"KAK!! AYO BERANGKAT!!" teriak Widan bergema seantero rumah padahal isa ada di hadapannya.
"Anjir dan telinga gue ngung ngung ngung" isa memegangi telingannya sambil mengutuk Widan dalam hati.
"Apaan ngung ngung denging kali" ketus widan tanpa merasa bersalah.
Isa melemparkan tatapan sinisnya emosinya mulai naik, "LO JUGA GUE DISINI NGAPAIN TERIAK TERIAK"
"Ya maap namanya juga excited" isa tidak menggubris Kata maap itu.
"Ada apa sih? Kenapa teriak teriak" ucap si kepala keluarga mencoba menengahi kedua anaknya.
"Widan pah teriak teriak telinga isa jadi denging" isa ngadu widan hanya diam mendengar.
"Widan bener yang kakak mu bilang?"
Widan menunduk lalu berkata "iya pah" dengan tangan yang memainkan gelas susu di hadapannya.
"Kenapa teriak kan bisa pelan aja kakak mu juga ada di depan mu kok"
"Maaf pah Widan terlalu excited"
"Telinga Widan pernah berdenging begitu?" Widan mengangguk sebagai jawaban "sakit kan? Lain kali jangan di ulangi Lagi ya. Minta maaf ke Kakak"
"Kak isa, maafin Widan"
"Iyaa.. Ayo berangkat nanti telat" ajak isa dan widan langsung membuntuti kakaknya di belakang.
Sampainya di mobil isa langsung tertawa lepas melihat adiknya tadi "haha diluar jadi pahlawan di rumah ketemu ayah langsung menciut kaya curut"
"Apaan sih lo berisik, diem" tegur Widan dengan tatapan sinisnya.
"Hahaha jauhin yera jangan sampe gue liat kalian giniin yera lagi hahahaha" isa tidak henti hentinya meledek widan, Widan langsung terdiam setelah mendengar kalimat yang familiar itu.
"L-lo tau darimana?" Widan enggan melihat kearah isa
"Yera yang cerita hahaha gpp dan sebagai kakak lo gue bangga. Lanjutkan adikku" ucap isa sambil menepuk pelan bahu Widan.
"Kak pliss jangan kasih tau siapa-siapa" Widan sedikit memohon, apa yang dia lakukan itu baik tapi entah kenapa dia malu jika hal itu diketahui oleh orang lain.
"Rahasia lo aman sama gue"
![](https://img.wattpad.com/cover/258404681-288-k73421.jpg)