11. Malam mengerikan🕳️

2.5K 140 4
                                    

Bagian satu satu
.
.
.

Absen lagi yok, emot warna kuning 👉

Apa keseharian kalian?

Kalau author sih rebahan yahh

Hihi

Tandai typo 👀

Follow yaaa RosianaSalma


Suasana masih dalam keadaan hening, puluhan pasang mata kini berfokus pada dua orang yang masih beradu pandang dengan tatapan sengit.

Arin masih mengepalkan tangannya, tidak tahu apa yang harus dia perbuat sekarang. Meninggalkan permainan Daniel bukanlah satu hal yang benar. Arin tahu betul apa akibatnya jika dia nekat.

Dadanya bergerumuh, seiring dengan seringaian itu melebar.

"Jawab dong! Mau gue yang lepas?" Daniel terkekeh sesaat. "Hari ini gue beruntung. Tanpa harus susah payah narik Lo ke kandang dan gak perlu banyak drama ngusir semua guru di sini." Daniel memandang sekitar.

Mendengar kata 'guru' terucap. Salah satu panitia bergegas memeriksa lingkungan sekolah. Berharap masih bisa menemukan satu guru untuk menghentikan permainan gila daniel.

Di sekolah ini hampir semua orang tahu siapa itu Daniel, seperti kebanyakan sekolah pada umumnya, mengenal murid nakal memang jauh lebih lebih mudah di banding anak berprestasi apalagi yang biasa-biasa saja. Tapi di sini mungkin hanya sedikit yang mengenal Arin. Arin tidak begitu menonjol di sekolah, makanya Arin dapat menangkap beberapa bisikan mereka yang menanyakan siapa wanita yang kini berada di hadapan Daniel.

"Jawab dong! Lo buang-buang waktu gue," decaknya. "Mumpung gue masih sabar malam ini. Kalau lo mau buka sendiri, tenang aja borgol gue lepas kok."

Tidak bisa! Arin harus kabur dari sini. Dia tidak mau di permalukan Daniel begitu saja. Ayo Arin kamu pasti bisa, kamu tinggal hadap kanan terus lari, di arah kanan tubuh kamu tidak ada komplotan Daniel. Ya kamu hanya perlu lari. Lari!

"Lo kabur, adik Lo yang gila itu juga bakal gue kaburin," bisiknya pelan. "Oh, gak cuma itu. Mungkin biaya sekolah Lo selama ini bakal kabur juga,"tambanya lagi.

Tidak Arin, si brengsek ini hanya mengancam. Mana mungkin dia melepas umpannya begitu saja. Arin mencoba menenangkan perang dengan dirinya sendiri.

"Kali ini gue gak main-main. Kalo Lo mikir gue cuma ngancem, Lo salah," bisiknya lagi.
"Gue bisa aja cabut pembayaran adik Lo.
Habis itu adik Lo dibuang. Oh gak cuma itu, Lo pasti udah lupa kan? Lo itu udah di jual sama bo-"

BEKAS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang