Villa 2 (+21)

21.2K 83 2
                                    

Setelah ritual mandi selesai...
Mandi aja kok gak ritual aneh-aneh
Hahaha .....

Waaaiiiittttt !!!!
Kalian pasti nunggu kelanjutannya.
Apa kabar guys?
Gimana? Masih amankah lingkungan kalian dadi pandemi? Tentu belum? Sama seperti author . Di sekitar author semakin banyak orang yang terkena.
Semoga kalian tidak terkena ya. Itu sangat tidak nyaman di badan. Tetap terapkan 5M.



Oke .... Kita lanjut perjalanan Rama dan Risa.

Risa sudah siap dengan pakaian santainya . Kemeja yang berwarna hijau pastel dan celana jeans putih. Dipadukan dengan sneakers warna klasik hitam putih. Simpel namun kecantikan alami sangat kuat terpancar dari dirinya. Tak lupa make up dengan bedak tipis dan goresan lisptik pink muda. Menambah kecantikan yang ada.

Rama yang sedari tadi masih menggunakan handuk memandang Risa tanpa berkedip.

"Mau sampai kapan kamu seperti ini?" sindir Risa yang mengejutkannya.
"Hm.. aku ... eh.. tolong ambilkan bajuku di tas"
"Mau baju yang mana?" Risa mengeluarkan satu persatu baju Rama.
"Kemeja putih sama celana cargo pendek itu"
" Kamu tidak dingin pakai celana pendek ini?"
"Ada kamu yang menghangatkan ku" Rama berjalan mendekat lalu memeluk Risa.
"Jangan mulai mesumnya. Pakai bajumu itu, kehadiran kamu seperti ya ditunggu"
"Kamu tau dari mana kalau aku ditunggu orang diluar itu?"
"Kan kamu orang penting"
"Gak juga, lagian ini acara santai"
"Yaudah, cepat pakai bajumu itu. Nanti aku keringkan rambutnya"
"Iya sayang" Rama mengecup Risa.

Tok tok tok ..
"Siapa ?" Ucap Rama.
"Maaf pak. Sudah ditunggu rekan-rekan" terdengar suara salah satu pegawai villa
"Kalian mulai dulu acaranya, nanti saya nyusul ke sana" teriak Rama.
"Tuhkan bener dicariin"
"Gapapa, mereka hanya sungkan kalau acara dimulai tanpa adanya aku. Mereka terlalu bersikap kaku" ujar Rama
"Gimanapun kamu yang dihormati pada acara ini sayang"
"Hm, santai saja. Kamu akan terbiasa dengan hal ini"
"Kamu memang aneh. Di luar sana para petinggi tergila-gila dengan hormat. Tapi kamu sangat santai dan mengabaikan hal itu"
"Jangan samakan aku dengan orang di luar sana. Aku jadi seperti ini berkat mereka yang mau bekerjasama dengan aku"
"Kamu betul. Kamu memang hebat"
"Ya ! Dan aku hebat bisa mendapatkanmu. Hahaha" Rama tertawa kencang.
"Sssstttt. Ketawanya pelan aja. Yuk keluar" ajak Risa.

Rama membuka pintu dan merangkul Risa dengan mesra.
"Rama" ucap Risa dan dibalas dengan tatapan Rama
"Tangannya" Risa mengode agar tangan Rama turun dan melepas rangkulan itu.
"Sekali aja"
"Oke, sekali ya" ucap Risa mengulanginya
"Iya"

Mereka berdua berjalan mendekati orang-orang yang sedang berkumpul mengelilingi api unggun. Di samping itu terlihat pembakaran barbeque dan satu chef yang sedang meracik bumbu untuk daging sapi.

"Halo semuanya" sapa Rama
"Wah pak Rama dengan siapa ini? Tanya salah satu pegawai villa itu
"Ini, kekasih saya. Perkenalkan namanya Risa"
"Cantik sekali anda Bu" ucap salah satu orang disana
"Perkenalkan saya Risa. Panggil nama saja ya" Risa memperkenalkan diri.
"Oke, kita lanjut acaranya ya. Nikmati acara malam ini sampai besok sore. Semoga kalian senang. Terima kasih atas kerja keras kalian selama ini. Anggap saja ini perayaan kecil atas pencapaian target perusahaan yang sesuai dengan rencana. Dan besok pagi silahkan cek semua rekening kalian karna saya memberi bonus untuk kalian. Terima kasih atas kerja keras kalian untuk perusahaan" ucap Rama.

'hah. Bonus? Sebegity royalnya kah Rama dengan karyawannya?' Risa terkejut
'dan ini perayaan kecil? Di villa mewah? Terus kalo besar seperti apa?' pikiran Risa melayang
"Ayo kita ambil makanan" ajar Rama dan dibalas dengan anggukan
"Kamu duduk di sini, aku ambilkan" Rama langsung pergi ke meja hidangan dan kembali dengan membawa nampan yang berisi satu piring penuh hidangan barbeque serta 2 gelas minuman.
"Orange juice untuk kamu. Dan ini untuk aku"
"Apa itu?" Gelas dengan air berwarna merah tua
"Ini wine"
"Kamu mau mabuk?" Tanya Risa
"Enggak kok, hanya satu gelas lagi pula tidak penuh. Tidak akan membuatku berjalan sempoyongan"
"Aku boleh mencicipi?"
"Mau? Kamu yakin?
"Sedikit" Risa ragu
"Silahkan" Rama mendekatkan gelasnya kepada Risa
"Uhh rasanya tidak seenak orange juice" ekspresinya sangat terlihat kalau tidak menyukai minuman itu.
"Tidak enak bagi orang yang baru pertama mencicipinya. Jangan minum seperti ini tanpa aku" Rama mengingat Risa
"Aku tidak menyukai minuman itu, aneh" Risa bergidik membayangkan apa yang dia rasa tadi
"Hahaha, baguslah kalau tidak suka" Rama tertawa kecil melihat tingkah Risa
"Makanlah yang kenyang. Udara dingin cepat membuat kita lapar"
Risa hanya mengangguk dan memotong daging agar mudah dimakan.

( 21+) One And ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang