Selama liburan di Bali, Rama tidak menikmati liburan itu. Dia sibuk memikirkan sakitnya. Haruskah dia melakukan operasi itu? Rama sebenarnya tidak menginginkannya. Namun karena paksaan Handar . Sahabatnya yang selalu melakukan apapun demi melihat Rama sehat kembali.
Ketika berjalan santai di sore hari menikmati senja di pantai Kuta.
"Lo ngelamun?" Kata Handar membuyarkan lamunan Rama
"Eh, gak kok" jawab Rama berusaha menyembunyikan kagetnya
"Terus Lo kenapa diem terus? Gak seru liburannya?" Tanya Handar yang penasaran karena 2hari liburan Rama terlihat tidak terlalu menikmatinya.
"Gua kepikiran sesuatu" keluh Rama
Bagaimanapun Rama menyembunyikan permasalahan dipikirannya, dia akhirnya selalu bercerita kepada sahabatnya.
"Kepikiran apa lagi? Operasi?"tebak Handar. Dia tau kalau Rama benar-benar tidak siap. Dia tau Rama takut dengan itu.
"Kalau Lo gak siap. Kapan Lo bisa sembuh Ram?" Tanya Handar
Rama hanya terdiam, dia tau besar harapan Handar melihat Rama sehat.
"Kalau Lo memang belum siap, nanti gue bilang ke dokter Lee, bagusnya gimana"
"Terserah Lo aja, yang penting gue belum benar-benar siap buat itu" Rama pasrah.
"Lo sekarang nikmatin liburan ini. Gue tau Lo suntuk banyak pikiran masalah kerjaan, sekolah, dan sakit Lo itu. Gue gak mau Lo drop lagi cuma gara-gara banyak yang Lo pikirin" kata Handar akhirnya. Rama hanya mengangguk.
Tak terasa hari mulai malam, orang tua Handar menyarankan untuk kembali ke hotel dan sebelum itu mengajak untuk makan malam di salah satu kafe dekat pantai Kuta
"Rama, bagaimana sekolah mu nak?" Tanya Om Risko
"Gitulah om, burungnya cuma 2 ekor, semuanya jeruk. Susah nyari temennya. Tau sendiri kan cewek sukanya biang gosip doang" canda Rama
"Hahahaha, kamu ini aneh-aneh aja, tapi bagus kan sekolahnya?" Mendengarkan keluhan rama, om Risko malah tertawa
"Bagus om, disiplinnya gilak. Enak sih sekolahnya" jawab Rama
"Masih suka bolos karena misi kerjaan?"
"Masih malah tambah sering om"
"Kamu ini dari dulu suka menomorduakan sekolah, Ram. Gak kayak Handar. Sekolah terus, buku terus pegangannya. Sampai eneg om liatnya. Kayak kutu buku. Padahal ya gak pinter" kata om Risko dan Handar melirik karena sindiran papanya
"Apaan sih pah, ini juga kan karena cita-cita Handar mau kuliah S2 di luar negri" bela Handar
"Iya-iya. Yang bulan depan mau pertukaran mahasiswa ke Jerman. Percaya iya percaya kalau kamu itu pinter" ledek om Risko.
Semua tertawa dan Handar memonyongkan bibir seperti bebek.
Bulan depan Handar akan melakukan pertukaran mahasiswa dengan salah satu universitas ternama di Jerman selama 3 bulan.
"Tapi om harus bangga sama anak satu ini om. Gak sia-sia usahanya. Sampe di kantor aja suka ketiduran kalo lagi ngurusin kerjaan gara-gara capek baca buku yang tebel setinggi gunung" ucap Rama
"Hahaha bang Handar bukan capek. Emang dia kebo" ledek Tina Handar
"Lo tuh ya. Ih dasar adek gak berguna" kata Handar sambil menjitak kepala adiknya
"Udah-udah. Kok malah pada ribut gini kayak anak kecil rebutan mainan. Ayo kita kembali ke hotel. Udah jam 10 kasian tuh anak perempuan kita nguap terus dari tadi" lerai Tante Risko
KAMU SEDANG MEMBACA
( 21+) One And Forever
RomancePERHATIAN: -21+ -Berisi konten dewasa. -Update seminggu sekali (kecuali author lagi rajin ngetik bisa lebih dari sekali) -Penulis tidak bertanggung jawab atas efek konten ini -Masih dalam tahap revisi -Maaf jarang update. Dikarenakan sibuk kerja ...