09. Setidaknya,Kesan indah🕳️

2.1K 162 3
                                    

Bagian kosong sembilan
.
.
.

Absen dulu pake emot yang paling sering kalian pake 👉🏻

Baca part ini hari apa?

Senin?

Selasa?

Rabu?

Kamis?

Jum'at?

Sabtu?

Minggu?

Ayo dong... Yang belum follow difollow dulu RosianaSalma

Tandai typo 👀

Matanya memincing saat menangkap lampu motor mengkilap dan menyorot ke arah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya memincing saat menangkap lampu motor mengkilap dan menyorot ke arah nya.

Tak lama sebuah tepukan hinggap di bahu Arin. Mendongak sedikit Arin dapat melihat wajah pak Arfan yang lumayan pucat. Dia juga masih menggunakan baju yang sama seperti saat di sekolah tadi.

"Ngapain di sini?" Pak Arfan memegang kedua bahu Arin dan mengangkatnya untuk berdiri. Namun sepertinya Arin tidak mendengar pertanyaan Arfan karena hujan deras menyamarkan nya.


Tubuh Arin terasa bergetar, dia sempat linglung dan baru sadar kalau keadaan taman sudah sangat gelap,hanya ada beberapa lampu taman yang temaram.Tidak ada siapapun di sini bahkan pedangang yang menetap pun semuanya pada tutup.

"Mari saya antar." Pak Arfan merangkul bahu Arin. Mengajak remaja yang masih linglung itu untuk naik ke atas motornya.

"Tidak perlu pak. Saya bisa pulang sendiri," Tolak Arin. Dia tidak mau merepotkan orang lain hanya karena ulahnya sendiri.

Bukanya menjawab, pak Arfan justru malah bersin. Arin dapat melihat hidung pak Arfan yang memerah di keremangan.

"Ayo."

Pak Arfan memajukan motornya menjauhi area taman, melesatkan ke arah jalan raya. Arin tidak menolak, dia juga sebenarnya juga butuh bantuan.

Tidak apa-apa kan kalau seorang murid di bonceng gurunya sendiri?

Masih di pertengahan menuju rumah Arin. Hujan serta angin malah semakin menjadi. Arin melindungi kepalanya dengan tas supaya tidak terlalu terkena air hujan yang lumayan sakit juga kalau Kela langsung ke kepala, pening.

"Mau neduh dulu?"

"Apa?"

"Neduh dulu Arin, kita bisa sakit kalau terus kehujanan seperti ini." Pak Arfan mengencangkan volume suaranya siapa Arin dapat mendengarnya dengan baik.

BEKAS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang