04. Teler 🕳️

3.3K 200 1
                                    

Bagian kosong empat
.
.
.

Absen dulu pake emot 🕳️

Kamu baik-baik saja kan?

Cerita dong apa yang kamu alami hari ini?

Cape gak?

"Brengsekkkkkkkkkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Brengsekkkkkkkkkk... GUE MAU DIA MATI! GUE GAK BISA BELAJAR ANYING!"

Buku yang begitu banyak di atas meja kini berserakan dilantai. Suara kertas disobek kini memenuhi kamar remaja yang bernama Daniel.

"SETAAAAAAAAN!"

Setelah puas mengacak seluruh kamarnya, Daniel mengambil kunci kotor di atas nakas, berjalan dengan napas memburu ke arah pintu kamar, menuruni tangga dengan pandangan tajam, menghujam siapa saja yang berani menatap nya di sana.

Para asisten rumah tangga buru-buru mengalihkan perhatian atau pandangan mereka masing-masing, menjaga agar posisi tubuh mereka tidak membuat anak tuannya marah.

Daniel melangkah ke salah satu art di sana yang tampak bergetar ketakutan.

"Dengar, kalo bokap gue balik. Bilang gue nginep di rumah temen gue! Ngerti?"

"Mengerti den."

Oke, Daniel sangat butuh minuman untuk menghangatkan tenggorokannya yang dingin, mungkin dengan suasana bising serta lampu kelap-kelip akan sangat menyenangkan baginya. Oh tentu jangan lupakan musik yang mengalun indah di telinganya namun tidak dengan telinga orang waras.

Mahkluk sosial si kelab malan ini sedang menikmati kesenangan ya masing-masing, berjoget dengan banyak teman, bercumbu dengan pasangan tanpa melihat sekitar.

"Tambah lagi bang." Daniel mengangkat gelas kaca.

"Lo udah teler cil, sana Lo, anak kecil kok main ke sini. Pulang gih emak bapak Lo nyariin tuh."

Braakk..

Daniel geram, dia tidak bisa menahan membuat amarah daniel menggunung, siap meledak kapan saja yang dia mau.

"Gue bilang TAMBAH YA TAMBAH! Gue di sini bayar yah."

Suara decapan di samping Daniel semakin membuat amarahnya semakin menggunung. Siap meledak kapan saja yang dia mau.

"Hehh, Lo kalau mau ******* gak usah ganggu gue bego!" Daniel menyiram sepasang kekasih dengan minuman yang berada di tangannya.

Tentu saja dua pasangan kekasih itu tidak terima. Si laki-laki menyeret Daniel paksa ke tengah sehingga menarik perhatian orang di sekelilingnya. Bahkan musik DJ sudah tidak terdengar lagi di kelab ini.

Bughh..

Tangan berotot milik pria tadi kini sudah mendarat di perut Daniel. Daniel juga tidak terima. Dia membalas dengan mengkail kaki laki-laki itu sampai jatuh. Sayangnya tubuh Daniel ikut tertarik sampai jatuh mengenaskan di lantai kelab.

Suasana semakin mencengkram saat laki-laki dengan otot besar itu mengambil posisi. Daniel yang mabuk berat, tentu saja kalah, tapi dia tetap berusaha.

Banyak wanita-wanita di sana berteriak histeris saat bibir Daniel mengeluarkan darah. Bau anyir kini semakin menjadi ketika Daniel menggigit keras tangan berotot itu.

Entah kenapa, padahal gigi Daniel sama seperti manusia pada umumnya. Tapi malam ini mungkin dia kerasukan makhluk serigala sehingga bisa menggigit mangsanya sampai berdarah-darah.

"Sudah cukup!" Sang keamanan di sekitar kelab serta beberapa orang membantu agar keduanya terpisah walaupun agak sulit. Setelah beberapa saat akhirnya Daniel dan orang itu sudah terpisah.

"Gue bakal Inget muka Lo SAMPAI KAPAN PUN!" Itu kalimat terakhir yang Daniel ucapkan sebelum dia keluar dari kelab itu dengan perasaan dendam, kesal Karena tidak bisa mengalahkan lawannya.

Daniel bak orang gila. Luntang Lantung di pinggir jalan dengan baju robek serta babak belur. Motor mewahnya dia biarkan saja terparkir cantik di parkiran kelab. Daniel malas mengendari motor. Dia ingin bebas malam ini. Makanya dia berjalan sempoyongan tanpa tau arah tujuan.

"Arhggggggggggg," teriaknya frustrasi. Niat awal pergi ke kelab untuk bersenang-senang, ini malah sebaliknya. Siapa yang tidak kesal jika dia di posisi Daniel saat ini.

"Gara-gara wanita sialan itu, mamih jadi pergi..." Katanya lirih. Wanita sialan yang sudah merebut papah dari mamanya.

Entah sudah berapa lama dia berjalan,beberapa kali kakinya menendang angin hanya untuk melepaskan kekesalannya. Daniel yang masih setengah sadar merasa lapar tapi Daniel tidak peduli! Dia tidak berselera untuk makan, dia lebih berselera menyantap wanita untuk menghangatkan ranjangnya malam ini, mungkin ini cara dia melupakan sejenak tentang wanita sialan itu.

Tak lama wajah merahnya menyeringai, di susul gelak tawa kesetanan yang begitu nyaring.

"Arin! Haha.. Iyah gue butuh Arin! Ahahaha..."

Daniel merogoh ponselnya dari dalam saku. Mencari nama sopir dari kontaknya dengan susah payah, karena kepalanya terasa sangat pening.

"Jemput gue sekarang!"

"Aishhh gue gak tau gue di mana." Daniel menggerutu sambil membuka matanya lebar-lebar.

"Bang ini gue di mana?" Tanyanya pada tukang sate keliling yang kebetulan lewat. Untung saja abang-abang ini menjawab, walaupun pertama dia sempat bengong dulu.

"Gue di jalan..... Jemput gue sekarang!"

Follow yuk RosianaSalma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow yuk RosianaSalma

Lanjut gak? Lanjut dong

BEKAS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang