Sierra melipat kedua tangannya di dada, memutar bola matanya jengah melihat pemandangan menyebalkan yang sudah lama tidak ia lihat.
Soyeon yang sedang menangis sembari memeluk Doyoung.
Ya, Kim Doyoung segera memesan jadwal penerbangan tercepat esok hari setelah Soyeon memberitahunya kalau ia sedang sakit.
Menduga gadis itu mengalami sakit parah, nyatanya ia hanya mengalami flu dan demam biasa.
"Oppa~ aku merindukanmu, sangat!"
Sierra mencibir dalam hati, telinganya panas mendengar suara Soyeon yang sengaja diimut-imutkan itu.
"Sakit apanya, itu hanya demam biasa," ucap Sierra pelan, tidak tahan lagi mendengar Soyeon yang terus merengek pada Doyoung.
Untungnya Soyeon tidak mendengarnya, begitupun Doyoung.
"Aku akan mengambilkan kompres untukmu," ucap Doyoung kemudian bangkit dari tempat tidur Soyeon.
Sierra dengan cepat menahan Doyoung, ia tidak akan mengalah begitu saja kali ini.
"Doyoung, kau pasti lelah, kan? Kita baru tiba dan besok kau juga harus ke kantor. Biar aku yang mengurus Soyeon, ya? Serahkan padaku,"
Bisa ia lihat Soyeon yang tadinya tersenyum, dengan cepat ekspresinya berubah drastis menjadi terkejut dan kesal mendengar ucapan Sierra.
"O-oppa,"
Doyoung menatap Soyeon, "Sejujurnya aku memang sedikit lelah. Soyeon-ah, Sierra akan mengambilkan kompres untukmu,"
Belum sempat Soyeon protes, Doyoung sudah lebih dahulu meninggalkan kamarnya.
Sierra tersenyum puas dalam hati, ia menatap Soyeon yang kini menggeram kesal.
Ketahuan sekali niat liciknya itu, tentu ia ingin Doyoung yang merawatnya.
Jangan harap aku akan membiarkanmu kali ini, Jung Soyeon.
Sierra kembali setelah mengambilkan kain kompres untuk Soyeon.
Tentu saja ia disambut dengan tatapan tidak suka oleh gadis itu.
"Eonni, kenapa kau juga pulang?!"
"Kenapa? Ini kan rumahku juga,"
Soyeon mendengus, ia memalingkan wajahnya.
"Pergi sana, aku tidak membutuhkanmu,"
Sierra tersenyum mendengarnya, "Jangan begitu, adik. Doyoung oppa-mu itu sudah memintaku untuk mengurusmu tadi,"
"Ini rencanamu, kan? Kau itu hanya tidak ingin Doyoung oppa bersamaku, kan?! Dasar rubah licik!"
Sierra tetap tersenyum meski dalam hatinya ia menjerit penuh amarah.
Apa-apaan Soyeon ini?! Menyebutnya 'rubah'? Dimana sopan santunnya?
"Soyeon, aku ini lebih tua darimu,"
"Lalu? Apa aku harus peduli? Mau lebih tua atau bagaimanapun, aku tetap tidak suka padamu, eonni."
Sierra masih bisa mempertahankan senyum manisnya.
"Kau sudah gila, ya? Terus tersenyum tidak jelas seperti itu?!" tukas Soyeon.
Wah, gadis ini temperamennya benar-benar mengerikan.
"Tidak gila, aku hanya teringat kenangan saat di Singapura saja,"
Soyeon masih menatap Sierra kesal.
"A-apa saja yang kalian lakukan disana?"
"Banyak! Kami jalan-jalan berkeliling kota, menonton film, pergi ke banyak kafe, makan ini makan itu, dan juga... menghabiskan malam bersama,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrollably | KIM DOYOUNG (Completed)
FanfictionThis is Sierra vs her husband, Kim Doyoung who has a lot of uncontrollably red flags! 🚩