ini lisu

0 0 0
                                        

"Sampe nangis gini ya ampun.. Hahaha lo juga kenapa iya-iya aja pas gue ajak?" isa iba dan meledeki ian di waktu yang bersamaan. Isa baru kembali setelah membeli air mineral untuk ian.

"Ya gtw, gue gak sadar pas ngeiyain" mata ian sudah setengah bengkak sekarang, Ia terus mencoba menenangkan mata bengkaknya ia malu jika harus keliling carnaval dengan mata bengkak seperti ini.

Ian menunduk lalu mengulum senyumnya, "malu bgt" gumam ian tapi isa bisa mendengarnya. "Kenapa?" isa penasaran.

"Harga diri gue hilang depan lo" isa belum mengerti alur pembicaraan ian, "lo gak pernah kan denger gue seteriak dan senangis itu" ian memperpanjang agar isa mengerti.

"Oh.. Hahahaha" isa tertawa tidak peduli ini benar-benar lucu, ian yang di segan di sekolah si anak organisasi yang terbilang cukup cuek dan sulit di dekati, harga dirinya langsung hilang jika bersama isa.

"Jangan gitu sa, gue malu jangan ceritain soal malam ini ke yang lain ya" ian menutup wajahnya. 

"Okeee" isa tersenyum lalu mengacungkan jempol pada ian.

"Sa liat, mata gue masih sembab gak?" ian melebar-lebarkan matanya sambil mengedip berkali-kali lalu tersenyum seperti.. Gue ngapain sih?

"Udh gak sembab tapi masih merah" ucap isa dan ian kembali mengibasi matanya. "Kenapa mau pulang kah?" ian menggeleng kuat bisa saja kepala itu lepas sekarang juga. "Gak mau gue masih mau disini"

Masih ada sesuatu yang mengganjal di hati isa, ia ingin bertanya tapi takut menyinggung tapi ia penasaran tapi ia tidak cukup berani bertanya. "Kenapa diam?" tegur ian, perlahan tapi pasti, isa benar-benar penasaran. "Hmm.. Gue boleh nanya sesuatu?" ian hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Tadi lo sempat bilang gak pernah se bahagia ini sejak terakhir kali bareng ayah, Hmm itu..." ian tersenyum tipis, ia menatap kearah keramaian enggan menatap isa dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Lo tau kan ayah udah gak ada? Sekarang gue tinggal bareng yera dan bunda. Ayah meninggal karna jantung coroner. Gue bilang gitu tadi ya karna memang terakhir kali gue kesini bareng sama ayah. Ayah sengaja ngajak gue tapi gue gtw kalau itu untuk yang terakhir kalinya, banyak yang mereka sembunyikan dari gue padahal gue benci bgt begini. Lo kalo mau minta tolong atau segala macam andalin gue aja ya sa jangan di simpen sendiri. Gue pengen jadi orang yang berguna setidaknya buat orang di sekitar gue"

"gue jadi ngomong banyak banget sorry hehehe" ian dan isa saling melemparkan senyum mereka, berharap bisa saling menguatkan lewat senyuman mereka. "Gpp, gue malah seneng kalau ada yang terbuka gini ke gue. Gue gak pinter buat kata-kata tapi gue usahain gue bakal ngasih saran ke lo"

"Ini kenapa jadi mellow gini sih?" protes ian di sertai kekehan, isa yang menyadari itu pun ikut terkekeh me dengar nya. "Lo mau apa? gue beliin" lalu ian berdiri di hadapan isa sambil tersenyum lebar.

Isa sedikit berpikir sambil melihat ke sekitar, merasa seperti ada yang memperhatikan isa lantas mendongakkan kepala untuk melihat ian. Iyaa benar, ian menunggu jawabannya. "Cotton candy aja"

"Okee 1 cotton candy meluncur" ian yang ingin beranjak pergi pun di tahan oleh isa. "Ian gue mau pinjem kamera lo, boleh?" ian menurunkan camera dari gendongannya lalu menyodorkan pada isa. "Nih.. Tunggu sini aja yaa"

Isa membuka buka isi memori kamera itu, ia terkejut di kamera itu hanya ada foto dan beberapa video dirinya saat tampil tadi. Bener bener terlihat seperti fancam idol idol kpop biasanya. Kenapa ian tidak men-shoot teman temannya yang lain juga?

Teringat dengan tujuan awalnya isa langsung memperhatikan kameranya lalu memutar lensa hingga ngeblur, menurutnya ini aesthetic lebih lagi karna lampu carnaval yang berwarna-warni menambah indah hasil jepretannya. Berhasil dengan tema blur, isa kembali memperbaiki lensanya tepat di depan sana terlihat ian yang sedang kembali membawa cotton candy untuk isa. Senyum terukir dengan sendirinya, di sebrang sana pun ian terlihat senyum tanpa henti. Benar benar menggambarkan suasana hatinya.

Isa tidak menyianyiakan momen, ia langsung mengambil beberapa potret saat ian berjalan. Ian sadar akan hal itu dia lalu menoleh dan membuat kontak mata pada lensa kameranya tapi isa yang terlonjak kaget di sebrang sana. Senyum yang manis.

"Lo moto-motoin Gue ya?" ia mengintrupsi

"Iyaa hehe" isa hanya menyengir setelah itu. "Ini cotton candy beruangnya" isa bertepuk tangan sambil menggoyangkan kepala ke kanan dan kiri saat ian menyodorkan itu, "makasihhh" isa menerima Cotton candy itu lalu datang ke kursi terdekat.

Simpen Aja Dulu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang