mxdnnxjsbx

1 0 0
                                    

"Tenang bgt rasanya" jeongwoo  menghela napas lalu menutup matanya. Mereka pergi di waktu yang tepat beberapa menit lagi akan ada sunset.

"Mau sharing sesuatu? Siapa tau aku bisa bantu"

"Vanya, maaf agak lancang tapi boleh peluk sebentar gak?" vanya yang mendengar itu hanya diam, memang biasanya itu yang dibutuhkan saat sedang lelah bukan?

"Sure.." vanya merentangkan tangannya dan jeongwoo masuk kedalam dekapannya. Hangat. Ini yang jeongwoo inginkan sejak dulu sebuah pelukan yang bukan sekedar pelukan biasa. Pelukan ini benar benar membuatnya merasa tenang. 

"Capek bgt van, jujur aku gak bisa ngimbangin tanggung jawab ku jadi pelajar dan kerjaan ku. Berat bgt capek" keluh jeongwoo suaranya mulai terdengar bergetar. 

"Jangan di tahan, nangis aja kalau memang mau nangis" tangan vanya sibuk mengelus punggung jeongwoo di belakang sana.

Setelah itu terdengar suara tangisan yang bukan lain suara itu berasal dari jeongwoo. Vanya merasakan jeongwoo semakin mempererat pelukan mereka. Mendengar tangisan itu vanya jadi iba tapi vanya merasa dia harus tegar di kondisi seperti dia tidak bisa menangis juga sekarang.

Manager macam apa aku ini -batin vanya merutuki dirinya sendiri.

Tangisannya mereda, jeongwoo melepaskan pelukannya. vanya tersenyum menguatkan dirinya. Mengingat ia juga berada di posisi yang sama seperti jeongwoo bedanya jeongwoo artis dan vanya adalah penanggung jawab artis.

Iyaa ini tuntutan dari pamannya, dia tidak bisa menolak karna alasan lain. "Pasti susah juga yaa belajar sambil ngurusin kita ber-12 mana bandel bgt lagi" Ucap jeongwoo setelah sadar dia berbicara dengan orang yang memiliki beban yang sama dengannya.

"Hahaha sejujurnya iya sedikit tapi untungnya kalian sudah mulai menginjak dewasa jadi tidak sesulit itu juga aku ngurus ada hyunsuk sama jihoon oppa yang bantuin"

"Haha benar semua bakal nurut kalo jihoon hyung yang teriak" ucap jeongwoo lalu mereka tertawa bersamaan.

"Gimana? Udh ngerasa enakan?" vanya memastikan

"Iyaa.. Makasih banyak" jeongwoo mengulas senyum tipisnya kepada vanya.

Vanya menunduk sedikit merasa bersalah, "maaf aku tidak tau kau ternyata terbebani dengan semua ini. Aku akan mengubah semua jadwalmu, apa junghwan juga perlu mengubah jadwal?"

Jeongwoo tertawa, "untuk apa di ubah? Ini pilihan ku dan aku resikonya pasti akan seperti ini. Jangan mengubah apapun di jadwal ku aku ingin jadi profesional"

"Baiklah" vanya tidak pernah tau jeongwoo punya tekat seperti ini. Vanya suka pria pekerja keras seperti ini

Simpen Aja Dulu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang