"Mau kemana lo rapi banget?" tanya widan sesampainya ia di dapur, sesuai janji sebelumnya ia akan pergi mengambil outfit. "Mau keluar ambil outfit"
"Outfit?" widan mengerutkan dahinya
"Buat coupwalk besok"
"Oh 12-1 lo sama siapa?"
"Ian"
Widan hampir tersedak, isa memang selalu punya hal yang bisa mengejutkan widan. "LO SERIUS?"
"Ngapain gue boong tunggu aja besok" tak lama setelah mengakhiri pembicaraan dengan widan datanglah suara berisik dari arah luar rumah. Isa sudah bisa menebak siapa yang datang.
"Assalamualaikum" jeri mengucap salam sambil sedikit berteriak, pasalnya rumah kediaman edgar ini besar jika tidak suaranya tidak akan terdengar.
"2" nesya melanjutkan
"3, apa lo liat liat?" ketus dayyan saat melihat widan ada di meja makan.
"Dih apa banget" widan merotasikan bola matanya.
"Ngomong assalamualaikum doang males banget lo pada" jeri protes karna nesya dan dayyan malah nitip salam padanya. "Hehehe" cengir nesya lalu mengambil posisi di samping isa.
"Ehh udah pada dateng, ayo sini semua makan bubur dulu" tante deli menaruh sepanci bubur di tengah tengah meja makan agar mereka lebih mudah untuk mengambilnya.
"Makasih tante" dayyan mengambil mangkok lalu menyendok bubur sesuai porsinya. Dayyan sengaja mengambil tempat di samping widan, dayyan memang jailnya kelewatan di saat widan sudah marah pun ia tetap meledeki widan tanpa henti.
"Lo mau kemana sa?" jeri menyadari penampilan isa yang sudah rapi sejak tadi. "Ada perlu di luar, bentar lagi di jemput"
"Yah baru juga datang" nesya sedikit kecewa mendengar itu, dia baru saja datang kalau begini siapa yang akan menemaninya disini. "Hehe masih ada hari esok, mamah isa sudah selesai"
"Tarok di belakang ya mangkok nya" isa beranjak dari meja, tiba tiba saja pak wono supir sekaligus tukang kebun rumahnya berjalan ke arah dapur, "neng isa"
"Iyaa pak?"
"Di luar ada yang nunggu neng kasep pisan euy, gandengannya ya?" Pak wono berterus terang, mamah yang mendengar ucapan pak wono tadi langsung menatap anak gadisnya dengan senyuman yang mencurigakan.
"Bukan pak itu temen isa, mah itu jeri udah datang isa pamit ya" isa menghampiri mamah lalu salim. "Suruh mampir dulu ian nya makan bubur" widan terdiam bisa bahaya kalau ian benar benar akan kemarin. Ia sudah siap kabur.
"Udah isa bungkusin mah ada janji sama yang lain juga, babay semua!!" isa berlari setelah mengakhiri kalimat terakhirnya. "Semangat banget dia" ujar mamah tersenyum sambil menggeleng heran.
Dayyan menyadari kalau jeri sedari tadi menatap kepergian isa hingga hilang di balik pintu, bagi dayyan ini terlihat seperti drama dimana pihak pria mencintai seorang wanita dan wanita itu tidak peka akan perasaannya.
"Ck, jangan potek jer"