Sierra menjauhkan tangan Doyoung yang mencengkeram kuat lengannya itu, tidak menyangka kalau akan secepat ini ia harus menjelaskan semuanya.
Mengumpulkan semua persiapan keberaniannya, seraya menghela nafas berat, Sierra balas menatap Doyoung.
"Ayo kita bicara di dalam,"
Dan sekarang, disinilah mereka, duduk berhadapan, dengan Sierra yang terus mencoba menenangkan dirinya sendiri, ia terus menggenggam tangannya yang sedari tadi terus bergetar diselingi dengan perasaannya yang berkecamuk.
Melirik berkas perceraian yang tergeletak manis di atas meja itu.
"Kau ingin bercerai dariku?"
Mendengar pertanyaan Doyoung, membuat perasaannya semakin kalut.
Sebenarnya ia masih sangat belum siap untuk memberitahu lelaki itu.
Tapi kenyataan yang harus ia hadapi sekarang sedang tidak berada dipihaknya.
"Kenapa kau melakukan ini?"
Sierra menggigit bibir bawahnya, Doyoung terus mendesaknya.
"Aku... aku pikir ini yang terbaik untuk kita, Doyoung-ah,"
"Apa alasannya?! Kenapa secara sepihak kau menganggap hal ini menjadi yang terbaik? Kenapa tidak memberitahuku?"
Sierra menatap Doyoung, "Begitu juga dirimu. Kau juga tidak memberitahuku apapun, apa kau tidak menyadari bagaimana kau selalu menolak menceritakan tentang dirimu dan masalahmu padaku? Kau selalu bilang semua itu tidak ada hubungannya denganku dan bukan urusanku."
"Apa kau sungguh tidak tahu atau kau hanya pura-pura tidak tahu? Semua itu sangat menyakitiku,"
"Aku selalu bisa bertahan, dan sampai Soyeon datang, aku benar-benar frustasi, saat-saat dimana kau selalu menghabiskan waktu bersamanya, membelanya. Apa alasannya? Apa karena gadis itu tahu segalanya tentangmu?"
"Aku juga ingin seperti itu, Doyoung! Maka dari itu aku selalu memintamu menceritakan masalahmu, ungkapkan perasaanmu yang selalu kau pendam itu. Tapi kenyataannya? Kau seperti tidak menganggapku ada. Hanya Soyeon dan Soyeon. Kenapa kau tidak bersama Soyeon saja kalau begitu? Aku istrimu, dan itu fakta yang menyedihkan."
Sierra terdiam sejenak, mengatur deru nafasnya yang tidak terkendali menahan emosinya.
Ia akan mengungkapkan semuanya saat ini juga.
Agar setidaknya lelaki itu tahu bagaimana terlukanya ia selama ini.
"Aku sangat ingin membencimu. Tapi kenyataannya aku bodoh, aku tidak bisa membencimu walaupun kau sudah menyakiti perasaanku berulang kali,"
"Kalau aku bisa, aku pasti sudah akan meninggalkanmu sejak sebelum pernikahan ini terjadi."
Sierra tidak bisa lagi menahan emosinya, air matanya jatuh bersamaan saat ia mulai mengungkapkan perasaannya terdalamnya.
"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu, Doyoung."
Doyoung tidak mengatakan apapun, lelaki itu hanya mengepalkan tangannya kuat, memandangi Sierra yang menangis di hadapannya dengan sorot mata yang siapapun akan sulit mengerti.
"Jadi, bukankah keputusanku benar? Kita terlalu cepat memulai semua ini. Waktunya tidak tepat. Aku tidak bisa bertahan lagi, semuanya sudah cukup."
"Baik itu kau ataupun aku, kurasa kita membutuhkan waktu untuk mengerti perasaan masing-masing. Kau juga harus bisa mengendalikan egomu. Jangan sampai kau menyakiti lebih banyak orang lagi karena hal itu,"
Sierra mengulurkan tangannya, meraih tangan Doyoung dan mengelusnya lembut.
Dengan air mata yang masih mengalir deras, pada akhirnya ia harus mengatakan hal yang merupakan keputusan terberatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrollably | KIM DOYOUNG (Completed)
FanficThis is Sierra vs her husband, Kim Doyoung who has a lot of uncontrollably red flags! 🚩