"Cak, gue turun bentar ya ambil pesanan."
"Iya," respon cakra sambil fokus memainkan handphonenya, tidak ada yang menarik ia hanya menerima pesan dari ibunya yang tidak pernah lupa mengingatkan cakra pulang.
Selain itu ibunya juga mengabari kalau tian, kakak cakra, baru saja di diagnosa mengalami demam tinggi. Otomatis cakra lah yang akan menggantikan kakaknya bekerja sebagai driver ojek online besok. Salah satu sumber penghidupan keluarga yang masih bertahan sampai sekarang.
Pintu mobil bagian penumpang belakang terbuka, Apin meletakan dua kantong berisi minuman, dengan jumlah yang tidak sedikit itu untuk akan apin berikan pada siapa?
"Widih banyak banget, gue dapet gak nih?" mendengar itu apin langsung memberi segelas pada cakra, yang diberi pun langsung tersenyum dan berterima kasih.
Apin kembali ke kursi pengemudi lalu melakukan mobilnya menuju tujuan, "cak, lo naksir sama cewe yang selalu datang itu?"
Cakra tersenyum, "Iya bang, kita saling naksir bang tapi gak saling kenal, miris."
"Tau darimana dia naksir, lo?"
"Kalau gue cerita ntar lo katain kepedean tapi ini beneran yang gue denger, dia bahkan ngomong sambil jingkrak jingkrakan intinya dia bilang seneng masih bisa liat gue, gimana gue gak nyengir bang? Disitu keadaan nya juga gue awalnya mikir dia gak akan datang ternyata datang."
Apin tersenyum, "lo tau dia kuliah apa kerja gitu?"
"Kagak, lagi kuliah mungkin? Gue tau namanya aja baru semalam."
"Lo tau kan gue ketua ukm band?"
"Tau, oh ini maksud lo nonton orang ngamen nonton anak ukm lo?" apin terkekeh tanpa berterus terang.
Tak lama mereka tiba di taman universitas, banyak orang yang datang sekedar mendengarkan dan banyak juga mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas. Taman memang selalu seramai ini, bahkan kerumunan itu menghalangi pandangan.
Cakra dan apin turun dari mobil dengan membawa minuman yang sengaja apin beli untuk mereka. Mereka masih di sekitar parkiran tapi suara si vocalis band menjamah pendengaran mereka dnegan jelas. Cakra mengikuti langkah apin menerobos kerumunan sampai tiba di samping sound system. Ya begitulah kira-kira kalau mengikuti orang dalam. Cakra memberikan sekantong minuman itu ada staff.
Cakra meluruskan pandangan dan dalam sekejap pandangannya terkunci, vocalis itu aira. Benar, aira yang selalu menghadiri setiap agendanya. Aira yang kemarin bersorak keriangan saat tau ia tidak terlambat. Aira yang selalu siap bersorak saat cakra tampil. Suara indah di parkiran tadi milik gadis ini. Ia menyanyikan lagu berjudul jadi kekasih ku saja dari keisya levronka.
Sesekali gadis itu mengarahkan mic pada penonton agar semua bisa ikut bernyanyi bersamanya. Nada dan diva yang selalu hadir di setiap jadwal aira kini berada garda terdepan barisan penonton. Tak sengaja membuat kontak mata pada keduanya, nada dan diva terus berusaha membuat aira menoleh ke arah kiri, ada kejutan disana.
Aira yang melihat itu hanya memahami mungkin mereka ingin aira lebih banyak berinteraksi dengan penonton di sebelah kiri. Aira menuruti, ia berjalan ke arah kiri sambil menyodorkan mic, seketika aira membeku di tempat. Pria itu, cakra, sejak kapan ia berada disini?
Menyadari aira yang terdiam, cakra dengan cepat mengambil alih bernyanyi selagi mic berada di depannya. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dengan cepat aira menyadarkan diri lalu bernyanyi sambil kembali ke tengah.
Semua orang menikmati nyanyiin bahkan bernyanyi bersama aira. sekian lama menit berlalu, lagu yang di bawakan aira pun berakhir. Aira mempersilakan vocalis lainnya untuk bergantian dengannya. Melihat itu, nada dan diva langsung mundur dari keramaian untuk menghampiri aira.
"KAGET GAK LO? KAGET GAK LO?"
Aira tersenyum walau hatinya masih kacau, "asal lo tau gue shock banget, sejak kapan dia disitu? Gue pikir lo pada ngode nyuruh gue interaksi sama audien sebelah kiri," aira melayangkan protes bertubi-tubi, perasaannya masih campur aduk.
"Siapa sangka ketemu pas lagi ngamen?" ledek nada.
"