Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Doy's pict.
.
.
.
Sierra berjalan menuju dapur seraya memegangi kepalanya yang sedikit sakit karena terkejut saat bangun tidur.
Gadis itu salah mengatur alarm, harusnya ia menyetel satu jam lebih awal.
Saat ia bangun, Doyoung sudah tidak ada disampingnya.
Aroma masakan mulai menyerang indera penciumannya, saat sepenuhnya nyawa Sierra terkumpul, ia cukup dibuat tertegun dengan pemandangan yang ia lihat sekarang.
Soyeon yang sedang memasak, dan Doyoung yang sedang duduk manis di kursi meja makan.
Pemandangan macam apa ini?
"Kenapa-"
"Selamat pagi, eonni! Karena kau bangun terlambat, aku berinisitaif untuk membuatkan sarapan, tenang saja aku cukup pandai memasak, kok." sapa Soyeon dengan senyum manisnya.
Sierra menatap Doyoung, lelaki itu bahkan tidak meliriknya sama sekali.
Doyoung hanya fokus memperhatian Soyeon.
"Sudah siap! Oppa, ayo coba telur gulung buatanku. ini pertama kalinya aku coba membuatnya sendiri,"
Soyeon duduk dihadapan Doyoung, dan itu kursi tempat dimana Sierra biasanya duduk.
"Oppa! Aaa~"
Doyoung menerima suapan Soyeon.
"Bagaimana, oppa?"
"Enak,"
Jeng!
Seperti disambar petir, Sierra yang mendengarnya langsung tertohok.
Doyoung tidak pernah memujinya seperti itu.
T_T Poor Sierra.
"Eonni, kau mau coba juga, tidak?"
Sierra menggeleng sambil menyunggingkan senyum hampanya.
"Tidak, terimakasih. Kalian makan saja, aku bisa nanti." ucapnya, kemudian memilih kembali ke kamar saja.
Toh, tugasnya sudah diambil alih.
...
Sierra mematut dirinya di depan cermin kamar mandi, sembari mengeringkan rambut cokelat panjangnya menggunakan pengering rambut.
"Selamat datang hari Mingguku yang kali ini sepertinya lebih kelam daripada hari-hari sebelumnya,"
Mengikat kuat handuknya, dengan helaan nafas berat, ia mulai berjalan keluar.
Siap menyambut pemandangan-pemandangan romantis ala pasangan yang katanya hanya sebatas 'adik-kakak' itu.
Baru saja ia keluar dari kamar mandi, sudah ada Doyoung sedang berdiri menatapnya dengan posisi tangan tersilang di depan dada itu.
