Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
Sierra menatap sebuah kartu undangan berwarna hitam dengan tinta silver itu ditangannya dengan perasaan kesal.
Terlebih kepada si pemberi undangan itu, Kim Doyoung.
"Kenapa menatapku begitu?" tanya Doyoung santai tanpa beban sama sekali.
"Kau. Kau itu, ya? Bagaimana bisa kau baru memberitahuku kalau malam ini ada pesta perayaan ulang tahun perusahaan? Dan acaranya di adakan dua jam lagi? Yang benar saja?!"
Doyoung mengangkat sebelah alisnya, "Tadi pagi sudah aku titipkan dengan Soyeon,"
Sierra memijat pelipisnya pelan, jadi masalahnya adalah Soyeon.
Lagi dan lagi, semenjak kejadian beberapa hari yang lalu.
Soyeon semakin menjadi-jadi menunjukkan kegilaannya pada Sierra.
Dan sekarang, gadis itu dengan seenaknya menyembunyikan undangan dan tidak memberitahunya sama sekali.
"Kenapa kau harus menitipkan padanya?" tanya Sierra frustasi.
"Karena kau tidak kunjung bangun,"
Sierra menyipitkan matanya, "Kau pikir gara-gara siapa aku kurang tidur tadi malam?"
Doyoung tidak menjawab lagi, ia melirik jam tangannya.
"Masih ada waktu dua jam, daripada terus mengomel, lebih baik kau bersiap-siap sekarang."
"Aku bahkan belum membeli gaun baru, ini acara yang sangat penting, kan? Pasti banyak tamu yang-"
"Pakai yang ada saja,"
Sierra merengut sebal, kemudian dengan cepat mengambil langkah seribu untuk pergi ke kamar mandi.
...
"Oppa! Lihat aku, bagaimana penampilanku?"
Soyeon berputar-putar dengan gaun berwarna abunya di ruang tengah.
"Hm, cantik."
Mendengar pujian itu tentu saja senyum Soyeon langsung merekah.
Gadis itu merangkul lengan Doyoung erat.
Sementara itu, Sierra hanya bisa diam saat mendengar Doyoung memuji Soyeon cantik dengan sangat mudah.
Sementara ia? Doyoung tidak pernah mengatakan apapun tentang penampilannya.
Mau bertanya juga percuma, ia yakin seratus persen lelaki itu hanya akan menyebutnya 'jelek' seperti biasa.
Meski sedikit merasa sedih, ia sudah terbiasa, jadi ia hanya bisa pasrah saja.
"Sudah siap?" Doyoung menatap Sierra.
"Se-sebentar, antingku," Sierra meringis pelan memperbaiki antingnya yang sedikit salah posisi
