Pulang

8.8K 50 0
                                    

"Kamu kapan pulang?"
"Bulan depan aku pulang sayang"
"Aku udah kangen kamu, lama kita gak ketemu"
"Baru dua bulan lalu kita ketemu"
"Ya tapi tetep aja kangen"
"Sabar ya, bulan depan kita ketemu" Kya
"Iya aku sabar kok"
Percakapan lewat telepon itu terus berlanjut sampai Risa tertidur pulas.

Rama sangat senang karena sebentar lagi Risa pulang, sudah 2 tahun mereka menjalani LDR. Segala persiapan untuk menyambut Risa sudah dia lakukan. Tetap saja Rama sedikit kurang puas dengan rencana itu.

Hari-hari penantian kepulangan Risa dihabiskan Rama untuk memproses syarat cuti kuliah selama 1 semester ke depan. Walaupun jika dihitung-hitung sangat rugi bagi Rama jika harus cuti. Karena otomatis dirinya tidak bisa menyelesaikan kuliah dengan waktu yg cepat dan sesuai targetnya.

H-2 sebelum Risa pulang, Rama terlebih dahulu pulang ke Indonesia. Dengan tas ransel kecil serta koper yang berisikan hadiah untuk Risa terlah dia persiapan dengan baik. Penerbangan yang cukup melelahkan karena harus transit terlebih dahulu.

Rama sampai di apartemen malam hari, terlihat teman-temannya sedang kumpul, dirinya hanya menyapa sebentar lalu masuk ke kamar. Karena badan yang capek dan sudah mengantuk, dirinya tidur.

Tok tok tok
Tidak ada respon dari balik pintu kamar itu

Ketukan yang kedua kalinya pun sama
Dan akhirnya Dika mencoba memutar gagang pintu itu dan ternyata tidak terkunci. Terlihat Rama yang masih tertidur, segera ia bangunkan untuk makan malam bersama.

Malam itu ditutup dengan makan malam bersama teman-teman yang biasa menginap di apartemennya.

Satu hari sebelum Risa pulang, Rama sempatkan berkunjung ke rumah Risa untuk bertemu orang tuanya dan meminta ijin agar Rama saja yang menjemput Risa di bandara.

Untungnya orang tua Risa setuju atas permintaan Rama. Awalnya Rama pun ingin meminta ijin untuk melamar Risa, namun tidak dia utarakan saat itu.

Di wilayah yang berbeda
Risa sedang sibuk dengan barang-barang yang akan dibawa pulang. Koper ukuran 28", dan 2 tas ransel besar.
"Semoga besok perjalanan lancar dan selamat" doa Risa.

Ddrrrrrrrrtttttttt drrrrtttt.....
Getar HP milik Risa, saat dicek ada telepon masuk.

"Ya halo?"
"Besok mendarat jam berapa?"
"Jam 12 siang kalau enggak molor"
"Seri pesawat apa? Di terminal mana?"
"Nanti aku kirim tiketnya aja, aku lupa"
"Oke, save flight ya besok"
"Makasih"
Selesai menerima telpon, Risa langsung merapikan tas dan kopernya. Lalu masuk ke kamar untuk tidur karena hari sudah malam.

Saat menarik selimut terasa HPnya bergetar kembali

"Udah tidur?"
"Belum, lagi mau"
"Gimana? Udah selesai packing ya?"
"Udah sayang, kok disana kayak rame banget"
"Iya, ini aku lagi di cafe sama temen-temen"
"Oh, lagi kumpul-kumpul. Jangan malem banget pulangnya"
"Siap Bu bos, cepetan pulang sini. Aku kangen"
"Sabar, besok ketemu kan"
"Iya deh iya, dah sana tidur. Besok kesiangan kalo gak tidur"
"Okeeeee.. dadah"
"Dah"
Risa mematikan telepon itu.

Hari H Risa pulang.

Rama yang sudah siap dengan dirinya. Bercermin kembali merapikan bajunya dan rambutnya. Tidak lupa menyemprotkan parfum. Sudah terlihat rapi dan keren, dirinya keluar kamar.

"Buset dah, rapi bener lo. Mau kemana ganteng" celetuk Dika.
"Mau ketemu calon istri"
"Cieeeelaaaah... Akhirnya LDR berakhir juga"
"Berisik lu ah"
"Tuh bunga pesenannya udah dateng"
"Siiip bagusss"
"Cincinya jangan lupa dibawa"
"Udah di kantong, aman" Rama mengacungkan jempol.
"Gue pergi dulu ya"
"Semoga sukses ya bro"
"Thanks"

Rama keluar apartemen dan masuk ke mobilnya. Perlahan meluncur ke bandara yang tidak jauh dari apartemennya.

Pukul 11.30
Rama sudah di parkiran bandara dan berjalan menuju terminal kedatangan luar negri.
Langkah pasti dan bersemangat karena ingin bertemu Risa.

Didepan pintu terminal kedatangan terlihat banyak orang yang sedang menunggu termasuk Rama.
Dia lebih memilih duduk dipojokan yang masih bisa melihat lalu lalang di pintu kedatangan, tidak ikut berkerumun di depan. (Corona blm ada ya guys)

12.30
Terlihat beberapa orang keluar dari dalam terminal, saat mengecek monitor area kedatangan. Ternyata yang keluar adalah rombongan pesawat yang Risa naiki. Rama bergegas mendekati pintu keluar.
Saat melihat sosok Risa , dirinya melihat dan mendengar ada yang memanggil nama Risa. Saat dia menoleh ke sumber suara itu. Lelaki seumuran Rama yang langsung menarik tangan Risa.
Rama disitu hanya diam dan mundur lalu mencari tempat aman agar tidak terlihat oleh Risa.

Spontan lelaki itu memeluk Risa dan wajahnya sangat senang sekali.
Rama belum pernah melihat orang itu sebelumnya. Namun terlihat jelas bahwa lelaki itu sangat akrab dengan Risa.

"Siapa dia?" Ucap Rama perlahan.
Tanpa pikir panjang, dia mengambil hp dan memfotonya.
"Aku harap Risa bisa menjelaskannya" ucap Rama.

Rama tidak langsung pergi, saat risa melintas di dekatnya, Rama sempat takut Risa tau dirinya ada disana. Tapi Risa tidak menyadari akan adanya Rama disana. Jas biru dengan turtleneck putih serta celana pendek berwarna senada dengan atasannya, kacamata hitam dan masker yang menyamarkan wajahnya,ternyata mampu mengelabuhi Risa. Sedikit menunggu Risa pergi terlebih dahulu dan membuat jarak agar tidak terlihat oleh Risa. Rama langsung berjalan cepat ke arah mobilnya. Untung saja mobil yang Rama gunakan itu baru dan Risa tidak mengetahuinya. Padahal mobil lelaki yang Risa temui itu berada tepat di samping mobil Rama.

Perasaan Rama yang berkecamuk dan mood yang kacau. Melepas jas dengan kasar dan memukul stir mobil karena kesal. Dia langsung tancap gas untuk kembali ke apartemen.

"Siapa? Siapa lelaki itu?" Pertanyaan yang diotak Rama.

Rama mencoba menelpon Risa.
"Halo"
"Iya?"
"Udah landing?"
"Udah satu jam yang lalu"
"Udah ada yang jemput?"
"Udah kok, bapak ibu jemput aku" ucap Risa . Jelas-jelas bukan orang tuanya 'kamu bohong Ris' batin Rama
"Syukurlah"
"Kamu lagi dimana?"
"Aku lagi mau otw ke kantor, maaf enggak bisa jemput kamu".
"Gapapa"
"Yaudah nanti sampai rumah langsung istirahat ya, kita ketemunya besok aja. Besok aku ke rumah mu"

"Rahasia apa yang kamu simpan dari aku? Siapa laki-laki itu?" Ucap Rama

Rama menepikan mobilnya, dirinya tertunduk lesu dan hatinya terasa sakit.

"Kenapa pertemuan ini menjadi duri bagiku, apa ini tanda kalau kamu sudah tidak mau denganku? Ku mohon Tuhan, buat dia untukku"
"Jangan pergi dari aku Ris, aku cinta sama kamu. Hari ini harusnya aku melamarmu" Rama memukul stir dengan kesal.

"Gak! Kamu gak boleh pergi! Ris! Kumohon" teriak Rama.

"Rama!" Sayup-sayup suara itu terdengar berkali-kali.
"Ram" ada orang yang memanggilnya
"Ram. Hey, Rama, bangun , Ram" beberapa kali terdengar.
Rama pun dengan nafas yang terengah-engah berusaha mengumpulkan kesadarannya.
'mimpi, tapi kenapa terasa ada hal aneh' batin Rama.
Keringat membasahi dahinya. Pikiran Rama jauh melayang membayangkan mimpi itu.

( 21+) One And ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang