30. Sebuah pelukan🕳️ End

3.1K 159 21
                                    

Bagian tiga kosong
.
.
.

Absen terakhir, bebas👉🏻

Tinggakan jejak kalian dalam cerita ini!

Follow untuk menghargai author RosianaSalma

Tandai typo!

"Pak makasih banyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pak makasih banyak. Berkat bapak dan Arin saya bisa bebas."

"Kamu bebas! Tapi sekarang Arin yang terjebak di sana!" Pak Arfan tidak bisa mengontrol dirinya. Di jalanan yang sepi ini dia berteriak kencang. Bukan bermaksud membentak Mawar, tapi untuk menumpahkan keresahannya.

"Maaf." Mawar menunduk.

Pak arafan mengantarkan mawar kerumahnya. Karena orang tua mawar masih mau anaknya selamat. Maksudnya, orang tua mawar masih sayang dan tidak mau anaknya sengsara hanya karena hutang miliknya.

"Terima kasih sudah Anatar Mawar pulang. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan selain berterima kasih pak." Pak Arfan hanya diam, pikirannya melayang hanya pada Arin. Tatapannya juga kosong. Tapi pak Arfan berusahan menjawab.

"Iya, tolong bawa Mawar pergi dari sini. Sejauh mungkin. Saya permisi."

"Pak." Mawar mencegat pak Arfan. Dia memberika buku yang tadi pak Arfan sempat baca sekilas dan masih belum menemukan foto kakaknya dan secarik kertas yang sudah lecek akibat di remas dengan keras. "Ini buku yang sepertinya pak Arfan butuhkan. Dan ini sepertinya kertas penting. Saya menemukannya saat pengawal itu memukul Arin dengan botol alkohol kosong berisikan kertas ini. Tadinya sayaa reflek aja ngambil ini. Tapi setelah baca saat perjalanan kemari. Sepertinya ini sangat penting untuk Arin."

Paka Arfan memberikannya. "Terima kasih."

**

Sementara di tempat lain Daniel tidak peduli Arin ada di mana, malam ini dia menghabiskan banyak belas alkohol dan bersenang-senang di area dance floor.

Mengikmati masa muda dengan mabuk-mabukan bukanlah suatu hal yang langka.

Meskipun kelab ini lebih banyak menerima tamu dari kalangan orang dewasa. Hanya remaja tertentu yang memiliki akses untuk bisa masuk dan menghibur diri di kelab ini.

Sudut mata Daniel menangkap sosok Arin yang di seret oleh para pengawal. Daniel bangkit dari duduknya dengan sempoyongan akibat alkohol yang mulai mengambil alih dirinya.

"Lepaskan Arin! Mau di bawa kemana dia?" Daniel berteriak.

Tuan Drak yang juga ada di sana memandang Daniel dengan geram. Bukanya dia sudah punya perumpuan yang jadi mainannya supaya tidak mengganggu dirinya dan kelabnya?

BEKAS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang