Tok tok tok
Suara pintu ruangan berbunyi, jeri sudah bisa menebak kalau itu isa. "Masuk sa!" jeri malas berdiri jadi ia berteriak di tempatnya.
Mendengar aba-aba jeri, isa langsung masuk dengan sepiring churros yang ia janjikan. Jeri menegakkan punggungnya bukan untuk menyambut isa tapi untuk menyambut sepiring churros. Jeri menjulurkan tangannya dengan senyum andalan.
Isa menyodorkan piring, "bilang apa?"
"Maacih!!! Nyam" Jeri langsung melahap churros tanpa tau itu panas atau tidak. "Enak?" jeri mengangguk untuk jawaban.
"Jer, gue pinjem pc lo ya"
"Yo.. Sekalian cari lagu nya, gue mau makan churros dulu"
Isa berkutik dengan pc di depannya sedangkan jeri sedang menikmati churros itu tanpa berhenti melahap. Tiba-tiba saja ada sebuah notif di handphone milik jeri, pemiliknya langsung terdiam setelah melihat itu.
Aktivitasnya terhenti dan wajahnya pun mulai terlihat cemas, dengan tangan yang sedikit bergetar jeri berusaha membalas pesan itu. Napasnya mulai berburu.
"Menurut lo bagusnya lagu yang gimana sih? Kalau gue ya yang kaya gue bilang tadi lagu lagu yang dari originalnya memang duet. Jadi lebih gampang mungkin lo ada saran lain?"
Merasa tidak di respon isa langsung menoleh ke arah jeri, ia terlihat cemas sesekali ia berkutik dengan rambutnya. Jeri juga tidak menyentuh churros itu sama sekali, pria itu bahkan lebih memilih untuk menggigiti kukunya.
"Jer" isa menegur lalu berjalan ke arah jeri. Ada yang tidak beres dengan pria ini.
"Hmm.. Maap tadi lo ngomong apa?" jeri gelagapan
"Gue ngomong dari tadi lo gak dengerin sama sekali? Lo kenapa tiba tiba keliatan cemas begitu, kalau lo butuh cerita gue ada disini dan stop gigitin kuku lo" isa menjauhkan tangan jeri dari mulutnya.
Isa mengambil 1 churros dan langsung menyodorkan itu di depan mulut jeri, "mending lo makan churros daripada gigitin kuku terus" jeri membuka mulutnya menerima churros yang isa berikan.
Sekelebat angin canggung lewat di antara mereka, mereka langsung membuat jarak setelah menyadari apa yang telah mereka lakukan. Isa membuang pandangan dan jeri menunduk. Merutuki apa yang baru saja terjadi.
Isa memutuskan untuk beranjak pergi daripada harus berada dalam atmosfer seperti ini, "mau kemana?" tanya jeri saat isa beranjak pergi.
"Ke dapur gue haus, mau minum gak?"
"Boleh deh" isa menutup pintu setelah mendengar respon jeri.
"Duh isaaa lo ngapain pake acara nyuapin segala, ihh goblok" isa merutuki dirinya lalu memukul kepalanya dengan perasaan malu.
Didalam sana jeri tersenyum karna tingkah laku isa, "semoga lo selalu bahagia sa"