Cerah

40 3 0
                                    

Setelah sekian purnama gak ada kelanjutan.... 

Niiiiiih author kasih cerita yang hooot dan gak terduga

Cepet vote dan komen yang banyak... 

Kalau masih dikit taun depan updatenya yaaaa




"Morning sayang" Suara berat Rama pelan di telinga kiri Risa.

Risa masih dalam mimpinya

Rama mulai mengecup bibir risa dan melumat lembut membuat Risa membuka matanya

Risa pun perlahan membalas ciuman itu dan melepas tautan bibirnya lalu memeluk Rama dan membenankan mukanya di dada bidang Rama.

Rama pun membalas pelukan itu

"Ooouuuhhh aah" Risa melenguh nikmat tersadar bahwa penis Rama masih terbenam dilubang miliknya

"Morning sexs boleh? " Pinta Rama
"Dengan senang hati sayang" Balas Risa

Mereka pun melakukan aktivitas tersebut dan lagi-lagi rama terlalu kuat untuk Risa. Rama yang selalu memberikan kenikmatan kepada Risa membuat Risa puas. Rama pun demikian, Risa yang mampu menyeimbangi Risa dalam bermain.

Pukul 09.00 mereka sudah siap dengan pakaian casual rapi. Rama dengan kemeja putih dan celana chinos pendek warna cream dan Risa kemeja biru muda dan celana jeans navy. Mereka turun ke resto hotel untuk sarapan pagi.

Hari ini Rama mengajak Risa untuk keliling KL City sampai malam.

"Sayang, ke twin tower yuk" Ajak Risa
"Ayok, sekalian kita belanja ya"
"Kamu pasti mau borong barang lagi"
"Kalau aku enggak banyak, tapi tergantung tuan putriku ini maunya banyak apa enggak hahaha" Rama mencubit pipi Risa gemas.
Dibalas dengan cubitan yang mendarat di pinggang Rama.

Mereka berkeliling disekitaran sana setelah berbelanja sampai malam hari dan duduk di pinggir kolam air mancur tepat di depan menara. Rama merapikan tas belanjaan dan mengambil ponsel di saku.

"Sayang foto yuk" Ajak Rama.
Disambut dengan anggukan Risa. Rama lalu memanggil orang yang didekatnya untuk meminta tolong memfotokan mereka berdua.

Rama membuka dompet dan mengambil barang kecil yang sudah dia persiapkan seminggu yang lalu, dia genggam erat benda itu.

"Risa"
Risa menoleh
Rama membuka telapak tangannya
"Risa, aku gak tau ini moment yang pas atau enggak. Tapi jujur dari dalam diriku, aku mau kita ke jenjang yang serius dan kamu melupakan lelaki itu"
Risa terdiam kaku menatap Rama, matanya berkaca-kaca. Hatinya pun berkecamuk dan bingung.

"Aku enggak minta kamu menjawab ini sekarang, tapi ambillah cincin ini, jika kamu masih bimbang pikirkan dengan baik. Jika kamu sudah mendapatkan jawabannya. Kalau tidak, kembalikan cincin ini. Kalau iya pakailah di jari manismu"

Risa mengambilnya "akan aku pikirkan terlebih dahulu, maaf"

Rama tau jika kekasihnya sangat bingung antara memilih lelaki itu atau Rama.
Rama membalasnya dengan anggukan dan tersenyum
"Aku tunggu secepatnya, agar aku tau harus bagaimana aku kedepannya"

Hari mulai malam, Rama mengajak pulang dengan taksi untuk kembali ke hotel. Sebelum ke hotel, Risa meminta mampir ke hostel dimana tempat Risa tinggal. Karena ada beberapa belanjaan yang Risa letakkan.

Sesampai di hostel, saat membuka gerbang terlihat Krista sedang duduk di depan hostel. Rama tersenyum dan menyapa.
"Aku masuk dulu, kamu tunggu di luar ya, karna cowok gak boleh masuk" Risa langsung berjalan masuk dan Rama duduk di samping Krista.

"Udah baikan? " Tanya krista
"Kelihatannya? " Rama bertanya balik dibalas anggukan
"Semoga hubungan kalian baik-baik aja, kalian itu cocok, cuma lagi ada cobaan aja"
"Yaa biar gak bosen kan"
"Yups betul"
"Ada niatan mau nikahin gak? " Krista iseng tanya
"Barusan abis ngelamar, tapi blm ada jawaban" Nada Rama melemah
"Sabar, gue pastiin dia gak bakal nolak"
"Yakin? "
"Satu juta persen yakin"
"Seyakin itu"
"Yeeee ni orang ngeyel"
"Hahaha"

Tak lama Risa keluar dari rumah
"Pada ngomongin apa sih kok seru" Risa melihat mereka berdua tertawa
"Mengenang masa sekolah" Kata krista
"Hahaha iya" Balas Rama.
"Gue pamit ya, pinjem Risa seminggu"
"Mau 100 hari juga boleh, atau gak dibalikin juga gapapa"
Rama tertawa terbahak-bahak dan mengacungkam kedua jempolnya lalu pergi.

"Udah pesen taksi? " Tanya Rama
"Itu udah di depan, mobil warna biru" Risa menunjuk mobil yang terparkir di seberang

Akhirnya mereka tiba di Hotel.
"Sayang, aku mandi dulu ya. Atau mau bareng" Ucap Rama
"Sendiri-sendiri aja, mandi bareng yang ada beda tujuan nanti"
Rama menyengir kuda langsung masuk ke kamar mandi.

Risa yang duduk di sofa mengambil cincin yang diberikan Rama lalu berjalan ke balkon.

Mengambil hp yang ada di sakunya yang berdering

'Halo' suara di seberang sana
'Ya halo' jawab Risa
'Aku butuh penjelasan, maksudnya apa chat kamu? '
'Sepertinya kita tidak perlu dekat lagi, aku...aku sudah mempunyai keputusan bulatku'
'Katanya kamu mau nunggu aku'
'Sepertinya orang yang aku cari dan aku butuhkan benar-benar dia, bukan kamu'
'Risa maksudmu apa? '
'Maaf, biarkan aku dengan keputusanmu. Jangan menungguku. Aku ingin bersama lelaki yang sedang denganku saat ini'
'Baiklah, semoga itu membuatmu bahagia'
Telepon terputus dan Risa menangis.
Berat rasanya untuk menetukan langkah ini. Tapi bagaimanapun ini harus dia lakukan.

Risa langsung mengusap air mata duduk di kursi balkon menghadap gemerlap lampu kota.

Terdengar pintu kamar mandi terbuka dan terlihat Rama dengan celana pendek dan handuk di punggungnya.

"Ngapain di luar? " Rama mendekati Risa
"Lagi nikmatin udara malem" Jawab Risa
"Mandi sayang, kita istirahat malam ini. Besok kita jalan-jalan lagi"
"Iyaaa. Aduuh wanginya pacar aku" Risa mencium pipi Rama, semerbak parfum yang di semprotkan Rama.
"Dah sana mandi" Usir Rama
"Iya iya" Risa melangkah pergi menuju kamar mandi.

Rama menutup pintu balkon dan berjalan ke kasur, merebahkan badannya dan menyalakan tv.

Risa selesai mandi dan mengeringkan rambut di wastafel kamar mandi, teringat cincin yang masih berada di saku celananya, dia ambil dan menatap cincin itu. Emas putih dengan berlian ditengahnya.

Perlahan cincin itu dia pakai di jari manis kirinya. Pas sesuai dengan lingkar jarinya. Risa menatap kembali cincin yang sudah ada di jarinya. Tersenyum dan menghembuskan nafas lega dan tenang.

Dia kembali ke kamar dan melihat Rama yang sudah tertidur dengan posisi setengag duduk. Risa mendekat , mematikan tv lalu memposisikan Rama tidur dan menyelimutinya. Risa mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur. Mendekatkan diri ke Rama yang sudah nyenyak bermimpi, mengecup dahi Rama dan tidur memeluk Rama.

Pukul 5 pagi Rama terbangun karena ingin kencing, perlahan dirinya bangun dan menuju kamar mandi. Setelah itu kembali tidur dan memeluk Risa dari belakang. Mencari tangan Risa untuk dia genggam. Saat menggenggam tangan Risa dia tersadar ada cincin yang dipakai Risa. Dia melihat cincin semalam yang dia berikan sudah dipakai Risa. Rama tersenyum bahagia dan mengecup kepala Risa
'Terima kasih Tuhan, mudahkanlah segalanya dan berikan kebahagiaan untuk kami' ucap Rama lirih.
Dirinya tidur kembali menyusul Risa yang masih tertidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

( 21+) One And ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang