15. Pembersihan kelas🕳️

1.5K 126 2
                                    

Bagian satu lima
.
.
.

Absen pake emot warna merah❤️

Tandai typo 👀

Follow yaw RosianaSalma

'mamih masih gak terima kakak kamu mati dalam keadaan seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'mamih masih gak terima kakak kamu mati dalam keadaan seperti itu.' Ungkapan mamih Arlita kini terus menerus berputar di kepalanya. Arfan tidak bisa tidur!

Bukan hanya mamihnya saja yang tidak terima, tapi pak Arfan juga masih tidak terima dengan kejadian itu. Di tambah lagi keadaan muridnya, Arin. Semakin membuat pak Arfan teringat akan mendiang sang kakak.

Dengan satu cangkir teh  serta kepulan  uapnya. Pak Arfan berdiam diri di balkon kamarnya. Menyaksikan bintang yang bertebaran dan angin malam yang menyentuh kulitnya. Terasa sangat dingin.

Buku yang menampilkan halaman bertuliskan nama Arina Magelta dan biodatanya. Entah kenapa saat kejadian malam itu, tidur pak Arfan menjadi tidak tenang. Seharusnya tidur pak Arfan baik-baik karena Poja sudah ditemukan.

Yang jelas perasaan pak Arfan sekarang sangat tidak tenang. Kepalanya terisi penuh dengan nama serta wajah seorang Arin. Gara-gara dirinya juga, Arin sampai mengalami kejadian yang memalukan seperti itu. Andai saja waktu di rooftop dia tidak memotivasi Arin supaya ikut berpesta maka- ah sudahlah, tidak ada waktunya untuk berandai-andai.

Pak Arfan harus membantu Arin agar keluar dari masalahnya. Mungkin ini keputusan yang berat sebab dia akan ikut campur kedalam kehidupan Arin. Dan pastinya, akan ada sedikit kesulitan bagi pak Arfan untuk memulai. Ya, hanya perlu sedikit usaha dan memperbesar kesabaran. Tapi pertanyaannya,

Harus dari mana semua ini dimulai?

Karena hari sudah semakin malam, pak Arfan kembali masuk ke dalam kamar, mengunci pintu balkon dan menyalakan lampu tidur.

"Baiklah Poja. Tolong bantu tidurku supaya lebih nyenyak dari biasanya." Pak Arfan memeluk gulungan selimut dan memainkan ujungnya. Tapi sepertinya ada yang aneh.

Dalam keremangan kamar ini pak Arfan dapat melihat  Poja yang dia peluk sudah bolong. Lebih tepatnya robek sedikit di bagian ujung yang sering pak Arfan mainkan. Mungkin karena benangnya sudah rapuh.

"Sial," ucapnya.

*

Hari ini pak Arfan datang ke kelasnya untuk mengecek kebersihan kelas. Sekaligus berkunjung karena selama satu Minggu ini dia tidak pernah menemui kelasnya.

Karena pak Arfan hanya mengajar di kelas 10 saja, jadi dia sangat jarang melihat kondisi kelasnya.

Suasana riuh saat jam kosong mendadak senyap saat pak Arfan memasuki ruangan kelas. Di lihat dari lantai serta tataan meja memang sudah bersih. Tapi di bagian jendela serta banyak dekorasi yang sudah rusak sangat mengganggu penglihatan pak Arfan.

BEKAS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang