25. BEKAS?🕳️

1.8K 118 6
                                    

Bagian dua lima
.
.
.

Absen, terserah kalian. Asal pake bahasa daerah kalian...

Tim bakso apa mie ayam?

Pilihan yang sulit yaa

Tandai typo 👀

Jangan luva voment dan follow RosianaSalma

Syok? tentu saja! Rasanya Arin geram sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Syok? tentu saja! Rasanya Arin geram sendiri. Walaupun nasib nya tidak jauh berbeda. Tapi Arin ingin tempat ini dibubarkan, kalau perlu dihancurkan sekalian.

"Jadi kalian berdua nih mau interogasi gue gitu? Emm boleh sih, tapi gue lagi cape gimana dong? "

Arin dan pak Arfan saling melirik. Sepertinya mereka berdua tahu apa yang ada di dalam otak wanita ini.

"Segini cukup?" Lima lembar uang berwarna merah pak Arfan taruh di atas meja.

Sama seperti warna uangnya wajah perempuan ini juga memerah, namun setelah itu kembali normal. "Yah murah dong. Yaudah gapapa, kalau gitu gue kasih infonya setengah juga."

Bocah edan!

Tapi kasian juga sih, entah Gimik atau memang karakternya seperti ini, yang jelas dia benar-benar salah ada di tempat ini. Pak Arfan merasa ini sangatlah miris! Teringat akan mendiang sang kakak dengan nama kotor dibelakangnya. Tidaklah mudah bagi keluarga mendengar nama sang kakak kotor dalam kepergiannya.

"Baiklah, ini. Saya hanya bawa satu juta."

Tak lama bibir merah ngejreng itu tersenyum. Semakin lama seringainya ikut melebar dengan mata yang berbinar. "Oke kayanya gue udah gak cape lagi deh. Yaudah mau nanya apa lagi selain umur?" Elah udah di kasih money baru baik itu mulutnya.

"Nama kamu siapa?" Sekarang Arin mengganti panggilan 'mbak' dengan kata 'kamu'. Umur mereka masih tergolong sama.

"Nama? Seinget gue nama gue ituh Mey. Tapi gak tau lah selama dua tahun gue di sini cuma dipanggil sembilan-sembilan." Mey membuka sedikit pakaian atasnya dan memperlihatkan di atas payudara terdapat tato bertuliskan 99, kalau dilihat dari dekat itu bukan tato tapi seperti bekas luka akibat benda besi panas berbentuk 99.

Pak Arfan membola, bukan apa. Tapi dia langsung teringat mendiang sang kakak yang meninggal juga mempunyai bekas luka yang sama saat di mandikan bedanya sang kakak bertuliskan angka 103 bukan 99.
Pak Arfan tahu ketika mamih Arlita pernah menceritakannya waktu mengenang sang kakak.

"Gini-" perkataan Arin terpotong.

"Oh gue juga udah sekitar dua taunan di sini, jadi jangan diragukan lagi. Goyangan gue pasti mantep!" Dia menatap nakal pak Arfan yang masih berdiri mematung, enggan sekali rasanya harus dekat dengan Mey.

BEKAS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang