05. Tamu tak diundang 🕳️

3K 198 3
                                    

Bagian kosong lima
.
.
.

Absen pake nama kamu

Makan apa hari ini?

Yang mau di follback komen sini RosianaSalma

Arin memandang nasi yang yang terletak di meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arin memandang nasi yang yang terletak di meja makan. Malam ini dapur Arin benar-benar bersih dari lauk pauk. Tadi dia lupa membeli telur saat ke warung gang depan untuk membeli sabun cuci piring.

Karena perutnya sudah sangat lapar terpaksa, malam ini Arin makan dengan garam saja. Sebenarnya Arin tidak begitu sering makan malam, makanya tadi dia tidak kembali lagi ke warung saat lupa untuk beli telur. Tapi malam ini, perut Arin tidak berhenti berbunyi.

Satu suapan nasi sudah masuk ke mulut Arin. Nasi dengan garam tidak begitu buruk, masih banyak orang yang lebih tidak beruntung dibanding Arin.

Tepat disuapan ketiga, pintu rumah Arin yang sudah berkarat diketuk dari luar. Baru saja Arin pergi untuk mencuci tangan, kini suara ketukan pintu berubah menjadi gebrakkan.

Siapa yang bertamu malam-malam begini, mana orangnya tidak sabaran lagi. Mendadak dada Arin berdebar, takut sekaligus penasaran.

Arin melihat dari celah gorden kain yang dia singkap. Terlihat laki-laki yang sangat familiar diIndra pengelihatannya.

Daniel dengan kaos acak-acakan serta robek, wajah lebam berdiri di depan pintu Arin dan di bawah lampu rumah Arin yang tidak begitu terang alias temaram.

Sempat ragu untuk membuka pintu, tapi ya sudah lah. Dari pada pria kurang waras itu mengamuk disini dan menggangu warga sekitar, bisa-bisa Arin diusir dari sini.

"Ngapain ke sini?"

"Hehehe.. cantik banget sih malam ini."

Kening Arin mengkerut, mendadak perasaannya tidak enak. Hidung Arin memberi tahu kalau orang di depannya ini sedang tidak sadar.

Arin mendorong dada Daniel untuk menjauh dari tubuhnya.

"Heihh... Gak ussah dorongh-dorongh guehh." Daniel menyandarkan tubuhnya, menatap Arin dengan tatapan andalannya.

Ini bahaya! Arina udah tahu apa yang Daniel inginkan dari tatapannya. Arin tidak mau!

"Pergi dari rumah gue! Lo mabuk, gue gak mau." Arin kembali mendorong tubuh Daniel keluar rumah kemudian menutup pintu. Namun sayang, Daniel berhasil menarik tangannya, dan menyeret tubuhnya untuk masuk ke dalam mobil.

"DANIEL! gue gak mau!! Stop paksa gue kaya gini!" Arin tetap bertahan. Dia ingin tidur nyenyak malam ini, tanpa gangguan dari apapun dan siapapun.

"Apa Lo bilang?" Napas Daniel semakin memburu. "LO BILANG APA TADI? PAKSA?? Ahahahaha..."

BEKAS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang