarat, hari itu sejujurnya Baekhyun juga ingin ikut mati saja saat dokter mengatakan bahwa tanda-tanda vital Chanyeol sudah tidak lagi menunjukkan reaksi pada apapun. Saat alat kejut jantung itu menempel pada dada yang dulu nya bidang lalu menarik sisa kehidupan yang kemungkinannya hanya sekian persen, Baekhyun nyaris ambruk saat Chanyeol tidak lagi menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Tapi itu lah takdir, kenapa Tuhan memberikannya jalan berliku agar Baekhyun bisa menghargai sekecil apapun anugerah yang ia miliki, termasuk kehadiran Chanyeol di dalam hidupnya.

Saat harapan itu hanya tinggal asa, dokter lain kemudian menerobos masuk, memberi berita bahagia sekaligus duka.

Berita bahagia karena calon pendonor yang di butuhkan Chanyeol itu akhirnya ada sekaligus berita duka karena mereka harus kehilangan sahabat sekaligus keluarga.




Dio Putra Barata, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dan meninggalkan surat wasiat bahwa semua organ tubuhnya yang berguna ia donorkan secara keseluruhan, terutama untuk Chanyeol. Ironis, ia lah penyebab rasa sakit itu dan ia  juga yang menjadi satu-satunya penawar yang di butuhkan.

Entah Baekhyun harus bahagia atau hancur, ia susah membedakan bagaimana perasaannya saat itu. Semua yang Dio lakukan tampak sia-sia, tidak berarti atau bahkan meninggalkan jejak berupa jasa.

Tidak ada yang Dio tinggalkan selain luka dan rasa bersalah di waktu yang bersamaan, terutama untuk Chanyeol itu sendiri. 

Satu bulan pertama pasca kesembuhannya, Baekhyun belum berani mengatakan apapun. Entah itu tentang siapa yang menyebabkan kecelakaannya apalagi tentang pendonor yang juga menyambung kembali hidupnya hingga di minggu pertama bulan kedua, Chanyeol kembali menanyakan perihal kehadiran Dio yang tidak kunjung terlihat bahkan saat Ren dengan gencarnya datang ke rumah sakit nyaris setiap hari.

Saat itu Ren dan Baekhyun hanya saling tatap, bingung harus melakukan dan mengatakan apa. Ini pasti akan sangat melukai perasaan Chanyeol, kehilangan sahabat yang menemani hampir separuh hidupnya jelas bukan berita baik untuk di sampaikan terlebih kondisi Chanyeol yang belum sepenuhnya pulih.

Hingga pada akhirnya dengan di dampingi dokter, Baekhyun dan Ren menceritakan semua yang terjadi tanpa melewatkan apapun.

Chanyeol shock berat, berakhir dengan ia yang menolak kunjungan dan di temani siapapun nyaris dua minggu lamanya hingga Ren diam-diam meminta salah satu perawat yang bertugas untuk menyimpan 3 kamera pengawas di berbagai sudut.

Hasilnya?

Chanyeol ternyata nyaris tidak tidur, hanya terlihat 1-2 jam dalam sehari. Di malam-malam tertentu ia terlihat hanya berdiri menghadap jendela, mematung untuk waktu yang lama kemudian menangis di sudut ruangan.

Baekhyun mengambil tindakan, memanggil dokter kejiwaan takut jika tunangannya mengalami guncangan. Kemudian dokter menyimpulkan bahwa Chanyeol mengalami depresi Prolonged grief disorder pada tahap ringan.

Prolonged grief disorder merupakan gangguan kesedihan yang berkepanjangan mengacu pada sindrom yang terdiri dari serangkaian gejala yang berbeda setelah kematian orang yang cukup berarti di sertai perasaan bersalah yang cukup mendalam.

Baekhyun tau, Chanyeol tidak baik-baik saja dan butuh pendampingan.

Meski sulit pada awalnya, Chanyeol akhirnya mau menjalani sesi terapi, pelan-pelan ia kembali paham bahwa apa yang terjadi pada Dio bukan salahnya, bukan juga ia penyebabnya. Hingga dua bulan berlalu kesabaran itu membuahkan hasil meski pada akhirnya Chanyeol sering mengunjungi makam Dio untuk sekedar menyapa atau bercerita seperti dulu saat mereka masih bersama.

"Pulang yuk, udah sore. Masa nggak cukup daritadi curhat disini? Sebelum aku dateng mas katanya udah cukup lama disini."

"Kok tau?"

"Kata security di depan tadi, dia sampe udah hafal banget sama kamu."

"Ya udah, aku juga emang mau pulang kok. Kirain pamil gak akan nyusul."

Baekhyun mendelik tidak suka, kadang masih kesal pada Dio karena saat sudah tidak ada pun dia ternyata masih punya tempat khusus di hati suaminya.

Suami?

Iya, keduanya sudah menikah karena ternyata Baekhyun malah tekdung duluan😌

Setelah sembuh saat itu, Chanyeol malah berubah menjadi buaya yang penuh akal bulus. Bukan apa-apa, Baekhyun malah di unboxing di rumah sakit 😭

Baekhyun bahkan sempat berpikir bahwa mungkin saja jiwa alim Chanyeol tertukar di alam lain saat dirinya sekarat. Kan gak ada yang tau ya 😭

Semuanya tidak ada yang mengira bahwa keduanya bisa menikah hanya karena Baekhyun yang justru hamil duluan jika melihat bagaimana Chanyeol dulu, nyaris tidak mungkin karena sepanjang yang orang tau pemuda itu lempeng-lempeng aja kelakuannya tapi ternyata malah hamilin anak orang😭

Di rumah sakit pula😭

Nanti author kasih bocorannya ya, mereka lupa kalau cctv yang di pasang Ren masih ada jadi author bisa ngintip, ehe😌

Tbc.

Kangen mereka nggak?
Cerita asli / sebelum di revisi tuh sebenernya Chanyeol mati🙃 tapi ntar gw di demo🙃

Jarak Bentang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang