Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
"Kenapa.. dia ingin tinggal lebih lama lagi?" tanya Sierra hati-hati.
"Soyeon itu masih delapan belas tahun, belum terbiasa kalau harus tinggal sendirian di apartemen, dan ini permintaan ayahnya sendiri, dia memintaku untuk menjaga putrinya selama disini, lagipula dia belum menemukan universitas pilihannya,"
Entah kenapa penjelasan dari Doyoung itu terdengar sedikit menyesakkan untuk Sierra.
Menjaganya?
Soyeon itu bukan siapa-siapa, sebegitu berhargakah sosoknya sampai Doyoung harus menjaganya?
"Kenapa harus kau?"
Doyoung menatap Sierra, "Kau tahu dia tidak punya siapa-siapa, hanya aku. Dia belum punya teman disini, kurasa akan berbahaya jika dia tinggal sendirian untuk sekarang,"
"Mengertilah, Sierra."
Sierra terdiam, ia hanya menatap Doyoung dengan sorot mata penuh harap, berharap setidaknya lelaki itu juga bisa mengerti apa yang ia rasakan.
Meskipun tidak jauh berbeda, ia sangat merindukan dimana hanya ada dia dan Doyoung di rumah ini.
Setidaknya Doyoung tidak harus membagi perhatiannya pada Soyeon.
Sierra memeluk Doyoung, menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya itu.
"Aku takut," lirihnya pelan, hampir menangis.
Aku takut jika kemungkinan terburuknya adalah kau pada akhirnya akan tetap memilih Soyeon.
Memiliki perasaan yang sama dengannya.
Sierra mengangkat sedikit wajahnya, ia ingin menatap Doyoung lagi.
Doyoung juga menatapnya tanpa mengatakan apapun.
Memberikan sorot mata yang tidak bisa ia mengerti.
Begitu misterius.
Doyoung menyentuh wajah Sierra, mengusap sudut mata gadis itu yang berair.
Sierra diam saja saat Doyoung mulai mendekatkan wajahnya dan mulai menciumnya.
Ia hanya bisa membalas ciuman itu seadanya, perasaannya berkecamuk dengan situasi seperti ini.
Ia juga ingin mengetahui segalanya tentang Doyoung.
Tapi fakta bahwa Doyoung seakan memberi pembatas agar dia tidak bisa mengerti bagaimana perasaan lelaki itu sebenarnya.
Sierra mencengkram baju suaminya itu dengan kuat, seiring dengan intensitas ciuman yang semakin membuatnya kewalahan.
Doyoung menjauhkan wajahnya, memberikan Sierra jeda untuk bernafas.
