Kicauan burung di taman belakang apartemen terdengar sampai kamar Rama, tapi tidak mampu membangunkan Rama yang masih terlelap tidur. Padahal waktu sudah hampir menunjukkan pukul 12 siang. Sampai pada akhirnya pintu kamar Rama di buka oleh Dika yang berniat untuk membangunkan Rama.
"Masih belum bangun juga" kata Dika pelan, beberapa kali sebelumnya Dika pun mengecek Rama sudah bangun atau belum.
Karena penasaran dan kasihan karena Rama belum sarapan bahkan makan siang, Dika menghampiri Rama yang masih terlelap tidur.
Bulir-bulir keringat terlihat di dahi Rama. Padahal AC di kamar itu menyala.
"Rama, bangun bro. Udah siang, Lo gak mau makan apa?" Dika menggoyangkan bahu Rama.
"Pak bos, bangun" masih belum ada respon.
"Ram, bangun woy" karena sedikit geregetan Dika menggoyangkan bahu Rama sedikit kasar.
"Apaan Dik, gue masih ngantuk"
"Bangun bentaran lah, makan sono. Udah gue beliin makanan buat elo"
"Gue gak nafsu makan, lidah gue rasanya pahit"
"Lo sakit?" Dika memegang dahi Rama.
"Gue cuma kecapekan doang, gue mau istirahat"
"Ram, badan lo panas gitu. Ke dokter aja gimana? Takutnya lo kenapa-kenapa"
"Gak mau, gue mau tidur. Udah sana keluar, gue ngantuk"
Dika akhirnya patuh dan keluar dan memberitahukan keadaan Rama kepada teman-teman.
"Kayaknya Rama sakit bro, badannya panas banget itu. Gue ajak makan kagak mau, gue ajak ke dokter juga kagak mau. Gimana ada usulan lain? Gue takut nanti malah kenapa-kenapa kan berabe" jelas Dika.
"Panggil dokter aja kesini aja gimana?" usul Yuda
"Lo ada Chanel buat dokter panggilan?"
"Ada, dokter keluarga gue" kata Yuda, dia anak baru di geng itu, anak dari pamannya Dika.
"Yaudah cepet hubungin aja suruh kesini. Lo semua jangan kasih tahu Handar. Bisa-bisa gue nanti di gaplok sama dia gak becus jagain Rama" ucap Dika yang terlihat khawatir.Setelah menunggu 1 jam, dokternya pun datang dan Dika langsung mempersilahkan masuk lalu mengantarkannya ke kamar Rama. Terlihat Rama masih tertidur namun mukanya terlihat pucat dan bibirnya putih. Dokter pun langsung mengecek kondisi Rama.
"Hanya kelelahan saja, apakah dia habis beraktivitas berat?" Tanya dokter
"Seharian kemarin dia perjalanan pulang dari Jakarta dok"
Dokter mengangguk paham.
"Saya beri vitamin dan penurun demam yang diinjeksikan saja, tidak ada obat yang diminum. Setelah itu pastikan dia makan dan istirahat yang cukup" pesan dokter. Dika mengangguk paham lalu meminta Yuda membawakan makanan untuk Rama.
Rama yang sedari tadi setengah sadar hanya diam tidak berkata sama sekali sampai dokter keluar dari kamarnya
"Lo bisa tolongin gue?" Tanya Rama tiba-tiba.
"Minta tolong apa?" Dika berbalik tanya.
"Jemput pacar gue di rumahnya, bawa dia kesini sekarang. Bilang kalo gue yang nyuruh"
"Alamatnya?" tanya Dika
"Mana hp lo?" Rama meminta Hp Dika.
Rama meraih Hp itu lalu membuka maps lalu mencari alamat letak rumah Risa.
" Lo bawa dia sampai kesini dengan aman, jangan Lo apa-apain itu anak"
"Yaelah, emangnya gue apa"
" Yaudah gue berangkat sekarang, dan lo cepet makan sekarang. Gak malu apa nanti sama cewek lo itu, muka kayak zombi gitu minta diapelin " sambung Dika.
"Bawel lo" umpat Rama.Dika pergi dan menyetir mobil dengan perlahan memastikan rute yang dia lewati sama dengan yang ada di maps. Setelah sampai di titik yang Rama berikan, Dika langsung mematikan mobilnya dan keluar. Perkampungan yang sepi dan masih pedesaan. Satu informasi yang Rama berikan hanya bentuk rumah yang seperti rumah khas jawa yang letaknya tepat di belokan jalan. Tidak begitu sulit oleh Dika untuk mencari rumah itu. Dika langsung mengetuk rumah itu.
"Permisi" ucap Dika lantang
"Ya, siapa ?" Terdengar jawaban dari dalam
"Cari siapa ya?" Seorang cewek yang keluar dari rumah tersebut.
"Cari elo"
"Aku?"
"Iya, lo Risa kan?"
"Betul, ada apa?"
"Gue disuruh Rama buat jemput elo"
"Ooo gitu, bentar aku siap-siap dulu"
"Gue tunggu di dalem mobil, cepet ya" pesan Dika.
Beberapa menit Risa untuk mengganti pakaian dan dandan dan pamit ke orang tuanya.
Risa langsung masuk ke mob milik Dika.
"Kenapa bukan Rama yang kesini?"
"Masih tidur orangnya, kecapean sempet demam tadi" ucap Dika
"Ini kita kemana?"
"Ke apartemen" jawab Dika singkat, dirinya langsung melajukan mobilnya dengan cepat.
"Lo cantik juga ternyata dari deket"
"Dari deket? Emang udah pernah ngeliat aku sebelumnya?"
"Udah"
"Kapan?"
"Di taman kota"
"Hah?"
"Iya, lo disana sama cowok lain kan? "
"Iya, cuma temen doang"
"Kelihatannya bukan cuma temen biasa, lo ada hubungan spesial sama itu cowok"
"Dia temen deket, udah lama. Jangan kasih tau ke Rama ya"
"Alasannya?"
"Dia pasti marah nanti"
"Sayangnya dia udah tau, dan dia gak marah"
Sontak Risa kaget dengan jawaban Dika.
"Rama tau?"
"Yups, dia nyaksiin langsung kok lo sama cowok itu di taman kota lagi main sketboard"
Risa langsung tertunduk merasa bersalah.
"Rama gak marah sama lo, dia juga gak mau bahas ini sama lo. Dia percaya sama lo kalau lo bisa nyimpen kepercayaan itu dengan baik" jelas Dika.
"Ada 3 cowok di kehidupanku. Rama, mantan ku, dan cowok itu"
"Lo milih siapa?"
"Rama"
"Tapi kenapa Lo masih deket sama dua cowok itu?"
"Hanya berteman baik saja"
"Semua cowok kalau ada cewek yang baikin dirinya sama aja cewek itu ngasih jalan. Lo gak tau kalau Rama itu serius sama Lo"
Risa menunduk merasa bersalah.
"Lo harus tentuin salah satu dari mereka. Gue tau tentang hubungan kalian, Rama emang cinta sama lo, tapi dia gak minta lebih bahkan minta pacaran sama lo. Tapi ko yang minta kan? Jangan sampai permintaan status pacaran itu lo makan sendiri" ucap Dika sedikit tegas.
"Gue tau lo pernah disakitin cowok, tapi jangan samakan semua cowok itu negatif" sambung Dika.Tak lama, mereka sampai di parkiran salah satu apartemen elit di kota.
Risa yang dari diam setelah mendapatkan peluru pedas melangkah berjalan mengikut Dika dari belakang.
"Silahkan masuk, Rama ada di kamarnya" Dika mempersilahkan Risa masuk dan mengantarkan ke depan pintu kamar Rama.Risa perlahan membuka pintu dan masuk, tidak ada Rama di kasur itu.
"Aku di sini" ucap Rama yang mendengar suara pintu terbuka. Risa langsung melangkah menuju balkon kamar Rama.
"Apa kabar?"
"Seperti yang kamu lihat"
Risa melihat Rama yang tampak kurus dan pucat serta rambut yang acak-acakan.
"Seberantakan ini?"
"Hmm iya, kamu gak suka"
"Suka kok. Seperti apapun kamu, aku tetep suka"
"Kalau sama cowok tempo hari di taman kota?" pertanyaan yang membuat Risa kaget.
"Kenapa diam? Tidak perlu takut aku marah, aku gak akan marah. Hanya ingin penjelasan dari kamu saja" sambung Rama.
"Dia teman dekat ku, dia dari dulu ngejar-ngejar aku biar jadi pacarnya. Tapi aku gak mau karna agama kami beda. Dia pun saat itu udah punya pacar dan aku masih dengan mantanku. Dan sekarang aku sama kamu" jujur Risa.
"Pilih aku atau dia?"
"Aku pilih kamu" jawab Risa dengan mantap.
"Jadi kamu tau apa yang kamu lakukan?"
"Aku akan jauhin dia"
"Gak perlu, bertemanlah. Kamu hanya perlu tegas dengan hatimu. Siapa yang kamu pilih dan yang kamu pertahankan"
"Aku pilih kamu"
"Risa, kalau kamu lebih memilih dia. Silahkan gapapa kok aku gak akan marah"
"Aku nyamannya sama kamu, aku cintanya sama kamu saja"
"Terima kasih, aku percaya sama kamu"
"Maafin aku, kalau aku buat kamu sakit hati" ucap Risa lalu memeluk Rama.
"Lupakan saja. Sudah berlalu, sekarang itu urusanmu mau gimana dengan cowok itu" bisik Rama.
Risa mengangguk dan mempererat pelukannya itu.
"Aku rindu sama kamu" ucap Rama lalu melepaskan pelukan itu. Menangkupkan tangan di pipi Risa, dan perlahan wajahnya mendekat.
Sentuhan bibir yang lama tidak Risa rasakan, akhirnya kembali dia rasakan. Hangat dan lembut permainan bibir Rama melumat bibir Risa membuat fantasi Risa terbang melayang. Risa meremas paha Rama karena menikmati lumatan bibir Rama.
Dengan sigap Rama langsung mengangkat Risa dan menggendongnya masuk ke kamar.
"Kunci gak pintunya?" bisik Rama di balas dengan anggukan Risa.
Setelah mengunci pintu, Rama langsung merebahkan Risa di kasur.
"Katanya lagi sakit, kok kuat gendong aku?"
"Sakitnya karna rindu kamu"
"Dasar" Risa memukul bahu Rama pelan.
"Tidur yuk, lama kan kita gak tidur bareng"
"Dasar mesum"Rama langsung melepas kaosnya dan tidur berhadapan lalu memeluk Risa.
Risa yang diam-diam suka dengan bentuk tubuh Rama yang atletis langsung membalas pelukan itu dengan erat. Selimut yang masih menutupi setengah badan pun Rama tarik sampai menutupi kepala Risa yang menempel di dada Rama.
Tak lama mereka pun pergi ke alam mimpi masing-masing.Jangan cuma baca doang dong . Vote dan komen juga.
Ada give away loooh.. kalian gak mau dapet hadiah dari author?
2 jam tangan buat kalian yang beruntung. Caranya gampang kok..
Kalian baca di bab "give away" disitu ada caranya.
Pengumuman akan beritahukan setelah reader mencapai 6k dan author akan DM via Instagram kalian bagi yang menang.
KAMU SEDANG MEMBACA
( 21+) One And Forever
RomantikPERHATIAN: -21+ -Berisi konten dewasa. -Update seminggu sekali (kecuali author lagi rajin ngetik bisa lebih dari sekali) -Penulis tidak bertanggung jawab atas efek konten ini -Masih dalam tahap revisi -Maaf jarang update. Dikarenakan sibuk kerja ...